Mohon tunggu...
Rendi YopiTrifando
Rendi YopiTrifando Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Perguruan Tinggi di Yogyakarta

Sedang Menempuh S1 Jurusan Biologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masker sebagai Amunisi untuk Menghadapi Era New Normal

14 Juli 2020   13:14 Diperbarui: 14 Juli 2020   13:16 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Masker menurut KBBI adalah alat untuk menutup muka, kain penutup mulut dan hidung (seperti yang digunakan oleh dokter dan perawat). Masker yang berada di pasaran bisa dikategorikan menjadi 3 tipe, yaitu masker kain (disebut juga masker non-medis atau masker non-bedah), masker bedah (masker medis) dan masker N95 (disebut juga respirator atau Filtering Face piece Respiratory/FFF).

Masker bedah dibedakan menjadi dua berdasarkan ketebalannya yaitu masker bedah dua lapis dan tiga lapis. Masker bedah tiga lapis memiliki luaran yang hidrofobik, bisa menangkal tetesan darah/air, memiliki lapisan filter 25 gsm yang bisa efektif mencegah bakteri atau virus. Sementara masker bedah dua lapis tidak memiliki filter 25 gsm namun tetap memiliki fungsi yang mirip dengan masker bedah tiga lapis.

Masker N95 menyaring lebih dari 95% partikel 0,3 mikron. Maker ini memiliki tingkat filtrasi yang tinggi, diikuti masker bedah tiga lapis, dua lapis, dan masker kain. Masker bedah dan masker N95 berdasarkan kebijakan WHO diprioritaskan digunakan oleh dokter, perawat dan orang-orang yang bekerja di rumah sakit untuk membantu mengatasi pasien yang terjangkit Covid-19.

Masker kain yang baik bergantung dari jenis kain yang digunakan. Biasanya bahan kain katun popular digunakan. Selain itu penurunan tekanan di dalam masker merupakan pertimbangan yang penting dalam membuat masker kain karena harus memungkinkan udara masuk secara baik. 

Maker harus dibuang setelah penggunaan tunggal atau setelah 4-6 jam penggunaan secara terus menerus. Jika masker atau kotor juga harus dibuang. Masker tidak boleh dicuci dengan sabun dan air atau didesinfeksi dengan alkohol dan digunakan kembali karena bisa merusak lapisan yang berfungsu untuk memfiltrasi udara. Sementara masker kain bisa dicuci dengan air dan sabun dan digunakan kembali asal tidak terjadi kerusakan.

Dalam sebuah studi kasus-kontrol yang dilakukan di Beijing untuk kasus SARS pada tahun 2003, pemakaian masker wajah yang konsisten di luar rumah dikaitkan dengan pengurangan risiko 70%, dibandingkan dengan orang yang tidak mengenakan masker wajah. 

Hong Kong Special Administrative Region of China (HKSAR) adalah satu-satunya area yang melakukan kebijakan penggunaan masker secara universal meskipun ada rekomendasi dari WHO dan CDC sebelumnya bahwa masker harus disediakan untuk mereka yang memiliki gejala dan dalam perawatan kesehatan.

Pada tanggal 3 April 2020, CDC baru merekomendasikan penggunaan masker kain, terutama di bidang transmisi berbasis masyarakat yang signifikan. Pergeseran paradigma dari tidak merekomendasikan untuk mempromosikan penggunaan masker wajah didasarkan pada alasan pre-gejala SARS-Cov-2 yang meningkat dan adanya pasien tanpa gejala dengan risiko tinggi di masyarakat.

Penelitian juga menunjukkan bahwa memakai masker dengan menjaga kebersihan tangan secara signifikan mengurangi penularan virus influenza musiman di lingkungan masyarakat. Tetapi begitu efek penggunaan masker telah dihapus, efek kebersihan tangan menjadi tidak signifikan.

Oleh karena itu untuk menghadapi era "New Normal" yang sebentar lagi akan berjalan di beberapa kota bahkan seluruh Indonesia, masker wajib digunakan oleh setiap orang saat akan beraktivitas di luar rumah.

Selain itu kita penggunaan masker juga harus dibarengi dengan protokol kesehatan lain seperti selalu menjaga jarak dengan orang lain minimal 2 meter, dan selalu mencuci tangan saat dan setelah beraktivitas agar risiko terjangkit Covid-19 bisa rendah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun