Mohon tunggu...
Rendi YopiTrifando
Rendi YopiTrifando Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Perguruan Tinggi di Yogyakarta

Sedang Menempuh S1 Jurusan Biologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masker sebagai Amunisi untuk Menghadapi Era New Normal

14 Juli 2020   13:14 Diperbarui: 14 Juli 2020   13:16 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada dasarnya setiap orang bisa tertular Covid-19. Menurut World Health Organization (2020), Covid-19 merupakan penyakit menular yang menyerang saluran pernapasan, disebabkan oleh virus yang gejalanya mulai dari flu biasa hingga menjadi penyakit yang lebih parah seperti MERS dan SARS. Gejala yang muncul yaitu flu, demam, batuk kering, sesak napas, diare, kesulitan saat bernapas, dan sakit tenggorokan.

Karena penyakit ini bisa menyebar lewat cairan saat seseorang batuk atau bersin. Selain itu virus ini mampu menyebar ketika kita bersalaman dengan orang lain, dan ketika berada di kerumunan banyak orang.

Faktor lainnya adalah tidak mencuci tangan saat berada di luar rumah, kemudian kebiasaan menyentuh area wajah terutama pada mulut, mata, dan hidung. Karena virus ini bisa masuk ke dalam tubuh lewat jaringa mukosa yang berada di ketiga area wajah tersebut.

Kelompok yang beresiko dan lebih rentan terjangkit penyakit ini adalah para tenaga medis baik dokter, perawat, maupun relawan yang bekerja membantu pasien. Hal ini karena setiap hari para tenaga medis bersosialisasi dan berada dekat dengan pasien sehingga tidak menutup kemungkinan para tenaga medis ini juga ikut tertular Covid-19.

Kelompok berikutnya yang berisiko terjangkit Covid-19 adalah orang yang berusia lanjut (lansia) dan orang dengan riwayat medis sebelumnya seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, tekanan darah tinggi, masalah jantung, penyakit hati, gagal ginjal, dan kanker. Selain itu rendahnya sistem imum pada lansia ikut menjadi faktor penting mengapa lansia rentan dan berisiko tertular penyakit Covid-19. 

Sistem imun kita dapat menurun selain karena faktor umur juga bisa disebabkan oleh faktor lain, seperti riwayat penyakit tertentu, merokok, defisiensi imun, transplantasi organ, dan penggunaan kortikosteroid yang berkepanjangan dan obat-obatan penurun kekebalan tubuh lainnya (Centers for Disease Control and Prevention, 2020).

Era "New Normal" merupakan situasi masyarakat di dunia yang mengadaptasi cara baru untuk menjalani kehidupan, pekerjaan, pendidikan, dan interaksi dengan orang lain. Perlu diingat bahwa manusia mungkin harus hidup dalam "New Normal" untuk waktu yang cukup lama.

Banyak penyakit yang disebabkan oleh virus belum memiliki obat hingga saat ini. Sementara vaksin yang ditemukan hanya untuk beberapa penyakit saja. Penyakit HIV dan Ebola merupakan salah contohnya. Ebola yang pertama kali dilaporkan pada tahun 1976 di Sungai Ebola yang berada di Democratic Republic of Congo hingga saat ini belum ditemukan obatnya.

Vaksin untuk Ebola Virus Disease (EVD) dikenal sebagai rVSV-ZEBOV (nama dagang "Ervebo") untuk mencegah EVD. Gejala penyakit EVD diobati saat pertama muncul dan bertujuan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh pasien. Vaksin tidak mengobati penyakit EVD namun berperan untuk meningkatkan sistem kekebalan imun sehingga mampu melawan infeksi virus.

Untuk saat ini kita harus beradaptasi dengan "New Normal" yang akan terus berubah dan berkembang dengan cepat. Beberapa protokol akan diterapkan dan diawasi dengan ketat untuk mencegah penyebaran virus di kehidupan sehari-hari. Kita akan melihat setiap orang menggunakan masker saat berada di luar, sekolah akan mengurangi pertemuan dengan tatap muka untuk mengurangi risiko dengan melakukan pembelajaran secara online sebagai alternatif terbaik.

Kita mungkin lebih sering memasak makanan di rumah atau melakukan pemesanan makanan secara online, bisnis pemesanan makanan online, belanja online akan berkembang dengan pesat, pemeriksaan suhu dan jaga jarak dengan orang lain sekitar 2 meter akan diterapkan di mana-mana, dan lain-lain.

Masker menurut KBBI adalah alat untuk menutup muka, kain penutup mulut dan hidung (seperti yang digunakan oleh dokter dan perawat). Masker yang berada di pasaran bisa dikategorikan menjadi 3 tipe, yaitu masker kain (disebut juga masker non-medis atau masker non-bedah), masker bedah (masker medis) dan masker N95 (disebut juga respirator atau Filtering Face piece Respiratory/FFF).

Masker bedah dibedakan menjadi dua berdasarkan ketebalannya yaitu masker bedah dua lapis dan tiga lapis. Masker bedah tiga lapis memiliki luaran yang hidrofobik, bisa menangkal tetesan darah/air, memiliki lapisan filter 25 gsm yang bisa efektif mencegah bakteri atau virus. Sementara masker bedah dua lapis tidak memiliki filter 25 gsm namun tetap memiliki fungsi yang mirip dengan masker bedah tiga lapis.

Masker N95 menyaring lebih dari 95% partikel 0,3 mikron. Maker ini memiliki tingkat filtrasi yang tinggi, diikuti masker bedah tiga lapis, dua lapis, dan masker kain. Masker bedah dan masker N95 berdasarkan kebijakan WHO diprioritaskan digunakan oleh dokter, perawat dan orang-orang yang bekerja di rumah sakit untuk membantu mengatasi pasien yang terjangkit Covid-19.

Masker kain yang baik bergantung dari jenis kain yang digunakan. Biasanya bahan kain katun popular digunakan. Selain itu penurunan tekanan di dalam masker merupakan pertimbangan yang penting dalam membuat masker kain karena harus memungkinkan udara masuk secara baik. 

Maker harus dibuang setelah penggunaan tunggal atau setelah 4-6 jam penggunaan secara terus menerus. Jika masker atau kotor juga harus dibuang. Masker tidak boleh dicuci dengan sabun dan air atau didesinfeksi dengan alkohol dan digunakan kembali karena bisa merusak lapisan yang berfungsu untuk memfiltrasi udara. Sementara masker kain bisa dicuci dengan air dan sabun dan digunakan kembali asal tidak terjadi kerusakan.

Dalam sebuah studi kasus-kontrol yang dilakukan di Beijing untuk kasus SARS pada tahun 2003, pemakaian masker wajah yang konsisten di luar rumah dikaitkan dengan pengurangan risiko 70%, dibandingkan dengan orang yang tidak mengenakan masker wajah. 

Hong Kong Special Administrative Region of China (HKSAR) adalah satu-satunya area yang melakukan kebijakan penggunaan masker secara universal meskipun ada rekomendasi dari WHO dan CDC sebelumnya bahwa masker harus disediakan untuk mereka yang memiliki gejala dan dalam perawatan kesehatan.

Pada tanggal 3 April 2020, CDC baru merekomendasikan penggunaan masker kain, terutama di bidang transmisi berbasis masyarakat yang signifikan. Pergeseran paradigma dari tidak merekomendasikan untuk mempromosikan penggunaan masker wajah didasarkan pada alasan pre-gejala SARS-Cov-2 yang meningkat dan adanya pasien tanpa gejala dengan risiko tinggi di masyarakat.

Penelitian juga menunjukkan bahwa memakai masker dengan menjaga kebersihan tangan secara signifikan mengurangi penularan virus influenza musiman di lingkungan masyarakat. Tetapi begitu efek penggunaan masker telah dihapus, efek kebersihan tangan menjadi tidak signifikan.

Oleh karena itu untuk menghadapi era "New Normal" yang sebentar lagi akan berjalan di beberapa kota bahkan seluruh Indonesia, masker wajib digunakan oleh setiap orang saat akan beraktivitas di luar rumah.

Selain itu kita penggunaan masker juga harus dibarengi dengan protokol kesehatan lain seperti selalu menjaga jarak dengan orang lain minimal 2 meter, dan selalu mencuci tangan saat dan setelah beraktivitas agar risiko terjangkit Covid-19 bisa rendah.

Selain itu lebih baik menyiapkan masker kain sebagai alternatif saat akan beraktivitas apabila terjadi kelangkaan masker bedah di pasaran. Karena lebih baik menggunakan masker kain daripada tidak menggunakan masker sama sekali saat berkaktivitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun