Mohon tunggu...
Laila Musfidatul Ikromah
Laila Musfidatul Ikromah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030065 UIN Sunan Kalijaga

Suka jalan-jalan, hunting foto✨

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Generasi Muda Sering Merasa Galau?

15 Maret 2024   09:16 Diperbarui: 15 Maret 2024   09:25 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: yoursay.suara.com

Generasi galau adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan generasi muda saat ini, terutama Generasi Z. Mereka seringkali dianggap sebagai generasi yang penuh dengan perasaan galau, kebingungan, dan kecemasan. Namun, apa sebenarnya yang menyebabkan generasi muda ini merasakan perasaan galau? Artikel ini akan membahas beberapa faktor yang berperan dalam meningkatnya perasaan galau pada generasi muda.

Tekanan Akademik

Tekanan akademik yang tinggi menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan generasi muda merasakan perasaan galau. Tuntutan untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam bidang pendidikan seringkali memberikan tekanan yang berat bagi para siswa dan mahasiswa. Beban tugas yang berlebihan, persaingan yang ketat, dan harapan yang tinggi dari keluarga dan masyarakat dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang berlebihan.

Hal ini dapat mengganggu keseimbangan emosional dan psikologis generasi muda, sehingga mereka merasakan perasaan galau yang mendalam. Penting bagi kita sebagai masyarakat untuk memberikan dukungan dan pemahaman kepada generasi muda dalam menghadapi tekanan akademik, serta menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan mendukung perkembangan mereka secara holistik.

Teknologi dan Media Sosial

Perkembangan teknologi dan media sosial telah membawa dampak signifikan pada generasi muda, termasuk meningkatnya perasaan galau. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, dengan adanya media sosial, generasi muda sering terpapar dengan konten yang menggambarkan kehidupan yang sempurna dan bahagia. Hal ini dapat membuat mereka merasa tidak puas dengan kehidupan mereka sendiri dan membandingkannya dengan orang lain, sehingga timbul perasaan galau.

Kedua, media sosial juga memungkinkan orang untuk terus terhubung dan berinteraksi dengan orang lain secara virtual. Namun, interaksi ini sering kali kurang mendalam dan kurang memiliki kualitas yang sama dengan interaksi secara langsung. Hal ini dapat menyebabkan perasaan kesepian dan kurangnya koneksi emosional yang dapat memicu perasaan galau.

Selain itu, teknologi juga memudahkan akses informasi dan berita secara cepat. Namun, informasi yang tidak akurat atau negatif dapat dengan mudah menyebar dan mempengaruhi pikiran dan perasaan generasi muda. Mereka sering kali terpapar dengan berita yang menimbulkan kekhawatiran dan kecemasan, yang dapat menyebabkan perasaan galau dan stres.

Dalam menghadapi perkembangan teknologi dan media sosial, penting bagi generasi muda untuk menjaga keseimbangan dan kesadaran diri. Mereka perlu mengatur penggunaan media sosial dengan bijak, menghindari perbandingan yang tidak sehat, dan memprioritaskan interaksi sosial yang nyata dan bermakna. Selain itu, penting juga untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional jika perasaan galau terus berlanjut dan mengganggu kesejahteraan mental.

 sumber gambar: liputan6.com
 sumber gambar: liputan6.com

Ketidakpastian Masa Depan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun