Mohon tunggu...
Reyvan Maulid
Reyvan Maulid Mohon Tunggu... Freelancer - Writing is my passion
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyuka Seblak dan Baso Aci. Catch me on insta @reyvanmaulid

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Beda Negara, Beda "Siapa yang Bayar"

25 Oktober 2021   09:06 Diperbarui: 25 Oktober 2021   09:23 1220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tagihan. Photo by Trendhunter

"pesanannya sudah ya kak, totalnya 100ribu langsung bayar ya kak. Terima kasih"

Berbeda cara untuk penerapan split bill di Swedia. Kurang lebih penggunaan split bill di Swedia mirip dengan restoran cepat saji. Jadi siapa yang pesan makanannya, dia yang langsung membayarkan tagihannya. Beda lagi kalau di warung pasti mereka bisa ngobrolin dan debat dulu siapa yang bayar. Dengan begitu, mereka sudah tidak perlu memikirkan lagi siapa yang bayar karena ia langsung membayarkannya saat pesan makanan.

9.Split Bill Versi Filipina dan Vietnam

"saya bayar ya bu"
"ehh engga usah, gapapa biar ibu aja yang bayar"

Lain halnya dengan Filipina dan Vietnam, mereka sebagai orang yang mengundang dan yang punya hajat mereka akan tetap kekeuh buat bayar tagihannya. Justru mereka menganggap sebagai tamu jadinya membayarkan tagihannya sebagai sebuah kehormatan tersendiri. Istilahnya hitung-hitung memuliakan tamu lah ya. Walaupun tamunya sempat menolak karena tidak enakan jika tidak membayarkan sendiri. Apalagi di Vietnam, kalau misalnya mereka menolak justru dianggap tidak sopan. Mereka menganggap sebagai sebuah kehormatan jika membayarkan tagihannya bagi para undangan.

10.Split Bill Versi Italia

"Tergantung perginya sama siapa?"

Berbeda pula dengan di Italia, kalau di Italia penerapan split bill berlaku ketika kondisinya siapa yang besar dan lagi sama siapa. Misalnya lagi makan sama teman dekat atau temen kantor. Kalau situasinya sama rekan kantor biasanya yang paling senior dan memiliki posisi paling tinggi membayarkan pesanannya anak buahnya dan rekannya minimal. Ini kejadian persis waktu magang pas kuliah dulu. Kepala divisi kebetulan sedang traktiran buat makan di sebuah restoran dan konsepnya grill gitu. Kemudian kepala divisi langsung inisiatif untuk pesan dan bayar tagihannya langsung.

Nah, jadi sudah pada tahu kan kawan kalau ternyata setiap negara memiliki cara yang unik dan karakteristik aturannya sendiri-sendiri soal siapa yang bayar. Beda negara sudah pasti berbeda cara pembayarannya. Kadang-kadang atas inisiatif atau kehendak pribadi, ada pula yang dibagi rata, ada yang menurut aturan siapa yang senior dan lebih tua. 

Bagi saya, apapun metode pembayarannya selama masih dibilang wajar dan saling menguntungkan salah satu pihak, kenapa tidak ya kan untuk diterapkan. Kalau misalnya dalam waktu dekat ataupun ada rencana setelah pandemi ingin berlibur ke luar negeri, pastikan jangan sampai kelewatan ya rekan Kompasioner untuk memahami tradisi split bill ke negara yang kalian tuju ya. Biar tidak salah paham dan kaget.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun