Mohon tunggu...
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Penulis - Cimahi, 1 Mei 1994. Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. 🌏 Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏 Surel: indsafka@gmail.com 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Level Keinginan yang Membentuk Peradaban Dunia

27 Juli 2023   18:00 Diperbarui: 27 Juli 2023   18:13 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kreasi Aa Rian (Indrian Safka Fauzi)

Wawasan Pembuka Keinginan berdasar Sifat Alam dalam Veda

Berdasarkan literatur Veda dan penilaian umum terhadap zaman ini, kita hidup di zaman Kaliyuga, yang mana dapat dikatakan saat ini Rasio Tamasik (Kegelapan), Rajasik (Nafsu), dan Sattvik (Kebaikan) adalah menjadi: 50 : 25 : 25 (dari 100). Darimanakah angka rasio ini? Itu terlihat dari perilaku masyarakat yang condong materialistik dan menyenangi harta benda (mengandung sifat tamasik), sementara rasio berimbang antara Rajasik dan Sattvik karena berimbangnya antara Sifat Nafsu untuk menjadi penguasa atau hasrat menguasai dan memberikan pelayanan dalam peradaban masyarakat saat ini. 

Tentu dari rasio diatas membentuk peradaban dunia, dimana manusia menjadi berkeinginan lebih pada kepemilikan materi/benda, juga ada hasrat untuk menguasai (sesama individu dan harta benda), namun disisi lain masih ada sifat baik manusia untuk berbagi, melayani, menyayangi, mengasihi, hingga memberikan kebermanfaatan hidup.

Susunan Level Keinginan Berdasar Kualitas Planet yang kelak dicapai

Level Keinginan yang saya jabarkan pada gambar didasarkan oleh pengetahuan susunan planet alam semesta material (alam penuh rasa cemas) hingga alam Vaikuntha-loka dan Goloka (Alam rohani, alam tanpa rasa cemas) dari Referensi Veda. Yaitu paling bawah Patala-Loka hingga keatas Alam Svarga sampai ke Goloka (Alam dimana Sri Krsna berada). Pada urutan bawah makin melekat sifat Tamasiknya sehingga sangat penuh kegelapan kondisi alamnya, dipertengahan adalah Bumi tempat kita berada dengan sifat alam nafsu, di urutan menengah atas adalah Alam Surga Material dengan sifat alam kebaikan, semakin atas adalah Alam Rohani. (bisa dilihat di ilustrasi penggambaran dibawah)

Penggambaran Susunan Alam Semesta Berdasarkan Veda (id.pinterest.com, Akun Gopal Gocool)
Penggambaran Susunan Alam Semesta Berdasarkan Veda (id.pinterest.com, Akun Gopal Gocool)

Alam Material bersifat fana karena terbentuk dari Energi Eksternal Tuhan yang berarti kita tinggal diluar dari Alam Tuhan itu berada, sementara Alam Rohani bersifat kekal karena merupakan Ekspansi dari Energi Internal Tuhan. Maka tinggal di Alam Rohani sama seperti tinggal berada di dalam-Nya, namun juga dapat merasakan kehadiran Tuhan yang berwujud di alam tersebut.

Setelah mengetahui pengetahuan diatas, maka tersusunlah susunan Level Keinginan berdasarkan sifat alam yang mendominasi dalam diri manusia, diantaranya:

Keinginan Sattvik (didasari Kebaikan)

Level 1 – Bisa Berbagi walau masih pamrih
Level 2 – Bisa Berbagi dengan tulus
Level 3 – Memberikan Pelayanan dengan tulus
Level 4 – Menjadi Seorang Penyayang dan Pengasih
Level 5 – Memberikan Kebermanfaatan Hidup
Level 6 – Menjadi seorang yang berpengetahuan
Level 7 – Menjadi seorang yang berbakti untuk Negaranya dengan cara menyelamatkan Negeri dari Krisis
Level 8 – Memberikan Kesejahteraan Seluruh Makhluk
Level 9 – Memberikan Perdamaian Dunia
Level 10 – Menyelamatkan Seluruh Makhluk Dunia dan Akhiratnya

Keinginan Rajasik (didasari Kekuatan)

Level 1 – Meraih Pengakuan
Level 2 – Meraih Penghargaan dan Apresiasi
Level 3 – Meraih Prestise/Gengsi
Level 4 – Meraih Kekayaan
Level 5 – Meraih Kekuasaan

Keinginan Tamasik (didasari Kejahatan/Kegelapan diri)

Level 1 – Mengintimidasi dan Melampiaskan Dendam
Level 2 - Membuat Kerusakan yang dimiliki sesamanya
Level 3 - Melampiaskan Syahwat Birahi yang Menimbulkan Penyakit
Level 4 - Menipu dan Manipulatif
Level 5 – Memberikan Siksaan
Level 6 – Pengkhianatan, Propaganda adu domba, Hasutan untuk kehancuran massal
Level 7 – Melakukan Kebrutalan dan Kekejaman secara massif

Sebuah pengetahuan yang saya dapatkan dari Buku Atomic Habits karya James Clear dapat saya garis bawahi Keinginan menggerakan Aksi yang melahirkan Kenikmatan. 

Contoh Keinginan dan Dampaknya

Sebagai contoh seorang yang dirinya dipengaruhi oleh sifat alam tamasik yang melekat, maka ia condong pada keinginan untuk memberikan siksaan kepada makhluk lain, karena hal demikian memberikan kepuasan dan kenikmatan pada dirinya. Dan tentu keinginan jenis ini dapat memberikan penderitaan hebat dalam kehidupan di alam dunia ini, apalagi jika manusia dengan keinginannya seperti ini berkeliaran disekitar kita, maka sahabat pembaca bisa melihat dampaknya. Hal inilah yang menyebabkan dunia alam material disebut alam yang penuh rasa cemas.

Contoh seorang yang dirinya dipengaruhi oleh sifat alam rajasik yang melekat, maka ia condong pada keinginan untuk meraih prestise/gengsi dari apa yang dicapainya dan ini memberikan kenikmatan tersendiri bagi seorang tersebut. Kalau peradaban masyarakat dipenuhi keinginan jenis ini, sahabat pembaca tentu bisa melihat dampaknya bagi peradaban masyarakat.

Dan Contoh seorang yang dirinya dipengaruhi oleh sifat alam sattvik yang melekat, maka ia condong pada keinginan luhur seperti ingin berbagi, melayani, menyayangi, mengasihi, hingga memberikan kebermanfaatan hidup, dan apabila keinginan ini terpenuhi maka seorang itu merasakan kenikmatan yang tidak bisa diungkap lagi oleh kata kata, seperti menjabarkan rasa manis setelah mencicipi gula. Nah coba bayangkan jika seluruh manusia memiliki keinginan luhur seperti ini, apa dampaknya bagi kehidupan kita?

Manakah menurut sahabat keinginan yang merupakan utopia dan harapan paling diidam-idamkan?

Kalau sahabat memilih keinginan sattvik, jawabannya mari kita simak kisah satu ini.

Dikisahkan Sri Krsna kepada Pandawa saat menyaksikan penggambaran zaman kaliyuga, saat itu Pandawa melihat gelindingan batu besar turun dari bukit yang hendak menghancurkan kehidupan di kaki bukit, namun ajaibnya gelindingan batu besar itu dihentikan oleh pohon kecil yang teguh kokoh berada di kaki bukit. Maka apakah penafsiran Sri Krsna pada kejadian unik ini? 

Walaupun zaman kaliyuga adalah zaman kegelapan dan zaman pertengkaran, namun ada satu karunia agung yang dapat membebaskan manusia dari kegelapan itu ... yakni dengan mengucap Nama Suci Tuhan penuh keyakinan yang amat ia yakini potensi Kemahakuasaannya, secara berulang, dan ia tidak pernah melepaskan lisan dan hatinya untuk meninggalkan kebiasaan mengucap nama suci Tuhan ini. 

Baginya yang melakukan, maka berangsur-angsur keinginan dan kesadarannya dimurnikan oleh Kemahakuasaan-Nya melalui kekuatan Nama Suci Tuhan terucap, dan semakin maju keinginan dan kesadarannya, maka ia hidup dalam tataran kehidupan spiritual.

Pertanyaannya, apakah Negara kita menjadikan mengucapkan Nama Suci Tuhan sebagai sebuah kewajiban dasar universal agar peradaban masyarakat dipenuhi keinginan luhur? Maka masyarakatlah yang mesti menginisiasinya agar Pemerintah serius menanggapai hal ini dan menjadi kajian kebijakan publik. Tentu jika kita memiliki harapan agar kita hidup dalam peradaban yang penuh kebaikan layaknya surga dunia (yang tentu terdapat batasan-batasan aturan yang tidak menerobos moral).

Catatan Tambahan

Jika kita menemukan seorang manusia dengan level keinginan Sattvik tertinggi (Menyelamatkan Seluruh Makhluk Dunia dan Akhiratnya) maka dengan mencintainya dengan perbuatan nyata dan mendambakan selalu kehadirannya, di akhirat nanti kita kan dipertemukan dengannya. 

Karena manusia akan hidup bersama orang yang paling ia cintai dan selalu terkenang sepanjang hidup, setelah kematian.

Cimahi, 27 Juli 2023.

Aa Rian untuk Kompasiana dan Warganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun