Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjuangan Sepele Menuju Pribadi Lebih Baik

15 September 2022   22:40 Diperbarui: 15 September 2022   23:05 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjuangan Dalam Kehidupan

Burung beo itu menirukan salam Raziq. Assalamualaikum...

Raziq Raziq Raziq lalu beo itu bercerita kepada Raziq dengan sok wibawa wkwkwkkkk

Di hari Senin, 4 Februari, lahirlah seorang anak laki-laki bernama Raziq. Dia lahir dengan sempurna dan sehat. Dia ditunggu. Disayang, lalu dibesarkan dengan penuh kasih sayang dari orang tuanya.

Orang tuanya bekerja sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi. Kadang orang tuanya begitu sibuk. Terkadang, dia terpaksa diasuh oleh neneknya ketika orang tuanya bekerja. Dia diajari oleh orang tuanya dan neneknya banyak hal. Belajar membalik badan, menelungkup, merangkak, dan  berjalan.


Awalnya merupakan hal yang sulit, namun pada saat berumur 12 bulan, akhirnya dia sudah pandai berjalan. Meski baru tertatih.
Dia tinggal di Kampung Manggis, tepatnya di Gang Jambu. Dia juga punya seorang teman bernama Habib. Biasanya, mereka bermain di luar sampai sore, ketika jam menunjukkan pukul lima, mereka pulang ke rumah masing masing.

Waktu demi waktu berlalu. Raziq pun tumbuh menjadi anak yang pintar. Pada saat berumur enam tahun, dia pun mulai masuk TK. Dia bersekolah di TK Permata. Salah satu TK termahal di kotanya.

Seperti biasa, awalnya, dia tidak mau bersekolah karena dia tidak ingin ditinggal oleh orang tuanya. Dia juga takut karena dia tidak memiliki teman di sana. Namun, setelah dibujuk beberapa kali okeh gurunya yang cantik, akhirnya dia mau.

Di TK Permata ini, ada tiga teman yang akrab dengannya. Mereka ini menjadi sahabatnya ke depan. Mereka adalah Rauf, Fariel, dan Sayyid. Mereka kompak seperti amplop dengan prangko. Mereka sering bermain bersama ketika waktu istirahat. Kadang mereka menunggu jemputan dengan bermain bola di lapangan sekolah itu.

Di sini, Raziq diajari oleh gurunya. Ilmunya pun bertambah saat dia bersekolah. Sudah banyak doa harian yang mereka hafal. Pada saat berumur tujuh tahun, akhirnya mereka tamat TK. Saatnya untuk Raziq masuk SD. Dia pun mulai bersekolah di SDN 26. 

Dia senang sekolah di sana karena dia punya banyak teman. Apalagi teman-temannya juga bersekolah di sini. Namun suatu hari, kecelakaan menimpa Raziq. Pada saat asyik bermain, salah seorang temannya mendorong Raziq dengan sangat keras. Dia terjatuh hingga kepalanya terbentur ke dinding. Kepalanya pun mengeluarkan darah.

Hal ini membuat Raziq kesakitan, iapun menangis, dan segera mendapat pertolongan dari gurunya. Gurunya juga menelfon orang tuanya untuk segera dijemput. Setelah dijemput, dia dibawa ke puskesmas terdekat.

Di puskesmas, dia segera diobati oleh perawat di sana. 

"Ungtung lukanya tak serius. Karena tengah hari darah banyak keluar. " Setelah beberapa saat, akhirnya darah berhenti . Dia sudah bisa pulang ke rumah dan beristirahat.

Keesokan harinya, dia pun dipindahkan oleh orang tuanya ke SDN 04 karena orang tuanya khawatir jika dia lanjut bersekolah di SDN 26 akan terulang lagi kejadian yang tak diinginkan. Dia mulai bersekolah di SDN 14. Di sini ia belajar seperti biasanya. Satu tahun berlalu tanpa kejadian berdarah. Setelah satu tahun, akhirnya dia naik ke kelas.

Di kelas berikut, dia belajar pelajaran yang lebih sulit dibandingkan dengan kelas sebelumnya. Pada saat UH, seorang anak di kelas tersebut yang bernama Andi meminta contekan kepada Raziq. Tentunya dia tidak mau memberikan karena hal itu merupakan hal yang salah. Sejak saat itu, Andi mulai bersifat kasar kepada Raziq

Bahkan suatu hari, di kelas, Andi memintanya untuk membagikan jajanannya kepada Andi. Raziq menolak dan Andi mulai marah kepada Raziq. Dia mengancam, mengatakan akan memukulnya karena berani menolaknya.

Di kelas berikut, Raziq mulai memiliki sifat nakal, ia mulai terpengaruh sifat Andi. Namun, dia tetap berusaha untuk tidak menjadi nakal. Hingga suatu hari ketika dia sedang bermain catur dengan temannya. 

Andi tiba-tiba datang ke kelas dan memukul Raziq. Dia marah karena Raziq tidak mau menolongnya mengerjakan tugas, dan dia dihukum seharian gara-gara tugas itu.

Karena terkesan sepele, Raziq mengejek Andi. Hal ini membuat Andi marah dan mereka berkelahi. Mereka dilerai oleh temannya. Namun tak mempan. Akhirnya ada guru yang lewat dan melerai mereka. Mereka berdua pun dipanggil oleh guru ke ruang guru.

Mereka berdua diskors selama seminggu. Hal ini pun membuat Raziq dimarahi oleh orang tuanya. Pada saat naik  kelas, dia pun dipindahkan lagi ke SDIT Maarif. Kali ini, Raziq ingin menjadi orang yang tidak nakal.

Di SDIT Maarif, semuanya berubah. Tidak ada anak yang nakal seperti di SD sebelumnya. Raziq lebih suka bersekolah di sini karena dia memiliki teman yang baik. Di sini, kehidupan Raziq mulai berubah.

Dia mulai belajar agama, tahfizh, dan tartil di sana. Kini, dia mulai menghafal Al - Qur'an dan memiliki target hafalan. Pada saat tamat nanti, dia menargetkan 3 Juz.

Dia juga memiliki mata pelajaran favorit, IPA. Dia mulai menyukai belajar IPA ketika dia ikut ekskul IPA. Ia pun menonjol pada pelajaran ini. Pada saat ada lomba IPA, dia selalu ikut. Walaupun sering masuk final, tapi tidak juara.

Namun, Raziq tetap berusaha untuk menjadi orang yang baik, pintar dan hebat. Semangat Raziq tidak patah walaupun mengalami kegagalan. Jika dia gagal, maka dia akan mengulang, mengulang, mengulang hingga akhirnya tercapai.

Raziqpun meraih emas pada lomba IPA tingkat kota. Piagam lomba ini mengantarkannya ke sekolah lanutan favorit. Hidupnya semakin mantap dengan adanya Rauf, Fariel, dan Sayyid di sekolah ini.

Mereka pun sekelas. Mereka semakin kompak menghafal Al-Quran, belajar IPA, mengikuti lomba-lomba. Mereka berempat pun populer di sekolah. Tim mereka makin kuat. Guru dan siswa memuja penampilan mereka saat lomba. Apalagi saat mereka berempat tartil.

Seni membaca Alquran mereka dikenal juga dengan An-Naghom fil Quran yang artinya memperindah suara saat tilawah atau membaca Alquran. Bacaan ayat suci Alquran mereka indah dan merdu.

Saat Al Quran mereka senandungkan dengan langgam Alquran itu teman dan guru yang mendengarkan lagu tilawah Alquran  itu   tersentuh. Seni baca Alquran mereka lakukan dengan menggunakan sejumlah irama atau lagu tilawah quran. Suara yang lembut meliuk-liuk, memiliki gerak lambat dengan pergeseran nada yang tajam waktu turun naik dan sering terjadi secara beruntun.

Tepuk tangan riuh menyambut mereka. Mereka menjadi kebanggaan sekolah. Memang lingkungan sangat mempengaruhi karakter dan akhlak anak. Sewajarnya orang tua memilih dan memasang target di mana anak mereka sekolah. Mungkin di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung tepat untuk situasi Raziq dan kawan-kawan ini.

Batang ubi di mana saja di tanam akan tumbuh. Anak berkarakter baik pun akan tumbuh di lingkungan yang baik. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang membangun karakter pada seseorang, khususnya anak. Karakter sendiri merupakan sifat atau ciri khas yang melekat pada diri seseorang dalam berperilaku sehari-hari dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan maupun orang terdekat, misalnya keluarga dan sekolah. Keluarga merupakan tempat belajar dan pembentukan karakter pertama yang diperoleh oleh anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun