Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Tips Meminimalkan Kesalahan Orangtua dalam Mendidik Anak agar Tak Berujung Maut Kelak

6 Desember 2022   01:09 Diperbarui: 6 Desember 2022   01:23 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peluk anak untuk mengurai emosinya: hallodokter.com.641287

Beberapa kesalahan orang tua dalam mendidik anak terutama anak cowok gang saya amati dari saya kecil hingga dewasa. 

Pertama, tingkat pendidikan orang tua milenial yang rendah, hanya tamat SD, SMP, dan SMA. Orang tua ini sering kasar kepada anak. Sering menuntut anak untuk membalas jasa kepada keluarga.

Mereka tak memiliki ilmu parenting dan malas membaca. Mereka mengedepankan ego. Mendidik anak sesuai warisan turun temurun. Perintah dan paksa. Mereka memanjakan anak di masa kecil dan tiba-tiba menuntut rajin setelah anak remaja dan dewasa.

Kedua, pola asuh anak yang salah. Orang tua memanjakan anak sejak kecil. Tak pernah mengajari anak pekerjaan rumah. Sehingga mereka beranggapan semua pekedjaan rumah untuk perempuan.

Sejatinya anak lelaki dan perempuan sama memiliki tanggung jawab. Misalnya anak perempuan diajari menyapu rumah, mencuci piring, dan melipat kain dari jemuran. Ini tugas ibu yang membimbing.

Sedang putra kita bisa dibimbing ayah menguras bak mandi, mencuci pakaian di mesin cuci, dan membersihkan halaman rumah serta berkebun.

Bagilah pekerjaan secara adil dan proaktiflah Ayah Bunda membimbing mereka. Sambil kita mencurahkan kasih sayang kepada mereka. Menurut A.A. Gimnastiar, kasih orang tua kepada anak seperti air terjun. Tapi kasih anak kepada orang tua seperti air dalam sumur yang dalam.

Ketiga, Orang tua beranggapan bahwa anak laki-laki tidak boleh ikut campur urusan dapur. Inilah budaya yang melekat di masyarakat. Terutama di beberapa daerah di Indonesia. Orang tua lupa bahwa anak laki-laki juga butuh makan dan berhemat.

Tak ada salahnya anak laki dan anak perempuan cakap di dapur. Toh kita orang tua tak mungkin melayani mereka seumur hidup. Diskusikan dengan mereka jadwal masak bergantian. Agar mereka mencintai dapur, memasak, dan rumah.

Keempat, orang tua dalam mendidik anak laki-laki suka menuntut agar anak memendam emosinya. Orang tua beranggapan bahwa anak laki-laki tak boleh menangis.

Akhirnya emosi anak harus selalu ditahan dan mereka belajar bahwa perasaan yang alami ini harus disembunyikan. Ini pendapat keliru. Layaknya anak cewek, anak cowokpun berhak menangis agar lega. Emosi yang ditahan-tahan suatu waktu bisa meledak, seperti ical pada kasus di atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun