Mohon tunggu...
rendy  pribadi
rendy pribadi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

pengajar di perguruan tinggi, aktif dalam kegiatan seni dan beladiri, senang membaca dan nongki.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Menyoal Tren Fashion Generasi Z di Indonesia

4 Maret 2024   08:02 Diperbarui: 4 Maret 2024   08:19 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Desain busana Indonesia meliputi proses menciptakan dan mengembangkan pakaian, aksesoris, dan elemen fashion lainnya sambil mempertimbangkan identitas budaya, nilai-nilai tradisional, dan tren kontemporer yang menjadi ciri khas Indonesia. 

Desain busana Indonesia sering menampilkan keragaman seni, tekstil tradisional, dan warisan lokal, menghasilkan gaya yang unik dan berbeda. Di era globalisasi, perancang busana Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang membutuhkan kreativitas dan kemampuan beradaptasi. Industri fashion telah mengalami pertumbuhan pesat di panggung internasional, khususnya di Indonesia, di mana ia merupakan sub-sektor ekonomi. 

Salah satu keuntungan yang dimiliki desainer Indonesia adalah kemampuan mereka untuk memanfaatkan kekayaan budaya Indonesia, termasuk banyaknya pola indah dan motif batik dari berbagai daerah, sementara juga menggali lebih dalam nilai-nilai filosofis yang terkait dengannya. 

Desain fashion diharapkan melampaui keindahan visual dan keunggulan estetika saja; itu juga harus mempertimbangkan nilai fungsional dan kepraktisan mengenakan produk fashion dalam kehidupan sehari-hari. Contoh konkret dari hal ini dapat dilihat di tempat kerja, di mana aturan tertentu mungkin mengharuskan pegawai negeri untuk memakai batik pada hari-hari tertentu. 

Motif batik juga sering dimasukkan ke dalam pakaian tradisional seperti neglig dan selubung. Selain itu, Indonesia merayakan Hari Batik Nasional setiap tanggal 2 Oktober untuk memperingati pengakuan UNESCO terhadap batik sebagai Warisan Budaya 

Kemanusiaan. Populix melakukan survei berjudul "Indonesia in 2022: Looking at Fashion Trends & Economy Revival," yang mengungkapkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia, di berbagai demografi, lebih menyukai gaya berpakaian yang sederhana. 

Survei menemukan bahwa 73% responden, baik pria maupun wanita, menyukai gaya berpakaian sederhana. Preferensi untuk kesederhanaan ini meluas ke semua kelompok umur juga (databoks.katadata.co.id) .

Data menunjukkan bahwa perancang busana Indonesia menghadapi tantangan yang signifikan dalam memenuhi permintaan konsumen sambil juga melestarikan unsur-unsur tradisional budaya Indonesia. Konsep minimalis, yang diperkenalkan oleh budaya Barat, tidak hanya mempengaruhi arsitektur tetapi juga desain fesyen, membuat motif estetika tidak mungkin diterima begitu saja. 

Seperti dicatat oleh desainer terkenal Barli Asmara, menjadi desainer yang sukses tidak hanya membutuhkan konsistensi dalam menciptakan karya yang menarik, tetapi juga kemampuan untuk menunjukkan karakter dan identitas yang kuat untuk mempertahankan permintaan pasar. 

Di Jakarta, Barli Asmara menyatakan, "Mempertahankan lebih sulit daripada menang. Ketika kita sudah dalam profesi ini, desainer dituntut untuk selalu berpikir kreatif dan inovatif dalam menciptakan karya yang up to date dan unik. 

Tantangan bagi desainer muda tidak terletak pada mencapai glamor atau menampilkan karya mereka di panggung besar pekan mode, melainkan dalam proses menciptakan citra merek. (sumber: okezone.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun