Mohon tunggu...
Muhamad Baqir Al Ridhawi
Muhamad Baqir Al Ridhawi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lagi belajar nulis setiap hari.

Blogku sepi sekali, kayaknya cuma jadi arsip untuk dibaca sendiri. Hohohoho. www.pesanglongan.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Cara Mendapatkan Pasangan?

6 Desember 2020   15:02 Diperbarui: 6 Desember 2020   15:30 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bagaimana Cara Mendapatkan Pasangan?

Aku bisa memahami isi kepala pemuda itu. Apa pun harus dilakukan untuk menyalurkan semua energi masa muda yang hanya dipenuhi soal wanita. Tetapi, gadis-gadis di sini (Georgia) harus tetap lugu dan menjaga kesucian diri. Dan, aku pun mengerti mengapa para pemuda di sini terpikir untuk menyergap gadis di tengah ladang atau di jalanan. 

Bukan berarti aku menyetujui perbuatan tersebut atau bahkan membenarkan hal itu. Tetapi, keadaan sosial-psikologis di sini, banyaknya hal yang ditabukan, serta tekanan yang ada; ini semua menjadi alasan penculikan gadis yang diidamkannya.

(The Geography of Love, Peter Theisen)

Bagi laki-laki di Georgia mungkin keadaan ini memang membuatnya sulit. Perempuan-perempuan yang lugu, tertutup, dan saleh (dengan Kristen Ortodoks-nya) memaksa laki-laki untuk berjuang lebih. 

Berjuang lebihnya itu bisa berbentuk tindakan pendekatan yang mungkin agak memaksa dan tak tahu diri. Atau malah ekstrim seperti menculik. Karena jika mereka berhasil menculik perempuan maka mereka berhasil mendapatkan perempuan itu. Di sana orang-orang menganggap kalau perempuan yang sudah diculik berarti dia sudah tidak perawan lagi. Dan kalau sudah seperti itu mau tidak mau perempuan itu menikahi penculiknya. Sebab 80-90% pria di sana sangat menuntut calon mempelai wanitanya dalam keadaan perawan.

Aku membayangkan kalau aku berada di posisi pria Georgia itu, pasti aku sangat payah dalam mendapatkan pasangan. Mungkin karena aku orangnya introvert, bahkan cenderung antisosial. Dan sebetulnya, tak perlu berada di posisi pria Georgia pun aku sudah payah. Hahaha.

Judul di atas itu adalah pertanyaan yang menggelisahkanku selama ini. Karena hingga sekarang pun pertanyaan itu tidak berubah menjadi jawaban, alias masih jadi pertanyaan.

Jujur, hal yang membuatku tertarik pada perempuan pertama kali adalah fisiknya. Tetapi aku juga tidak muluk-muluk. Aku tahu diri. Setidaknya yang wajahnya mirip denganku. Maksudku derajat kecakepannya. Jangan terlalu di atasku. Jangan terlalu di bawahku.

Lalu, barulah pertanyaan-pertanyaan ini muncul di kepalaku. Dan aku harap aku bisa tahu jawaban darinya dengan segera.

Apa yang dia pikirkan tentang masa depannya?

Apakah dia punya impian besar dalam berkarier? Jika iya, apa? Lalu bagaimana nantinya ketika sudah bersuami? Apakah mau berkompromi? Atau bagaimana?

Atau jika tidak, apakah hanya ‘yang penting menikah’?—seperti, pokoknya kalau sudah menikah tinggal ikut menurut suami. Dan kenapa begitu? Lalu suami yang dicari seperti apa? Atau hanya menurut perjodohan yang dilakukan orangtuanya?

Apakah ada kriteria khusus, seperti kaya dengan gaji sekian, profesinya apa, fisik dan penampilannya bagaimana, yang berlatar belakang keluarga seperti apa, yang pintarkah, pintar dalam bidang apa, dan seterusnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun