"Saya kira tuan-tuan ini pedagang biasa.. rupanya dari kraton.. Mohon maaf sebelumnya..." ucap abdi sembari menempelkan kedua telapaknya di depan dada.
      "Kami dari Kerajaan Melaka, saye sendiri Kapten Kapal Dagang yang ditugaskan oleh Shahbandar dan Laksamana untuk ke Kerajaan Nusa. Perkenalkan name saye Mansor Azhar."
      Dengan agak gugup Abdi maju dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Kapten Kapal.
      "Alhamdulillah, tempat yang elok nian. Sudah ke Istana Atas angin ke?"
      "Eh.. be.. belum tuan Mansur..."
      "Ah, panggil saja Kapten Mansur, tak usah grogi, sante laah..."
      "Iya.. maksud saya Kapten Mansur..."
      "Kita kan sudah biase ngobrol besame, sejak lima hari lalu.. dengan Mataram-Parahiyangan.. di tenda sebelah sana," tangan sang kapten menunjuk ke arah utara dari grup tenda Abdi dan Dalem.
      "Eh.. iya.. saya.. eee.. baru, maksudnya baru pagi ini kami sampai di sini..."
      KRUCUK-KRUCUK
      Tiba-tiba bunyi perut Abdi yang sudah lapar terdengar.