524.501 (Euro)
SGD 765 (Dolar Singapura)
100.000 (Won Korea Selatan)
AUD 1.840 (Dolar Australia)
Aset-aset tersebut kini resmi diserahkan kepada PT Timah Tbk untuk dikelola sebagai bagian dari pemulihan aset negara dan penguatan industri strategis nasional di bidang pertambangan timah.
Nilai Aset Capai Rp7 Triliun, Belum Termasuk Potensi Tanah Jarang
Dalam pernyataannya, Presiden Prabowo mengungkapkan bahwa total nilai keseluruhan aset yang berhasil disita dan diserahkan kepada negara mencapai antara Rp6 hingga Rp7 triliun.Â
Namun, angka tersebut belum termasuk potensi nilai tanah jarang (rare earth elements) atau monasit, yang diperkirakan memiliki nilai ekonomi jauh lebih besar.
"Nilainya dari enam smelter dan seluruh barang sitaan mendekati enam sampai tujuh triliun. Tapi tanah jarang atau monasit belum dihitung. Nilainya bisa jauh lebih besar. Satu ton monasit saja bisa mencapai hingga dua ratus ribu dolar AS," ujar Presiden.
Tanah jarang atau rare earth merupakan unsur mineral strategis yang memiliki nilai tinggi di pasar global karena digunakan dalam berbagai industri modern, termasuk teknologi tinggi, otomotif listrik, dan peralatan militer.Â
Pemerintah menilai potensi pengelolaan mineral tersebut harus dilakukan secara terencana agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi perekonomian nasional.
Kerugian Negara Capai Rp300 Triliun
Lebih lanjut, Presiden Prabowo mengungkapkan bahwa kerugian negara akibat aktivitas tambang ilegal di kawasan konsesi PT Timah diperkirakan mencapai Rp300 triliun.Â