Mohon tunggu...
Inovasi Pilihan

Menyoal Generasi Muda Putus Sekolah

16 Mei 2018   10:15 Diperbarui: 14 Juni 2018   14:09 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MENYOAL  GENERASI MUDA PUTUS SEKOLAH

Oleh:

Riadhotus subkha

(Mahasiswi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara)


Kasus putus sekolah dikota semarang masih cukup tinggi. Dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang, rata-rata anak sekolah dikota Semarang baru mencapai 10,67 tahun. Berdasarkan data statistik, untuk sekolah dasar sudah mencapai 100% sementara untuk usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) baru mencapai 96% untuk anak laki-laki, sedangkan untuk anak perempuan mencapai 98%. Sementara untuk anak usia Sekolah Menengah Atas (SMA) baru sekitar 75,67% untuk anak laki-laki dan untuk anak perempuan sebesar 77,32% (Tribun Jateng, 27/3/2018).Menanggapi kasus tersebut, turut prihatin dan sangat menyayangkan karena sosok seorang pemuda merupakan generasi penerus bangsa yang memegang estafet pembangunan bangsa. Pemuda juga sosok yang sangat dibanggakan oleh keluarga maupun masyarakat. Tentu ada banyak faktor yang melatar belakangi, salah satunya adalah kurangnya kesadaran akan pentingnya suatu pendidikan.

Kurangnya kesadaran orang tua, anak-anak maupun masyarakat merupakan salah satu faktor penyebab tingginya angka anak putus sekolah. Sesungguh nya banyak sekali manfaat dan tujuan yang dapat di peroleh dengan bersekolah. Seperti membentuk karakter dan kepribadian yang baik yang nantinya siap berfungsi dalam masyarakat, sebagai identitas diri, melatih tanggung jawab, mengembangkan skill, mengasah kemampuan. 

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, Pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. (UU No.20 tahun 2003).

Pendidikan adalah tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, dengan maksud menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak tersebut, agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. (Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional).

maka dari itu, pendidikan merupakan hal terpenting bagi tumbuh kembang dan kehidupan anak. Pendidikan bisa didapatkan di dalam keluarga yang merupakan pendidikan pertama bagi anak, kedua bisa didapatkan di dalam lembaga sekolah tertentu. Dengan pendidikan, cita-cita yang di mimpikan akan mudah terwujud. Ilmu pengetahuan akan wawasan yang tinggi juga akan diperoleh sebagai bekal untuk masa depan kelak. Namun apa jadinya jika generasi penerus bangsa tidak berpendidikan apalagi sampai putus sekolah?

Ilmu pengetahuan /wawasan yang dimiliki sangat minim. Masa depan yang tidak jelas. Menambah jumlah angka pengangguran dimasa mendatang.  Untuk kedepannya akan cenderung berpikir untuk lebih mementingkan adat/budaya seperti yang dilakukan oleh orang tua nya. Itu semua dampak yang akan terjadi jika anak putus sekolah dalam usia sekolah.

Hal-hal yang membawa pengaruh terhadap anak putus sekolah bisa juga terjadi dari latar belakang orang tua. Orang tua yang hanya tamat Sekolah Dasar apalagi tidak sampai tamat Sekolah Dasar sangat berpengaruh terhadap cara berpikir untuk menyekolahkan anaknya. Berbeda dengan cara bepikir orang tua yang berpendidikan lebih tinggi.

Orang tua yang hanya tamat atau tidak tamat Sekolah Dasar cenderung kepada hal-hal yang tradisional dan kurang memahami arti pentingnya pendidikan. Mereka menyekolahkan anak sebatas untuk mampu membaca dan menulis saja, dengan anggapan menyekolahkan ke jenjang yang lebih tinggi pada akhirnya untuk menjadi pegawai negeri dan lebih ironis nya lagi para orang tua beranggapan bahwa sekolah hanya membuang-buang waktu, tenaga dan biaya. 

Anggapan lain bahwa anak sebaiknya ditujukan kepada kehidupan yang nyata, seperti membantu usaha  orang tua, itulah termasuk manfaat nyata dari anggapan para oang tua tersebut. Sekolah harus melalui seleksi dan ujian yang ditempuh cukup lama, waktu yang panjang dan sangat melelahkan. Walaupun ada sebagian orang tua yang tidak tamat Sekolah Dasar bisa menyekolahkan anaknya sampai sarjana namun hal ini sangat jarang sekali terjadi.

Orang tua yang mempunyai latar belakang pendidikan yang rendah merupakan suatu hal yang dapat membawa pengaruh anak putus sekolah dalam usia sekolah. Tetapi ada juga orang tua yang tamatan pendidikan nya tinggi sampai telah menempuh perguruan tinggi tapi anaknya masih saja putus sekolah, dalam hal ini perlu mengkaitkan minat anak itu sendiri untuk bersekolah.

Selain latar belakang orang tua, minat anak yang muncul dari diriya sendiri juga merupakan pengaruh terjadinya putus sekolah. Anak yang seharus nya masih dalam usia belajar, semangat yang menggebu-gebu dalam menuntut ilmu pengetahuan, namun karena pengaruh lingkungan yang buruk akhirnya menyebabkan anak kurang berminat untuk bersekolah. 

Adapun penyebab anak kurang berminat untuk belajar disekolah adalah: "kurangnya perhatian dari orang tua, tidak ada semangat atau dorongan dari orang tua". "kurangnya orang-orang yang terpelajar sehingga pengaruh terhadap anak adalah dari orang yang tidak terpelajar, tidak bersekolah sehingga menyebabkan anak tidak ada minat untuk sekolah".

Sedikit saran untuk para orang tua, berilah semangat, dorongan kepada anak-anak agar selalu semangat bersekolah, semangat belajar demi meraih cita-cita yang tinggi, agar tidak menyesal dikemudian hari. Dampingi lah putra-putri anda dalam proses belajar, beri mereka perhatian dan kasih sayang untuk menuju masa depan yang gemilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun