Mohon tunggu...
Renata Maulita
Renata Maulita Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Akuntansi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

kejarlah akhirat tanpa melupakan dunia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pelatihan dan Pendampingan Tim Akuntabilitas dalam Pembukuan Usaha UMKM Arang Kayu di Desa Cupak Jombang

4 Desember 2022   20:32 Diperbarui: 4 Desember 2022   20:51 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu entitas yang dapat menggambarkan kinerja UMKM tersebut pada suatu periode akuntansi. Laporan keuangan dibuat untuk menyajikan informasi mengenai kinerja UMKM dan berguna untuk mengambil keputusan bisnis.

Kebanyakan dari UMKM hanya mencatat jumlah uang yang diterima dan dikeluarkan, jumlah barang yang dibeli dan dijual, dan jumlah piutang atau utang. Namun pembukuan itu tidak dengan format yang diinginkan oleh pihak perbankan (Jati et al., 2009). Mempekerjakan seseorang secara khusus untuk melakukan pembukuan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan masih menjadi hal yang kurang realistis bagi banyak UMKM sebab akan menambah pengeluaran untuk membayar gaji dari tenaga akuntansi tersebut.

Pelaksanaan pembukuan akuntansi untuk menghasilkan laporan keuangan merupakan hal yang masih sulit bagi UMKM. Keterbatasan pengetahuan pembukuan akuntansi, rumitnya proses akuntansi, dan anggapan bahwa laporan keuangan bukanlah hal yang penting bagi UMKM (Jati et.al., 2009). Berbagai macam keterbatasan lain dihadapi oleh UMKM mulai dari latar belakang pendidikan yang tidak mengenal mengenai akuntansi atau tata buku, kurang disiplin dan rajinnya dalam pelaksanaan pembukuan akuntansi, terbatasnya panduan proses akuntansi yang mudah dipahami, minimnya pelatihan yang diperoleh baik dari perguruan tinggi maupun instansi pemerintah dan tidak adanya kecukupan dana untuk mempekerjakan akuntan atau membeli software akuntansi untuk mempermudah pelaksanaan pembukuan akuntansi. Oleh karena itu perlunya pelatihan dan pendampingan akuntabilitas terhadap UMKM secara intens sesuai dengan standart keuangan yang berlaku saat ini.

dokpri
dokpri

Universitas 17 Agustus 1945 menjalankan program Matching Fund di Desa Cupak Jombang. Matching Fund adalah bentuk kegiatan yang melakukan pengabdian kepada masyarakat  oleh mahasiswa.  Dengan demikian salah satu Tim Akuntabilitas Universitas 17 Agustus 1945 memberikan pelatihan dan pendampingan pembukuan terhadap UMKM di Desa Cupak Jombang dengan membuat laporan keuangan guna menyajikan informasi mengenai kinerja UMKM dan berguna untuk mengambil keputusan bisnis.

Di Desa Cupak Jombang terdapat 5 UMKM salah satunya UMKM Arang Kayu. Arang merupakan material alami yang diperoleh dari pembakaran minim oksigen dari bahan kayu atau serat kayu dan telah digunakan sebagai bahan bakar selama bertahun-tahun (Guanjun, 2002). Material karbon dapat diperoleh dari arang kayu atau serat kayu dengan proses yang lebih lanjut. Arang kayu adalah salah satu jenis arang yang bahan dasarnya terbuat dari kayu. Arang kayu adalah arang yang paling banyak digunakan untuk keperluan rumah tangga seperti memasak. Selama ini penggunaan bahan bakar masih mengandalkan bahan bakar fosil. Semakin hari penggunaan bahan bakar semakin meningkat berimbang dengan bertambahnya jumlah penduduk, sedangkan jumlah bahan bakar fosil semakin menipis.

Selain berfungsi untuk keperluan rumah tangga, fungsi lain dari arang kayu adalah sebagai media untuk menjernihkan air, penggunaan arang dalam berbagai bidang kesehatan, dan masih banyak fungsi lainnya. Bahan baku kayu yang digunakan untuk membuat arang kayu adalah kayu dalam kondisi yang masih bagus, dan dalam hal ini artinya kayu tersebut belun dalam kondisi membusuk.

dokpri
dokpri

UMKM tersebut dikelola oleh Pak Ahmad sendiri, namun sebelumnya usaha ini telah dirintis oleh orang tuanya sejak 2009 (11/09/22).

Dalam proses pembuatan arang kayu, dimulai dari proses pembakaran kayu yang dilakukan dengan menggunakan tungku pembakaran, dimana tim pengabdi sudah membuatkannya pada pelaksanaan pengabdian tahun pertama. Setelah kayu dibakar dan sudah berubah wujud menjadi bara, pada proses pemanenannya dilakukan dengan penyiraman air untuk memadamkan bara api sehingga arang yang dipanen dalam kondisi basah. Tahap selanjutnya adalah pengeringan sehingga arang kayu menjadi kering dan siap untuk dikemas. Sedangkan untuk produk arang dalam bentuk briket harus melalui tahap pencetakan terlebih dahulu kemudian dikeringkan. Proses pengeringan guna menghilangkan kandungan air dari arang maupun briket merupakan tahap penting yang harus dilakukan dengan efektif, karena kualitas produk ditentukan pada tahap tersebut.

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun