Mohon tunggu...
Richa Miskiyya
Richa Miskiyya Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Perempuan biasa dengan kehidupan biasa, namun selalu menganggap jika kehidupannya itu luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Ibu, Cahaya Pertama untuk Anakku

6 Desember 2020   23:55 Diperbarui: 8 Desember 2020   10:35 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsep berbagi ini kami ajarkan pada anak saya sedini mungkin, agar ia tahu bahwa memberikan apa yang ia miliki tidak akan membuatnya kekurangan, karena justru akan membuatnya bahagia.

Bermula dari mengajarkannya memberi makan kucing yang setiap hari mampir ke rumah, kemudian mengajarkan ia bagaimana bahagianya memberi makan ayam, kini ia tak segan untuk berbagi apa yang dia miliki.

Saat mengajarkan pada anak konsep berbagi, sebisa mungkin saya menghindari kata-kata yang seharusnya digunakan untuk mengajak berbagi, akhirnya menjadi kalimat bernada ancaman, misalnya "Ayo nasinya dimakan, nanti dimakan kucing, lho."

Kalimat seperti itu, akan membuat anak berpikir kalau kucing tidak boleh dikasih makan, ini akan membuat anak meyakini bahwa tidak memberi makanan pada kucing adalah sikap yang baik. Padahal konsep berbagi harus kita tanamkan sejak dini, bukan hanya terhadap sesama manusia, tetapi juga makhluk hidup lainnya.

Menjadi Ibu yang Seru

Anak-anak senang bermain, maka dari itu saya juga selalu berusaha menjadi ibu yang seru ketika diajak bermain. Meskipun kadang tidak mudah, karena saat anak saya ingin bermain, saya harus memasak atau mencuci.

Jika memang saya sedang tidak bisa bermain, maka saya akan mengatakannya pada anak saya. Biasanya dia akan bisa memahami, meski terkadang ia juga merengek untuk ditemani.

dokpri
dokpri
Saat bermain dengannya, sebisa mungkin saya akan menjadi ibu yang seru, bermain dengan serius, dan menempatkan diri seolah-olah kami teman sebaya. Kami biasanya bermain petak umpet di dalam rumah, saat dia bersembunyi di balik gorden dengan kaki yang jelas-jelas terlihat, atau bersuara ketika bersembunyi di dalam lemari, biasanya saya akan pura-pura tak tahu dan pura-pura bingung mencarinya.

Kemudian dari tempatnya bersembunyi, ia akan keluar sambil berteriak, saya pun pura-pura terkejut, dan di sana saya lihat ia tertawa bahagia. Ya, sesederhana itu kebahagiaannya.  

Menjadi Ibu yang Mau Mendengar dan Mengapresiasi

"Ma, dengerin aku, dong." Begitu protes anak saya ketika saya sedang sibuk dan tak mendengarkan ketika diajaknya berbicara tentang tokoh kartun kesukaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun