Optimalisasi tujuan filsafat pendidikan---inspirasional, preskriptif, dan investigatif---adalah kunci untuk menciptakan kebijakan dan praktik pembelajaran yang efektif dan bermakna. Ketiga tujuan ini bukanlah pilar yang terpisah, melainkan sebuah siklus dinamis yang harus berjalan sinergis.
Tujuan inspirasional memberikan visi dan "mengapa" yang luhur, memastikan bahwa kebijakan dan pembelajaran memiliki arah yang jelas dan tidak terjebak dalam rutinitas teknis yang kering. Tanpa visi ini, pendidikan kehilangan jiwanya.
Selanjutnya, tujuan preskriptif menerjemahkan visi tersebut menjadi kerangka kerja yang konkret: kurikulum, metode, dan regulasi. Ia memberikan "bagaimana" yang terstruktur agar cita-cita pendidikan tidak hanya menjadi angan-angan, melainkan dapat diimplementasikan secara nyata di lapangan.
Namun, visi dan resep tersebut harus terus diuji relevansinya. Di sinilah peran vital tujuan investigatif sebagai mekanisme kontrol kualitas. Dengan menganalisis secara kritis asumsi, praktik, dan dampak yang ada, fungsi investigatif memastikan bahwa kebijakan dan pembelajaran tetap adaptif, adil, dan benar-benar menjawab tantangan zaman. Ia mencegah sistem pendidikan menjadi dogmatis dan stagnan.
Dengan demikian, optimalisasi terjadi ketika para pembuat kebijakan dan pendidik secara sadar mengintegrasikan ketiganya: menetapkan visi yang menginspirasi, merancang panduan yang jelas, dan secara konsisten melakukan evaluasi kritis. Sinergi inilah yang melahirkan sebuah ekosistem pendidikan yang tidak hanya cerdas secara strategis, tetapi juga mendalam secara filosofis dan efektif dalam pelaksanaannya.
Â
Â
Daftar Pustaka
Â
Â