Mohon tunggu...
Inovasi Pilihan

Menyoal Generasi Muda Putus Sekolah

16 Mei 2018   10:15 Diperbarui: 14 Juni 2018   14:09 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu pengetahuan /wawasan yang dimiliki sangat minim. Masa depan yang tidak jelas. Menambah jumlah angka pengangguran dimasa mendatang.  Untuk kedepannya akan cenderung berpikir untuk lebih mementingkan adat/budaya seperti yang dilakukan oleh orang tua nya. Itu semua dampak yang akan terjadi jika anak putus sekolah dalam usia sekolah.

Hal-hal yang membawa pengaruh terhadap anak putus sekolah bisa juga terjadi dari latar belakang orang tua. Orang tua yang hanya tamat Sekolah Dasar apalagi tidak sampai tamat Sekolah Dasar sangat berpengaruh terhadap cara berpikir untuk menyekolahkan anaknya. Berbeda dengan cara bepikir orang tua yang berpendidikan lebih tinggi.

Orang tua yang hanya tamat atau tidak tamat Sekolah Dasar cenderung kepada hal-hal yang tradisional dan kurang memahami arti pentingnya pendidikan. Mereka menyekolahkan anak sebatas untuk mampu membaca dan menulis saja, dengan anggapan menyekolahkan ke jenjang yang lebih tinggi pada akhirnya untuk menjadi pegawai negeri dan lebih ironis nya lagi para orang tua beranggapan bahwa sekolah hanya membuang-buang waktu, tenaga dan biaya. 

Anggapan lain bahwa anak sebaiknya ditujukan kepada kehidupan yang nyata, seperti membantu usaha  orang tua, itulah termasuk manfaat nyata dari anggapan para oang tua tersebut. Sekolah harus melalui seleksi dan ujian yang ditempuh cukup lama, waktu yang panjang dan sangat melelahkan. Walaupun ada sebagian orang tua yang tidak tamat Sekolah Dasar bisa menyekolahkan anaknya sampai sarjana namun hal ini sangat jarang sekali terjadi.

Orang tua yang mempunyai latar belakang pendidikan yang rendah merupakan suatu hal yang dapat membawa pengaruh anak putus sekolah dalam usia sekolah. Tetapi ada juga orang tua yang tamatan pendidikan nya tinggi sampai telah menempuh perguruan tinggi tapi anaknya masih saja putus sekolah, dalam hal ini perlu mengkaitkan minat anak itu sendiri untuk bersekolah.

Selain latar belakang orang tua, minat anak yang muncul dari diriya sendiri juga merupakan pengaruh terjadinya putus sekolah. Anak yang seharus nya masih dalam usia belajar, semangat yang menggebu-gebu dalam menuntut ilmu pengetahuan, namun karena pengaruh lingkungan yang buruk akhirnya menyebabkan anak kurang berminat untuk bersekolah. 

Adapun penyebab anak kurang berminat untuk belajar disekolah adalah: "kurangnya perhatian dari orang tua, tidak ada semangat atau dorongan dari orang tua". "kurangnya orang-orang yang terpelajar sehingga pengaruh terhadap anak adalah dari orang yang tidak terpelajar, tidak bersekolah sehingga menyebabkan anak tidak ada minat untuk sekolah".

Sedikit saran untuk para orang tua, berilah semangat, dorongan kepada anak-anak agar selalu semangat bersekolah, semangat belajar demi meraih cita-cita yang tinggi, agar tidak menyesal dikemudian hari. Dampingi lah putra-putri anda dalam proses belajar, beri mereka perhatian dan kasih sayang untuk menuju masa depan yang gemilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun