Mohon tunggu...
Bloor
Bloor Mohon Tunggu... Lainnya - Masih dalam tahap mencoba menulis

Tertarik pada pusaran di sekeliling lapangan sepak bola. Belajar sejarah bukan untuk mencari kambing hitam

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Net-Zero Emissions, untuk Apa?

23 Oktober 2021   19:20 Diperbarui: 23 Oktober 2021   19:32 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PLTU Suralaya yang masih menjadi tulang punggung pasokan listrik di Pulau Jawa (Sumber: Ulet Ifansasti/Greenpeace)

Bagi saya pribadi Indonesia sudah dapat dikategorikan sebagai negara seremonial yang tiap sendi dan nafasnya adalah seremonial belaka. Sebagai perumpamaan Indonesia punya seabrek hari-hari dan tanggal yang penuh dengan peringatan ini dan itu. 

Dalam hal perpohonan saja ada Hari Pohon Sedunia pada 21 November, kemudian ada Hari Menanam Pohon di 28 November yang seolah-olah ulangan dari Hari Menanam Sejuta Pohon tiap 10 Januari dan yang agak menggelitik, Bulan Menanam Pohon malah jatuh di Desember. Tak ketinggalan baru-baru ini di 20 September adalah harinya Net-Zero Emissions.

Tentu selayaknya berbagai jenis program-program ndakik tentang lingkungan hidup pasti dirumuskan oleh para negara-negara 'maju' itu. Net-Zero Emissions (NZE) ini tak lain adalah turunan Perjanjian Paris yang prestisius itu yang dimana menagih janji antar negara anggotanya untuk turut berkontribusi untuk bumi yang lebih baik. 

Lebiih khususnya untuk mencapai kondisi dimana emisi yang dihasilkan negara setara dengan serapannya. Kenapa Indonesia ikut-ikutan? tentu Indonesia ikutan ditagih sebab surat meratifikasinya.

Kenapa juga target daripada pemerintah adalah 2060? kenapa tidak 2045 sekalian menyambut 100 tahun Indonesia merdeka?, kan Indonesia suka sekali hal-hal seremonial macam itu?. 

Pemutusan angka tahun target NZE jelas tak main-main, hal itu dirumuskan dengan mempertimbangkat laju pertumbuhan negara dan tiap negara tentu beda. Indonesia diramal oleh Bappenas bakal mencapai puncak menghasilkan emisi pada 2030an dan di 2060-2070 lah Indonesia dapat mencapai NZE. 

Prediksi ini dapat saja meleset tergantung pertumbuhan Indonesia sendiri. Tak melakukan hal signifikan tentu akibatnya emisi Indonesia bakal meroket dan bisa ditunggu sanksi demi sanksi.

Terus kenapa kita harus ikutan? untuk apa ini untungnya NZE bagi kita-kita ini. Bisa dibilang apa-apa yang akan kita lakukan dampaknya tak akan sebesar bisa pemerintah yang serius bergerak. Menurut saya memang perubahan memang harus dimulai dari atas dan digawangi oleh para generasi tua yang sedang memangku kuasa. 

Tapi jelas tak ada salahnya bagi kita sebagai warga biasa dari berbagai lipatan masyarakat ini berperan dalam hal yang sudah jadi fitrah kita sebagai manusia, menjaga lingkungan.

Indonesia sebagai negara berkembang tentu menghadapi tantangan kompleks dalam NZE ini.  Titik beratnya tentu pengurangan emisi dan penggunaan energi-energi terbaharukan termasuk memperbanyak pemakaian kendaraan bermotor berbasis baterai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun