Aku rintik hujan.Â
Jatuh untuk rindu pada muara-muara sungai.
Sejenak pernah membasahi manis parasmu.
Walau pada akhirnya kau usap, Aku akan kembali,
 berharap kau menjumpaiku.
Percayalah disetiap rintik itu, ada rindu.
Bisa jadi, aku terlalu mendongak ke langit.
Terbuai Keindahan, lupa berpijak pada apa.Â
Bahkan tanah yang kini ku tapaki
terkikis sedikit demi sedikit menjatuhkanku pada sebuah dimensi berbeda.
Aku hanya ingin ada dalam sudut pandang yang lebih tinggi.
Dengan begitu, semua nampak jelas.
Senja yang sore hari kau pandangi,
 mampu kusentuh atau bahkan bisa ku bawakan untukmu.
Walau pada akhirnya,
senja yang kau agung agungkan itu pergi meninggalkan mu..
Lalu tak ubahnya suasana kuning cerah menjadi malam yang begitu gelap.
Gugusan bintang membentang begitu rupa,
sunyi berganti menguasai.
Dan kini satu satunya yang tersisa hanyalah goresan
yang kau buat sebagai prasasti kesendirian.
Kapan pun sunyi merasuk jiwamu, kemarilah!
Karena hanya Aku lah yang berdiri disitu, setia untuk mu.
Bayonet.project | Fajar Afandu | Suarku