Masjid Al-Aqsa sendiri menempati posisi sangat penting dalam sejarah Islam. Tempat ini merupakan situs tersuci ketiga setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.Â
Bagi umat Islam, Al-Aqsa juga diyakini sebagai lokasi Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW.
Namun, dari perspektif kalangan Yahudi, kawasan yang sama diyakini sebagai Temple Mount, yang disebut-sebut pernah menjadi lokasi berdirinya dua kuil Yahudi pada masa lalu.Â
Perbedaan klaim historis inilah yang menjadikan kawasan Al-Aqsa selalu menjadi pusat ketegangan antara Israel dan Palestina.
Status Yerusalem Timur
Israel menduduki Yerusalem Timur, termasuk kompleks Al-Aqsa, sejak Perang Arab--Israel tahun 1967. Kemudian, pada 1980, Israel secara sepihak mencaplok seluruh wilayah Yerusalem dan menyatakannya sebagai ibu kota yang tidak terbagi.Â
Akan tetapi, langkah itu tidak pernah diakui oleh komunitas internasional, yang hingga kini tetap menganggap Yerusalem Timur sebagai wilayah Palestina yang diduduki.
Meski demikian, Israel terus memperkuat kontrolnya di kawasan tersebut melalui pembangunan permukiman, penggalian arkeologis, hingga pembatasan akses bagi warga Palestina.Â
Kebijakan tersebut berulang kali menuai kecaman dari dunia internasional karena dinilai melanggar hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB.
Potensi Pemicu Konflik Baru
Penggalian terbaru yang dilakukan Israel di bawah Masjid Al-Aqsa berpotensi menambah panjang daftar konflik di kawasan tersebut.Â
Pemerintah Palestina memperingatkan bahwa tindakan itu dapat memicu kemarahan luas di kalangan umat Muslim, baik di Palestina maupun dunia internasional.Â
Apabila tidak segera dihentikan, situasi di Yerusalem Timur dikhawatirkan kembali memanas dan menimbulkan gelombang protes yang sulit dikendalikan.