Mohon tunggu...
Ria Mi
Ria Mi Mohon Tunggu... Guru - Menulis memotivasi diri

Guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kenangan

23 September 2020   05:00 Diperbarui: 23 September 2020   12:38 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kenangan
Oleh: Riami

kita akan mengenang rumah burung-burung pematik buih bentang Huma petani yang bernyanyi kaki-kaki pancuran mendadani lembah dengan gambaran hutan menawar gunda pada jarijarinya yang tiada letih*

Kita adalah sepasang burung prisk
Yang tak pernah melupakan masa lalu

Tapi kita juga penuh keyakinan masa depan yang indah
Tak letih meniti teriknya hari

Di sabana hati, kita hijaukan kembali rasa-rasa yang hampir mati
Dan masa lalu adalah humus untuk memupuk cinta

Kita berdua tersenyum, menganyam hari
Tertawa, menertawakan kepedihan masa lalu
Lalu kau menggenggam jariku
Meletakkan dalam detak jantungmu
Kudengarkan iramanya lagu syahdu tentang cinta

Bukit Nuris, 22 September 2020
* Sebait puisi Tikung Kiawa, Iverdixion Tinungki

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun