Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Deru Debu I

2 Januari 2019   16:45 Diperbarui: 14 Januari 2019   16:53 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Acara karena aku mulai bekerja hari ini, Kecik!"

"Bekerja di mana, Kyai? Menjadi buruh angkut di penggilingan padi Juragan Arman? Nanti Kyai bertengkar pula dengannya pasal gaji kecil."

"Taklah aku mau bekerja lagi dengannya. Aku mau ke Jakarta!"

Kecik menatap Kyai takjub. Dia berhenti memerhatikan anak-anak yang baru pulang sekolah. Dalam benaknya, Jakarta itu sangatlah besarnya. Amat ramai. Ibu tirinya, si Lila itu, pernah berjalan-jalan ke Jakarta. Hanya lima hari saja. Namun menceritakan kebanggaannya pergi ke kota besar itu, seolah dongeng si kancil dan buaya, yang selalu berulang-ulang dia ceritakan kepada Kecik.

"Wah, Kyai pasti akan kaya!"

Kyai Ali memukul pelan bahu Kecik. Katanya, "Kaya bagaimana, Kecik! Aku tetap pekerja kasar. Kau kenal Leman, orang kaya sekampung ini, kan?" Kecik mengangguk. "Nah, dia mengajakku bekerja di truk barangnya. Rencananya nanti malam aku dan kawan-kawan akan berangkat iring-iringan membawa beras milik Juragan Arman ke Jakarta."

Kecik tak sadar menjerit sambil melompat berdiri. Kyai Ali tersentak, dan buru-buru mengelus dadanya.

"Maaf, Kyai. Ini karena pengaruh saking senangnya. Sejak kapan Kyai bisa menyopir? Sopir truk pula! Hahaha tak kusangka Kyai diam-diam bisa menyopir."

"Taklah sampai sehebat itu. Kapan Kyai-mu ini bisa menyopir? Kau ini memang suka bermimpi! Aku hanya membantu-bantu saja. Istilahnya kernet, begitu." Kecik mengangguk-angguk. "Kau kenal Sujak, kan?"

"Yang berjualan kerupuk di pasar kecamatan itu?"

"Bukan! Itu Sujak Gatal! Ini Sujak Pelor. Kau mengenalnya, bukan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun