Lebih dari 2000 hotel tutup karena Corona (CNBC Indonesia, 4 Mei 2020). Tempat wisata, restaurant, rumah makan dan kios fast food juga tutup. Daftarnya akan terus, tidak terhenti sampai di situ. Sebanyak 47% UMKM bangkrut akibat Pandemi Corona (Bisnis Tempo, 20 Mei 2020).Â
Akibatnya bisa diduga. Tenaga kerjanya harus dirumahkan. Padahal, UMKM, Hotel, restaurant hingga kios makanan kecil, erat kaitannya dengan tempat-tempat rekreasi yang kini ditutup.Â
Jika setiap hotel mempekerjakan rata-rata 100 orang, maka tidak kurang 200.000 tenaga kerja hotel yang nganggur saat ini. Belum lagi ditambah dengan pengangguran karena UMKM yang bangkrut. Dalam hitungan ekonomi, nilainya sangat besar.
Di sisi lain kita mungkin lupa. Ada orang-orang yang hobinya rekreasi. Ada yang malah 'gila' rekreasi. Mereka saat ini sangat 'stress', karena tidak tahu harus ke mana.Â
Sebelum ada Corona, setiap akhir pekan atau liburan selalu punya acara berkunjung ke berbagai tempat. Tidak harus mahal. Yang penting ke luar rumah, ganti suasana. Saat ini, kondisinya benar-benar beda. Jangankan tempat rekreasi skala besar, Mall saja, tutup. Jadi harus bagaimana?
Booming tempat-tempat rekreasi ini bermula pada awal tahun 2000-an. Waktu itu di mana-mana mulai berbenah untuk menarik pengunjung. Mulai dari rumah makan, tambak, bukit, gunung, danau, Taman Safari, kolam renang, hotel, taman kota, hingga pantai. Semuanya disulap, berbenah mencari identitas dengan gaya yang berbeda.Â
Masyarakat Indonesia yang semula hanya mengenal Jakarta sebagai tempat wisata prima, berubah kiblatnya. Orang kita mulai melirik hal-hal yang tidak biasa. Mancing, hiking, arung jeram, hingga panjat tebing.
Model rekreasi makin gila ketika muncul HP yang dilengkapi dengan Camera. Makin gila lagi dengan adanya Android, WhatsApp, video call, Instagram dan lain-lain. Tempat rekreasi berubah total.Â
Tempat yang semula digunakan sebagai sarana hiburan bulanan atau musiman, kini jadi kebutuhan dan gaya hidup. Ada yang malah memperlakukannya sebagai bentuk lain dari strata sosial ekonomi dan gengsi.
Di Aceh misalnya, sesudah Tsunami, lahir 8 destinasi wisata keren, seperti Monumen Aceh, Kapal di Atas Rumah, Kapal PLTD Apung, Taman Edukasi Tsunamai, Museum Tsunami, Masjid Baiturrahman, Masjid Rahmatullah dan Kubah Masjid Tsunami. Total ada 37 destinasi wisata terkenal di Aceh saat ini.Â
Semula, hanya ada 5 tempat wisata terkenal yang banyak dikunjungi, yakni Pantai Ulee Lheu, Pantai Lhoknya, Pantai Lampuuk, Pantai Ujong Bate dan Pulau Rubiah. Kelima destinasi ini kini makin cantik wajahnya, sesudah renovasi karena dihantam Tsunami.