Mohon tunggu...
Rido Nababan
Rido Nababan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Hanya menuliskan pikiran dan perasaan melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cerita Fiksi Pendek: Di Bawah Langit Biru yang Pudar

16 April 2024   05:52 Diperbarui: 16 April 2024   06:00 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Background by Pixource

Di Bawah Langit Biru yang Pudar

Oleh: Rido Nababan

Desa Sekarwangi, yang dulunya dikenal sebagai surga tersembunyi, kini diselimuti kabut asap tebal. Langit yang biru cerah kini tampak pudar, bagaikan lukisan yang tercoreng arang. Asap dari pabrik kertas raksasa, PT. Langit Biru, menyelimuti desa, membawa penyakit dan kematian bagi penduduknya.

Ayu, gadis kecil berusia 13 tahun, terbatuk-batuk setiap hari. Matanya perih, dan kulitnya gatal-gatal. Dia melihat teman-temannya satu per satu jatuh sakit, dan beberapa bahkan tidak selamat. Rasa sakit dan kesedihan menyelimuti hatinya.

Ayu teringat cerita dari neneknya tentang masa lalu Desa Sekarwangi. Neneknya bercerita tentang sawah yang luas, sungai yang jernih, dan hutan yang lebat. Desa itu penuh dengan kehidupan dan keceriaan.

Namun, semua itu berubah ketika PT. Langit Biru datang. Pabrik itu membawa lapangan pekerjaan dan kemajuan ekonomi, tapi juga membawa polusi dan penyakit. Hutan ditebang, sawah diubah menjadi pabrik, dan sungai tercemar limbah.

Ayu tidak ingin masa depannya seperti ini. Dia ingin Desa Sekarwangi kembali menjadi surga tersembunyi seperti yang diceritakan neneknya. Dia ingin langit biru kembali cerah, dan udara kembali segar.

Suatu hari, Ayu bertemu dengan Pak Lurah, pemimpin desa yang bijaksana. Pak Lurah juga prihatin dengan kondisi desa dan ingin melakukan sesuatu. Dia mengajak Ayu untuk membantu mengorganisir protes terhadap PT. Langit Biru.

Ayu dan Pak Lurah mengumpulkan penduduk desa dan menjelaskan tentang bahaya polusi dari pabrik. Mereka mengajak penduduk untuk bersatu melawan PT. Langit Biru dan menuntut perbaikan lingkungan.

Awalnya, penduduk desa ragu-ragu. Mereka takut akan diintimidasi oleh PT. Langit Biru. Tapi, Ayu dan Pak Lurah terus meyakinkan mereka bahwa hanya dengan bersatu, mereka dapat melawan ketidakadilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun