Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hujan di Malam Ini (Episode 2)

30 Juni 2022   11:17 Diperbarui: 7 Juli 2022   08:03 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitupun dari keluarga suaminya. Berlomba mengadu nasib untuk mendapat pinjaman atau bantuan. Sayangnya alasan mereka juga masuk akal sehingga membuatnya lagi harus transfer.


Jika android itu mati sejenak hidupnya aman, tenterem, dan adem. Tidak harus pergi ke pegadaian buat nambah pinjaman. Kadang ia berterima kasih kepada lupa. Lupa menyelamatkannya dari transfer sejenak.

Mereka telah sampai di sekolah. Rini dan rekan-rekannya pun turun. Setelah pamit ia menuju parkiran motor. Jam tangannya menunjuk pukul 21.30 WIB. Tak terlalu larut sebetulnya untuk pulang bagi orang yang pergi raun atau jalan-jalan.


Terang benderang rumah Rini pertanda suaminya ada di rumah. Ia pun membelokkan motornya memasuki halaman. Ia parkirkan motornya dengan degup jantung tak beraturan. Ia pasang awas telinganya ketika pintu berderit tanpa ia sentuh.


Trakkkk...

Satu terjangan keras menghantam pinggul kananya. Ia sempat menyerongkan badan bersama suara pintu terbuka. Tendangan meleset 50 persen ke motor. Makanya mengeluarkan bunyi keras. 

Tangannya ditarik kasar tanpa suara. Sampai di ruang tamu berukuran 3,5x5 itu, tas di tangannya dirampas. Isi tas dibuang ke luar rumah. Menyusul tas.


"Apa guna Hp ini?" Prangggggggg...


Benda ajaib itu jatuh berkeping-keping.


"Sudah berapa kali dibilang, pulang ke rumah paling lambat pukul 18.00..." katanya meradang sambil berjalan menuju sudut ruangan. Ia mendorong dua koper besar.

"Pergi dari sini!" Usirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun