Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pasca Dipenjara bagi Perawat Kontroversial John Sir

12 September 2020   12:10 Diperbarui: 12 September 2020   12:08 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: FB Syaifoel Hardy II

Yang saya harapkan adalah JS mengerti dan paham akan hal ini. Sehingga tidak perlu memperpanjang masalah yang membuat dia makin sedih, atau sakit hati berkepanjagan. Ini tentu akan merugikan dia sendiri.

Maksud saya, kalaupun JS di pihak yag benar, biarlah nanti Tuhan yang membalas, memberi hukuman kepada 'lawannya'. 

Inilah keadilan sejati yang manusia tidak bisa mengambil alihnya. Saya berharap JS berhati besar dalam menerima kenyataan ini sebagai 'keputusan Tuhan'. Toh, masih bayak kebaikan yang bisa dikerjakan nanti setelah bebas dan penjara.

Pasca Penjara

Sebagai seorang perawat senior, menurut saya tidak lama lagi JS akan memasuki pension. Pasti banyak dirindukan oleh teman-teman seprofesi kisah-kisah 'heroiknya' selama masih muda serta perjuangannya dalam membangun profesi. Teman-teman pasti tidak ingin mendengar adanya 'konflik' berkepanjangan yang hanya akan membawa duka.

Dua tahun terakhir ini, dunia medsos keperawatan banyak diisi dengan diskusi terkait JS, seolah-olah tidak ada masalah lain yang perlu dibicarakan dalam profesi ini. Sementara profesi perawat di Indonesia menghadapi berapa masalah besar yang membutuhkan solusi.

Di antaranya adalah masalah Ukom, perolehan STR, kesempatan kerja, honor, upah yang tidak layak, pelatihan serta mahalnya pendidikan berkelanjutan. Tujuh masalah ini masih belum ditambah dengan Covid-19.

Adalah sangat bijak jika JS mengubah jalan fikirnya. Yang sudah, sudahlah. Biarlah berlalu. Hidup di dalam penjara itu merupakan masa lalu yang harus dikubur dan tidak perlu dikenang lagi, kecuali hikmahnya. Sebaliknya, ada baiknya kini fokus menatap masa depan.

Tidak ada masalah organisasi yang tidak ada solusi, terlebih, di Indoensia ini tidak lama lagi akan ada Konsil. Sebentar lagi, organisasi profesi kita akan dibina oleh Konsil Keperawatan. 

Jadi, untuk apa menumpuk konflik sesama sejawat? Lebih baik duduk bersama, bicarakan dan cari jalan keluar bersama. Tengkar terus, tidak elok dipandang profesi sebelah.

Hindari saling olok-olok sesama profesi, yang hanya menimbulkan rasa saling benci dan bully. Sudah tidak ada gunanya lagi. Perawat muda kita butuh perawat-perawat senior yang akur, bersatu, serta bisa jadi panutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun