Mohon tunggu...
rifan fauzan
rifan fauzan Mohon Tunggu... Freelancer - sebagian imaji

buah tukar pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Adsortif Serotonin

22 November 2020   12:18 Diperbarui: 22 November 2020   12:38 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku rintik hujan. 

Jatuh untuk rindu pada muara-muara sungai.

Sejenak pernah membasahi manis parasmu.

Walau pada akhirnya kau usap, Aku akan kembali,

 berharap kau menjumpaiku.

Percayalah disetiap rintik itu, ada rindu.

Bisa jadi, aku terlalu mendongak ke langit.

Terbuai Keindahan, lupa berpijak pada apa. 

Bahkan tanah yang kini ku tapaki

terkikis sedikit demi sedikit menjatuhkanku pada sebuah dimensi berbeda.

Aku hanya ingin ada dalam sudut pandang yang lebih tinggi.

Dengan begitu, semua nampak jelas.

Senja yang sore hari kau pandangi,

 mampu kusentuh atau bahkan bisa ku bawakan untukmu.

Walau pada akhirnya,

senja yang kau agung agungkan itu pergi meninggalkan mu..

Lalu tak ubahnya suasana kuning cerah menjadi malam yang begitu gelap.

Gugusan bintang membentang begitu rupa,

sunyi berganti menguasai.

Dan kini satu satunya yang tersisa hanyalah goresan

yang kau buat sebagai prasasti kesendirian.

Kapan pun sunyi merasuk jiwamu, kemarilah!

Karena hanya Aku lah yang berdiri disitu, setia untuk mu.

Bayonet.project | Fajar Afandu | Suarku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun