Mohon tunggu...
rehan maulana ibrahim
rehan maulana ibrahim Mohon Tunggu... MAHASISWA

SAYA SEKARANG MENEMPUH PENDIDIKAN DI UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA DENGAN PROGAM STUDI S1 BIOTEKNOLOGI. SEBELUM SAYA MENJDI MAHASISWA SAYA JUGA MENEMPUH PENDIDIKAN DI SMA BUDI UTOMO SURAKARTA DAN SAMBIL MONDOK MENGKAJI ALQURAN DAN AL HADIST DI PONDOK PESANTREN MODERN BUDI UTOMO SURAKARTA SELAMA 3 TAHUN.SAYA JUGA MENGIKUTI DIKLAT ATAU TES MUBALIGH MUBALIGHOT DI PONDOK PESANTREN WALI BAROKAH KOTA KEDIRI DAN PONDOK PESANTREN AL UBAIDAH KERTOSONO NGANJUK JAWA TIMUR.

Selanjutnya

Tutup

Nature

menjaga warisan leluhur:memanen padi menggunakan ani ani ditengah arus modernisasi

11 Oktober 2025   11:15 Diperbarui: 11 Oktober 2025   11:19 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
masyarakat kasepuhan sedang memanen padi dengan ani (anihttps://youtu.be/exbKMO4ENes?si=OcU3AhnrOLrG3KZh)

Dalam banyak kasus, solusi moderat atau campuran bisa lebih ideal: misalnya menggunakan mesin untuk sebagian besar area, tetapi menyisakan lahan kecil untuk panen tradisional atau varietas lokal dengan ani-ani. Atau mengembangkan alat “semi-modern” yang mengombinasikan prinsip ani-ani dengan teknologi ringan.

4. Catatan Praktis dan Tantangan Penerapan Ani-Ani

Untuk menerapkan ani-ani secara realistis di era sekarang, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

Skala lahan: Ani-ani cocok untuk sawah kecil atau petani lokal, kurang cocok untuk hamparan luas.

Tenaga kerja & biaya: Butuh banyak tenaga, bisa jadi lebih mahal bila buruh tani sedikit atau upah tinggi.

Waktu panen: Panen mesti dilakukan lebih cepat agar padi tidak rontok atau terlalu matang.

Pola tanam & varietas: Ani-ani lebih cocok untuk varietas lokal berpostur tinggi, bukan varietas modern yang padat dan tinggi rendah.

Pelestarian keterampilan: Banyak generasi muda yang tidak tahu cara menggunakan ani-ani ,perlu diadakan sosialisasi pengetahuan.serta

Motivasi dari masyarakat & pemerintah: Butuh dukungan, insentif, penyuluhan agar petani mau mempertahankan metode ini.

Meski tantangannya nyata, bukan berarti ani-ani tidak punya tempat di masa depan pertanian Indonesia.

Penutup & Kesimpulan

Indonesia sebagai negara agraris bukan sekadar label lama  ia adalah warisan budaya, ekosistem sosial, dan identitas kolektif yang harus dijaga. Meskipun zaman terus bergerak, kita tidak bisa menelan mentah semua teknologi modern tanpa refleksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun