Mohon tunggu...
Renita Putry Cahyani
Renita Putry Cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Allah SWT

Jangan mengeluh jika diberikan sebuah musibah, justru seharusnya malah bersyukur. Karena melalui kesulitan tersebut, Allah memberikan kesempatan agar Anda berubah menjadi manusia lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Etika Pergaulan Remaja dalam Al Quran pada Contoh Kisah Nabi

21 April 2021   16:16 Diperbarui: 21 April 2021   16:27 6090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ayat-ayat Al-Qur'an yang berhubungan dengan etika pergaulan remaja telah dijelaskan maksud dan maknanya. Adapun etika pergaulan remaja/pemuda yang dapat ditelaah dari penjelasan tafsir  ayat-ayat  Al-Qur'an tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tidak membeberkan/Menyebarkan aib orang lain  

Diyakini bahwa yang menyebarkan rahasia tersebut bukanlah Yusuf. Hal ini bukan disebabkan karena suami wanita itu telah berpesan untuk diam dan jangan mengindahkannya, lebih-lebih Yusuf merupakan seseorang yang terhormat yang tidak akan mungkin membeberkan aib oranglain, walaupun aib tersebut memang benar terjadi. Apalagi berkaitan dengan seseorang yang tinggal serumah dengannya. Yusuf tidak mungkin membeberkannya, karena agama melarang hal tersebut. Dalam pergaulan pasti akan menemukan aib atau kesalahan orang lain, sebaiknya apabila kita mengetahui aib tersebut janganlah mengatakan atau menyebarkannya kepada orang lain, karena itu termasuk ghibah. Dalam firman Allah Qs. Al-Hujurat dijelaskan bahwa apabila menyebarkan atau menggunjing kesalahan orang lain seperti memakan bangkai saudara kita yang sudah meninggal.

2. Menghormati orang yang lebih tua 

Mengajarkan bagaimana seharusnya seorang remaja berinteraksi dan bergaul dengan orangtua atau orang yang lebih tua. Quraish Shihab. Orang tua memang seharusnya menanamkan nilai-nilai akidah dan akhlak yang baik sehingga anak atau remaja tumbuh memiliki kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam. Apabila remaja mampu memahami Islam dengan baik, ia akan mengerti hal-hal yang boleh diperbuat dan hal-hal yang memang dilarang oleh agama. Penyimpangan yang saat ini banyak dilakukan oleh remaja seperti pemakaian narkoba, mabuk-mabukan, penyimpangan seksual, bisa disebabkan karena kurangnya pemahaman mengenai ajaran agama. Kekerasan, tawuran, bullying bisa diatasi apabila mereka memahami bahwa dalam ajaran Islam satu dengan yang lainnya adalah seperti satu bangunan yang saling membutuhkan. Penanaman ajaran-ajaran inilah yang seharusnya ditanamkan oleh orangtua atau orang yang lebih tua dari remaja.

3. Bersikap sopan santun

Dari kisah Di dalam penjara kepada Nabi Yusuf  sangat sopan, bergaul dengan para tahanan, berbuat baik sekuat kemampuannya, begitu juga dua pemuda yang masuk kedalam penjara bersama Yusuf mereka meminta pertolongan dengan perkataan yang baik. Sopan merupakan hormat dengan takzim menurut adat yang baik. Sedangan santun berarti baik dan halus budi bahasa serta tingkah lakunya, senang menolong dan menaruh belas kasihan. Dengan demikian sopan santun merupakan bentuk tingkah laku yang baik dan halus yang dibarengi dengan sikap menghormati orang lain ketika sedang berkomunikasi maupun bergaul dengan siapapun, kapanpun dan dimanapun tanpa batasan waktu dan tempat.  

4. Saling menasehati

Dalam kisah lain, Yusuf berdakwah dan menasehati mereka serta menanamkan optimisme kedalam jiwa mereka. Dengan akhlak Yusuf yang demikian, semua merasa senang  bersahabat dengannya. Apalagi dengan paras yang menawan dan kasus yang tidak adil. Nabi Nuh juga menasehati anaknya untuk bertaubat dan mengikuti ajarannya dan tidak mengikuti orang-orang kafir. Berdakwah merupakan proses penyampaian nasehat ataupun ilmu kepada orang-orang yang ada disekeliling. Proses dakwah inilah yang seharusnya berisi nasehat atau ajakan untuk berbuat baik dan meninggalkan hal-hal yang tercela. Saling menasehati di dalam pergaulan sangat diperlukan karena dalam kehidupan tidak selamanya orang selalu berbuat benar ataupun sebaliknya tidak selalu berbuat salah, dan dalam hal ini diperlukan saling nasehat menasehati agar lingkungan pergaulan tercipta suasana yang damai.

5. Tidak sombong (ujub/takabur)

Ujub berarti sangat keheran-heranan dalam beramal. Merasa seolah-olah hanya dia yang dekat dengan Tuhan. Mempunyai prasangka bahwa orang lain tidak ada yang seperti dia. Dirinya heran karena sifat pintar, alim, terkemuka dan sebagainya. Sifat sombong dan takabur hendaklah ditinggalkan dalam diri kita maupun pergaulan, karena dibneci oleh Allah, dibenci Rasul-Nya dan dibenci oleh semua umat manusia orang. Quraish Shihab, yang takabur selalu menyangka bahwa dirinya benar dan mulia. Oranglain dianggapnya kecil dan hina. Adapun yang menyebabkan sikap takabur adalah rupa, ketampanan, kecantikan, kekayaan, kedudukan, kebangsawanan, kepintaran, dan lain-lain. 

6. Tidak saling membenci dan dendam

Dari kisah Nabi Yusuf, sebagai remaja dalam bergaul sebisa mungkin untuk menghindari rasa benci dan keinginan untuk balas dendam. Dendam merupakan menahan rasa permusuhan di dalam hati dan menunggu kesempatan untuk membalas. Dendam ini timbul dikarenakan adanya kebencian. Benci merupakan rasa ketidaksukaan dan permusuhan, disebabkan rasa sakit hati, adanya ketidaksesuaian dengan perasaan sehingga timbul rasa untuk menghindar, menjauh atau bahkan melenyapkan. Seseorang yang menyimpan dendam dan kebencian tidak akan mau memaafkan kesalahan oranglain meskipun orang tersebut telah meminta maaf. Sifat benci dan dendam akan merugikan diri sendiri dan juga merusak pergaulan, karena benci dan dendam akan membuat hati gelisah dan tidak tenang apabila melihat sesuatu yang dibenci tersebut. 

7. Memiliki keberanian 

Dari kisah pemuda-pemuda Ashbul Kahfi yang pada saat itu hidup masa raja yang dzalim, mereka dengan keyakinanya terus mempertahankan dan saat kondisi terus menghawatirkan mereka memilih untuk mengasingkan diri kedalam gua agar mereka tetap aman. Keberanian mereka adalah dalam bentuk mempertahankan keyakinan dan melawan kedzaliman. Dalam pergaulan saat ini remaja seharusnya memiliki sikap berani dalam menolak dan menghindari segala macam perbuatan yang tercela. Seperti berani mengatakan dan tidak menggunakan narkoba, berani menolak teman yang mengajak tawuran, dan berani mengakui segala macam kesalahan yang diperbuat. 

8. Memiliki sikap toleransi

Fakta pada mulanya bermakna remaja atau anak muda. Lalu ia digunakan dalam arti pembantu. Hal tersebut untuk mengisyaratkan bahwa seseorang, betapapun keadaannya tidaklah wajar diperbudak dan harus diperlakukan dengan sebaik mungkin sebagaiman layaknya manusia. Boleh jadi Rasul saw memilih kata tersebut sejalan dengan makna ayat ini. Dengan demikian orang yang selalu menyertai Nabi Musa as itu dinamai fata yakni yang selalu membantunya dan yang boleh jadi dalam pandangan masyarakat ia berstatus sebagai hamba sahaya. Nabi Musa as pun tidak sungkan bergaul dengan fakir miskin.Toleransi merupakan suatu sikap saling menghargi dan menghormati antar individu atau kelompok di dalam lingkungan masyarakat, meskipun terdapat banyak perbedaan seperti agama, ras, budaya, kedudukan dan perbedaan lainnya. Dan dalam kisah ini Musa as mau berinteraksi dengan hamba sahaya maupun fakir miskin, yang memang berbeda kedudukannya. 

9. Saling Memaafkan 

Dari kisah Nabi Nuh kita dapat ambil contoh pada pergaulan remaja saat ini saling memaafkan seperti menjadi hal yang sangat sulit, karena terkadang orang yang bersalah enggan meminta maaf dan orang yang dimintai maaf terkadang malah menjadikan kesalahan yang terjadi sebagai sesuatu yang harus semua orang tau dan akhirnya menjadikan kesalahan tersebut sebagai aib. Saling memaafkan seharusnya ditumbuhkan pada diri masing orang, karena tidak ada orang yang sempurna dikehidupan dunia ini, jika ada orang yang melakukan kesalahan saat ini bisa jadi diri kita yang akan melakukan kesalahan esok, sehingga sebesar apapun orang melakukan kesalahan sudah selayaknya untuk diberikan kesempatan dan memaafkannya. 

10. Menyayangi yang lebih muda 

Kisah Nabi Ibrahim dengan Ismail menjadi kisah yang menceritakan mengenai kasih sayang. Pada kisah yang lain diceritakan bagaiman Nuh terus mengajak Kanan untuk ikut dengannya menaiki perahu agar ia dpat selamat dari banjir itu. Orang yang saling menyanyangi pasti akan melakukan yang ia mampu asalkan orang-orang disekelilingnya tetap merasa aman dan baik. Dalam pergaulan remaja sikap menyanyangi yang muda dan menghormati yang lebih tua sangat diperlukan, karena dengan begitu remaja paham bagaimana seharusnya ia berperilaku terhadap yang lebih muda maupun yang lebih tua.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun