Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Megawati Presiden Jilid II dan Ancaman Stateless Habib Rizieq

3 September 2020   20:39 Diperbarui: 3 September 2020   20:44 8920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pinterpolitik.com

Bahkan, betapapun mereka masih sangat menghormati Megawati, bukan berarti mereka setuju kalau Mega tampil lagi duduk di kursi kepresidenan periode mendatang. Munculnya Prabowo-Puan misalnya, merupakan bukti dinamika dalam tubuh PDIP terkait perubahan future leadership-nya.

Kontroversi di luar PDIP

Kalau di dalam tubuh PDIP saja terjadi kontroversi, apalagi di luar PDIP. Orang-orang dari partai lain, Demokrat, Gerindra, PAN, PKS, PKB, Golkar, hingga partai yang baru lahir Gelora, pasti akan pasang ancang-ancang bila ini terjadi. Jika Megawati benar-benar mau maju lagi, lantas siapa yang akan disandingkan di sebelahnya? Amien Rais tentu akan koar-koar.

Prabowo pasti tidak akan bersedia. Bahkan, dalam tubuh internal PDIP pun kalaupun skenario ini jalan, Ganjar Pranowo tidak akan mungkin bersedia. Atau Puan Maharani, sang puteri dari Megawati. Pula dipastikan tidak akan bersedia tampil. Baginya tidak elok bagi reputasi partai.

Oleh sebab itu, PDIP pasti mikir tidak ingin mendominasi Capres dan Cawapres dari partai yang sama. Belum tahu  lagi, seandainya Mahmud MD dari Partai PKB. Siapa tahu partainya merestui untuk berdampingan dengan Megawati?
Orang akan bilang, skenario Megawati masuk bursa Presiden nanti ini ngawur. Tapi siapa tahu 'hati' politik?

Politik itu sering kali berjalan di luar nalar manusia. Perhitungan kita acapkali meleset karena politik tidak bisa diduga. Megawati sekarang menolak, karena fokusnya masih pada pembinaan kader partai. 

Bukan berarti tidak ada kemungkinan kader-kadernya, seperti berubahnya fikiran  Mahatir Muhammad, dari Partai Pejuang Tanah Air di Malaysia yang tampil ulang.  

Habib Rizieq dan Rachma. Sumber: jpnn.com
Habib Rizieq dan Rachma. Sumber: jpnn.com
Keluarga Bung Karno Tidak Satu Suara dengan Megawati

Tantangan besar lainnya berasal dari keluarga Bung Karno sendiri. Tahun 2016 lalu, dalam sebuah kesempatan, pernah Habib Rizieq mengajak adik bungsu Mega, Rachma, untuk ikut dalam Aksi Bela Islam pada bulan November 2016.

"Saya meminta kepada penguasa sekarang untuk tidak pilih kasih. Tidak ada perlakuan khusus bagi siapa saja yang terindikasi melakukan pelanggaran hukum. Penistaan terhadap simbol atau lambang negara termasuk perbuatan pidana, apalagi yang dinistakan agama, itu termasuk pidana berat," beber dia (JPNN.com, 31/10/2016).

Pernyataan ini mengindikasikan bahwa dalam keluarga Bung Karno sendiri, tidak senada dengan jalan fikiran Megawati. Pada Pemilu lalu, seperti kita ketahui, Rachmawati mendukung pasangan Parbowo-Sandiaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun