Mohon tunggu...
Reza Rahmatullah
Reza Rahmatullah Mohon Tunggu... Editor - Book and movie enthusiasts

Hanya ingin meninggalkan bukti bahwa saya pernah hidup

Selanjutnya

Tutup

Book

Manusia yang Terasingkan oleh Dunia: The Stranger oleh Albert Camus

1 September 2023   15:33 Diperbarui: 1 September 2023   15:36 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

"Hari ini Ibu meninggal. Atau mungkin kemarin, aku tak tahu."

Sebuah kalimat pembuka yang mencengangkan untuk memulai sebuah cerita, ya begitu juga mungkin yang akan kalian rasakan ketika  atau setelah membaca buku yang akan saya bahas ini. Ya, buku yang akan saya bahas adalah karya salah satu penulis fenomenal di eranya, bahkan mungkin hingga sekarang, yaitu Albert Camus dan buku yang akan saya bahas adalah "The Stranger. Buku ini berjudul asli (L'tranger) dalam bahasa Prancis. Karya Camus ini telah diterbitkan ke dalam banyak Bahasa, juga ditempatkan pada peringkat pertama dalam 100 buku paling berkesan pada abad ke -20 oleh Le Monde.

Dalam buku ini Camus mencoba menggambarkan pemikirannya tentang Absurdisme, yang ia gambarkan dengan menceritakan kehidupan tokoh Meursault. Tokoh eksentrik yang memiliki cara pandang berbeda dengan kebanyakan orang mengenai kehidupan. Di mana ia hanya menjalani kehidupan dengan menerima setiap kejadian, baik hal terjadi padanya maupun yang terjadi pada orang lain. Ia tidak banyak menunjukkan emosi, tanpa tujuan,  tidak memiliki ambisi atau hasrat. Banyak orang yang heran dengan bagaimana Meursault menjalani hidupnya.

Dari awal cerita kita akan dijejalkan berbagai peristiwa yang dihadapi dan dijalani Meursault dengan datar, yang dimulai dari kematian Ibunya. Ia menjalani malam berkabung dan pemakaman ibunya seperti orang-orang pada umumnya, namun tanpa ada raut atau tangisan sedih seperti yang dilakukan kebanyakan orang. Meursault bukannya tidak sedih dengan kepergian sang Ibu, tetapi menurutnya semua manusia akan mati nantinya dan apa yang terjadi pada ibunya adalah hal yang akan terjadi pada semua orang. Begitu juga saat Raymond menanyakan apakah ia mau menjadi sahabatnya, saat bosnya menawarkan kesempatan bekerja di Paris, atau saat pacarnya Marie mengajaknya untuk menikah, Meursault hanya mengiyakan permintaan mereka tanpa adanya hasrat dan tujuan khusus dalam pengambilan keputusannya karena menurutnya semua akan sama saja baginya.

Begitu juga saat ia harus menghadapi dakwaan pembunuhan terhadap seorang Arab yang ia tembak tanpa alasan yang jelas. Ia menghadapi persidangan dengan sikap yang sangat acuh tak acuh, bahkan ketika orang-orang berusaha memahami alasan di balik perbuatannya. Sikapnya yang datar dan tidak bersemangat saat menjelaskan tindakannya membuat banyak orang merasa bingung dan marah. Ia lebih tertarik pada sensasi fisik dan cuaca yang panas daripada proses persidangan itu sendiri. Kegelisahannya terhadap cuaca panas dan pengap di ruang persidangan,  membuatnya terlihat  tidak peduli dengan keadaan sekitarnya. 

Sebenarnya Meursault bukan orang yang apatis, ia memperhatikan setiap orang dan kejadian yang terjadi disekitarnya.  Ia memang tidak melibatkan banyak perasaan, tetapi ia tetap memiliki perasaan atau emosi seperti manusia lainnya. Meursault merasa ia sama seperti manusia lain yang hidup pada masa sekarang, memiliki masa lalu, dan tidak tahu akan masa depan. Bedanya Meursault benar-benar hidup dalam masa sekarang, ia tidak terjebak dalam melankolia masa lalu, dan juga tidak hidup dalam harapan akan masa yang akan datang. Meursault hanya berfikir bagaimana cara menghabiskan waktu dari hari ke hari dan tanpa ada penyesalan dalam hidupnya.

Melalui buku ini Camus berhasil menjelaskan pandangannya tentang absurditas dengan jelas. Cara menyenangkan untuk mengenal paham yang cukup sulit diterima oleh kebanyakan orang. Camus berhasil membawa pembaca melihat kehidupan dengan sudut pandang yang berbeda.  Menurutnya dalam ide ini, kehidupan dan kematian hanyalah bagian dari pengalaman manusia yang sama, sebab kita semua akan mengalaminya.  Melalui ide absurdisme, ia mengajukan bahwa kehidupan sebenarnya tidak memiliki makna intrinsik, dan segala sesuatu yang terjadi dalamnya tampaknya tidak memiliki arti yang pasti. Ia mengajak kita untuk menjalani kehidupan tanpa terlalu memikirkannya dengan serius, karena semua yang terjadi hanyalah serangkaian peristiwa absurd. Oleh karena itu, kita dapat hidup tanpa penyesalan dan tanpa kecemasan akan masa depan, karena kehidupan adalah tentang apa yang kita pilih dan kita alami saat ini.

Berikut beberapa kutipan yang saya suka dalam buku ini:

" Manusia tak pernah bisa mengubah hidupnya, bahwa bagaimanapun juga semua kehidupan sama saja"

"Ada pendapat ibu yang sering dia ulang-ulang katakan, yaitu pada akhirnya kita akan terbiasa dengan apa pun."

"Bagaimanapun, bisa saja aku tak yakin tentang apa yang menarik perhatianku, tapi aku sungguh yakin tentang apa yang tidak menarik perhatianku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun