Mohon tunggu...
Rian Amaranto
Rian Amaranto Mohon Tunggu... Guru - Guru Informatika

Seorang guru dengan hobi menulis dan berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tangkal "Hoax" dengan Literasi"Digital"

10 November 2017   09:53 Diperbarui: 10 November 2017   10:16 2384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4. Periksa fakta

Dari mana berita berasal? Siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi seperti KPK atau Polri? Sebaiknya jangan lekas percaya apabila informasi bersal dari pegiat ormas, tokoh politik, atau pengamat. Perhatikan keberimbangan sumber berita. Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan gambaran yang utuh.Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat subyektif.

5. Cek keaslian foto

Di era teknologi digital, bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca. Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.

Beberapa dampak negatif HOAX

Hoax adalah berita bohong yang bertujuan mendiskreditkan individu atau kelompok. Hoax dapat meresahkan masyarakat oleh sebab itu harus diperangi karena mengganggu ketentraman dalam hidup bermasyarakat.

Dampak negatif hoax yang dianggap kebenaran oleh individu atau kelompok tidak saja membuat retaknya hubungan individu, komunitas, bangsa, tetapi bahkan bisa menimbulkan perang antarbangsa. Hoax dapat menyebabkan konflik sosial dalam masyarakat yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan.

Hoax dapat berisi informasi yang berlawanan dengan kebenaran-kebenaran umum. Keberadaannya menghadirkan kontroversi, perspektifnya mengarah pada kepentingan-kepentingan tertentu. Tidak semua informasi ada hoax-nya. Hanya pada fakta-fakta tertentu saja dan bernilai strategis, tentu bagi kepentingan pembuatnya. Sehingga sebagai pembaca, sebenarnya melalui intuisi dapat dengan segera menangkap kemana arah hoax itu dibuat.

Hoax cenderung berisi berita tentang ekstrimisme dan diskriminasi. Ekstrimisme meranah pada kebencian dan diskriminasi meranah pada membahas perbedaan sehingga dapat menimbulkan konflik SARA.

Masyarakat yang mudah percaya dengan berita bohong akan mudah menyebarkan hoax tersebut ke media sosial sehingga hoax menjadi viral. Sebaiknya masyarakat tidak mudah mempercayai berita bohong karena penyebar berita bohong sama halnya dengan pembuat berita bohong tersebut, maka dari itu secara hukum memiliki sanksi hukum yang sama. Sebelum mempercayai dan menyebarkan berita bohong, masyarakat harus mencari kebenaran berita tersebut dan harus memikirkan dampak dari pemberitaan tersebut. Hoax harus ditangkal dan harus diperangi karena dapat mengancam keutuhan NKRI.

Berikut ini beberapa cara mengedukasi siswa, keluarga,kolega untuk memerangi hoax :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun