Mohon tunggu...
Reyvan Maulid
Reyvan Maulid Mohon Tunggu... Freelancer - Writing is my passion
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyuka Seblak dan Baso Aci. Catch me on insta @reyvanmaulid

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Beda Negara, Beda "Siapa yang Bayar"

25 Oktober 2021   09:06 Diperbarui: 25 Oktober 2021   09:23 1220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tagihan. Photo by Trendhunter

Istilah ini kemudian dialihkan menjadi Pennsylvania Dutch. Melihat kebiasaan ini, mereka bisa dibilang tidak suka berhutang atau menumpuk hutangnya sehingga mereka memilih untuk membayar tagihannya sendiri-sendiri ketika pergi makan rame-rame.

Kebiasaan warga Belanda ini juga mirip dengan orang Surabaya ataupun warga Jawa Timur. Bedanya kalau Belanda, split bill dikenal dengan istilah Dutch Pay. Sedangkan kalau di Surabaya, split bill ini dikenal dengan istilah BDD alias bayar dewe-dewe. Bayar dewe-dewe it means membayar tagihannya sendiri-sendiri ketika pergi makan rame-rame. 

Terkadang dalam bahasa Jawa, teman-teman suka menyeletuk "mangane bareng-bareng tapi engkok bayare dewe-dewe yo rek" yang artinya makannya bareng-bareng tapi nanti bayarnya sendiri-sendiri ya guys. 

Disini split bill bukan berarti sebagai tolak ukur dalam hubungan apapun ya. Baik itu hubungan percintaan, pertemanan atau apapun. Yang penting sama-sama bagi rata dan adil aja sih demi kebaikan bersama.

Selain Belanda maupun warga Surabaya, kira-kira bagaimana ya budaya split bill di beberapa negara? Karena kembali lagi bahwa tiap negara memiliki beberapa kebiasaan tersendiri maupun cara berbeda soal siapa yang bayar tagihannya. 

Budaya split bill di beberapa negara tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi di masing-masing tempat terkait aturan dan tata kramanya. Berikut penjelasannya

Budaya Split Bill di Beberapa Negara

1.Split Bill Versi Korea Selatan

"Saya yang paling tua, jadi saya yang wajib membayarkannya"

Di Korea Selatan, budaya split bill alias bayarnya patungan tidak berlaku bahkan jarang dilakukan. Hal ini dikarenakan di negerinya para Oppa Oppa Kiyowo ini, mereka memiliki peraturan bahwa keseluruhan tagihannya ditanggung langsung kepada anak laki-laki yang paling tua. 

Jadi, anak laki-laki paling tua di Korea Selatan diharuskan untuk melunasi dan membayarkan semua tagihannya ketika makan. 

Secara normatif, lelaki tertua akan menawarkan diri untuk membayarkan semua pesanannya. Tidak peduli berapapun orangnya yang datang, berapapun jumlah nominal tagihannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun