Membiasakan siswa untuk berbicara sopan, rapi, bekerja sama, berdamai dengan sanksi, dan bertanggung jawab jauh lebih penting daripada sekadar mengejar nilai 98-100. Guru, siswa, dan orang tua faham posisi.Â
Kemudian dengan kolaborasi antara keluarga dan sekolah, pendidikan karakter bisa terbentuk secara lebih utuh dan berkesinambungan.
Akhir Kata
Jika sekolah hanya mencetak siswa yang cerdas tanpa karakter, maka kita sedang membangun generasi yang rapuh. Kemajuan sejati bukan hanya diukur dari kecerdasan otak, tetapi juga dari kebijaksanaan hati. Saatnya sekolah kembali ke fitrahnya dan semua pihak mendukungnya: membentuk manusia yang utuh, bukan sekadar angka di atas kertas.
(Yu)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI