Mohon tunggu...
Reva Desra
Reva Desra Mohon Tunggu... mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Apakah Media Sosial Bikin FOMO Makin Parah ?

6 Juli 2025   23:17 Diperbarui: 6 Juli 2025   23:17 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Media sosial saat ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang, terutama anak muda. Aplikasi seperti Instagram, TikTok, Twitter (sekarang X), dan Facebook bukan cuma tempat untuk berbagi foto atau status, tapi juga tempat untuk melihat apa yang sedang dilakukan orang lain. Di balik semua hal seru yang ditampilkan di media sosial, ternyata ada satu efek samping yang sering muncul tapi jarang dibicarakan secara serius, yaitu FOMO atau Fear of Missing Out. Lalu, apakah benar media sosial membuat FOMO makin parah? Esai ini akan membahas hal itu dengan bahasa yang sederhana dan deskriptif.

Apa itu FOMO?
FOMO adalah rasa takut tertinggal atau ketinggalan momen. Perasaan ini muncul ketika kita melihat orang lain melakukan sesuatu yang terlihat menyenangkan, menarik, atau penting, sedangkan kita merasa tidak ikut atau tidak bisa merasakannya. Misalnya, ketika kita melihat teman-teman liburan ke luar kota, makan di restoran mahal, nonton konser, atau menghadiri acara tertentu, kita jadi merasa iri, ketinggalan, atau bahkan tidak berharga. Perasaan ini bisa sangat mengganggu, apalagi jika terjadi terus-menerus.

Bagaimana Media Sosial Memicu FOMO ?

Media sosial adalah tempat utama munculnya FOMO. Dimedia sosial, orang-orang biasanya hanya menampilkan sisi terbaik dari hidup mereka. Mereka memposting momen saat mereka bahagia,jalan-jalan,berhasil mencapai sesuatu, atau sedang berada di tempat yang keren. Jarang sekali kita melihat postingan tentang kegagalan, rasa sedih, atau hari-hari biasa yang membosankan. Akibatnya, media sosial seolah-olah menciptakan dunia yang sempurna, padahal kenyataannya tidak selalu begitu.
Saat kita membuka Instagram atau TikTok, kita disuguhkan dengan banyak konten yang membuat hidup orang lain terlihat jauh lebih menarik dari hidup kita. Bahkan ketika sedang tidak ingin membuka media sosial, notifikasi yang masuk bisa membuat kita tergoda untuk melihat dan akhirnya merasa tertinggal lagi. Kita jadi bertanya-tanya, "Kenapa aku nggak seproduktif dia?", "Kok semua orang kelihatan sukses, ya?", atau "Aku ngapain aja selama ini?". Pertanyaan-pertanyaan seperti itu bisa memicu stres, rasa tidak percaya diri, dan akhirnya membuat FOMO makin parah.
 
Pengaruh FOMO terhadap Kesehatan Mental
 
FOMO bukan cuma soal iri hati sesaat. Kalau dibiarkan terus menerus, FOMO bisa berdampak buruk pada kesehatan mental. Beberapa orang bisa merasa cemas, susah tidur, atau bahkan depresi karena terlalu sering membandingkan hidupnya dengan orang lain. Mereka merasa hidupnya tidak cukup baik, selalu ketinggalan, atau kurang berarti.
FOMO juga bisa membuat seseorang merasa harus terus online dan update, agar tidak tertinggal informasi atau tren. Ini bisa menyebabkan kecanduan media sosial. Orang jadi merasa gelisah kalau tidak membuka HP, dan sulit fokus dalam kehidupan nyata. Akibatnya, waktu produktif berkurang, hubungan sosial nyata jadi renggang, dan kualitas hidup menurun.

Contoh FOMO di Kalangan Anak Muda
Banyak mahasiswa atau anak sekolah yang merasa tertekan karena teman-temannya terlihat lebih aktif dan sukses di media sosial. Misalnya, ada yang merasa minder karena belum pernah ikut seminar, magang, atau lomba, padahal di media sosial teman-temannya sering memamerkan sertifikat dan kegiatan. Padahal bisa jadi, itu hanya sebagian kecil dari hidup mereka dan tidak mencerminkan kenyataan secara keseluruhan.
Contoh lain adalah soal liburan. Saat musim liburan, media sosial dipenuhi dengan foto-foto orang yang jalan-jalan ke tempat-tempat menarik. Bagi yang tidak bisa liburan karena alasan ekonomi atau pekerjaan, hal ini bisa membuat mereka merasa gagal atau sedih. Padahal tidak semua orang punya kesempatan atau keinginan yang sama.
 
Apakah Semua Salah Media Sosial?
Media sosial sendiri sebenarnya tidak sepenuhnya salah. Tujuan awalnya adalah untuk menghubungkan orang, berbagi informasi, dan hiburan. Masalahnya muncul ketika kita sebagai pengguna tidak bijak dalam menggunakannya. Media sosial bisa menjadi sumber inspirasi dan motivasi kalau digunakan dengan benar. Tapi kalau kita terlalu sering membandingkan hidup kita dengan orang lain, media sosial bisa menjadi sumber kecemasan dan FOMO.
 
Cara Mengurangi FOMO dari Media Sosial
Ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan agar tidak terlalu terjebak dalam FOMO akibat media sosial:
1. Batasi waktu penggunaan media sosial. Gunakan fitur pengingat waktu harian, atau tentukan waktu khusus untuk membuka media sosial.
2. Ingat bahwa apa yang ditampilkan di media sosial tidak selalu nyata. Banyak orang hanya menunjukkan sisi baiknya saja. Kita tidak tahu perjuangan atau kesedihan yang mereka alami di balik layar.
3. Fokus pada diri sendiri. Setiap orang punya jalan hidup yang berbeda. Fokus pada apa yang bisa kita capai dan nikmati dalam hidup kita sendiri.
4. Bersyukur dan sadar diri. Latih diri untuk bersyukur atas hal-hal kecil yang kita miliki. Ini bisa membantu kita merasa lebih cukup dan tidak mudah iri.
5. Isi waktu dengan kegiatan nyata. Bertemu teman, membaca buku, jalan-jalan di taman, atau mencoba hobi baru bisa membuat kita merasa lebih hidup daripada hanya melihat layar.
 
Media sosial memang memudahkan kita untuk terkoneksi dengan orang lain, tapi juga bisa menjadi tempat yang memicu FOMO jika tidak digunakan dengan bijak. Rasa takut tertinggal bisa muncul karena kita terlalu sering melihat hidup orang lain yang terlihat lebih menarik. Namun, sebenarnya hidup kita tidak kalah berharga. Yang penting adalah bagaimana kita memaknai hidup sendiri tanpa harus selalu membandingkan dengan orang lain. Dengan kesadaran dan pengendalian diri, kita bisa tetap menikmati media sosial tanpa harus terjebak dalam FOMO.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun