Mohon tunggu...
Regita Okti
Regita Okti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perkembangan Islam pada Masa Daulah Umayyah di Andalusia

22 November 2017   20:19 Diperbarui: 22 November 2017   20:50 44130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

 Penakhlukan Spanyol oleh pasukan Islam terjadi pada masa khalifah al-Walid Bin Abdul Malik, dibawah pimpinan Thariq bin Ziyad dan Musa Ibn Nushair. Dibawah pemerintahan kerajaan Visigoth , Cordova yang sebelumnya makmur, menjadi mundur. Kemakmurannya bangkit kembali di masa kekuasaan Islam. Pada tahun 756M, kota ini menjadi ibukota dan pusat pemerintahan bani Umayyah di Spanyol, setelah bani Umayyah di Damaskus jatuh ke tangan bani Abbas tahun 750M.[3] Sebelum penakhlukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti bani Umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di Zaman Khalifah Abd Malik (685-705M). Khalifah Abd Malik mengangkat Ibn Nu'man al Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Pada masa khalifah Al Walid, Hasan Ibnu Nu'man sudah digantikan oleh Musa Ibn Nushair. Di saat Al-Walid berkuasa, Musa IbnNushair Sukses memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki daerah Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia juga menyempurnakan penakhlukan ke berbagai wilayah bekas kekuasaan bangsa Barbar di sejumlah pegunungan sehingga mereka menyatakan loyal dan berjanji tidak akan membuat kekacaauan seperti yang telah mereka lakukan sebelumnya. Penakhlukan wilayah Afrika Utara hingga menjadi salah satu propinsi dari Khalifah bani Umayyah membutuhkan waktu selama 53 tahun, sejak tahun 30 H (masa pemerintahan Muawiyah Ibnu Abi Sofyan) sampai tahun 83 H (masa Al Walid). Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai Islam, kawasan itu merupakan basis kekuasaan kerajaann Romawi, yaitu Kerajaan Ghotic. Kerajaan ini seringkali mendatangi penduduk dan mendorong mereka untuk membuat kerusuhan dan menentang kekuasaan Islam. Setelah kawasan ini dapat dikuasai secara total, umat Islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menakhlukkan Spanyol. Dari sini dapat diketahui bahwa penakhlukan Afrika Utara adalah batu loncatan bagi kaum Muslimin untuk menguasai wilayah Spanyol.[4] Dalam sejarah penguasaan Spanyol, ada tiga pahlawan Islam yang sangat berjasa dalam proses penguasaan Islam di Spanyol. Mereka adalah Tharif Ibn Malik , Thariq Ibn Ziyad , dan Musa Ibn Nushair. Tharif dinilai sebagai perintis dan penyelidik wilayah Spanyol karena ia merupakan orang pertama yang sukses menyebrangi selat antara Maroko dan benua Eropa. Ia pergi bersama satu pasukan perang berjumlah lima ratus orang dengan menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian. Dalam penyerbuan itu, Tharif menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang banyak jumlahnya. Atas keberhasilan Tharif itu ada dorongan besar untuk Musa Ibn Nushair mengirim pasukan lagi sebanyak 7000 orang ke Spanyol di bawah pimpinan Thariq Ibn Ziyad.[5]Thariq Ibn Ziyad lebih terkenal sebagai penakhluk Spanyol sebab jumlah pasukannya lebih besar dan efeknya pun lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa Ibn Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah Al Walid. Pasukan itu kemudian menyebrangi selat dibawah pimpinan Tahriq Ibn Ziyad. Gunung tempat pertama kaliThariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya hingga kini dapat dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq).[6]Thariq Ibn Ziyad berhasil mengalahkan raja Roderick dalam pertempuran di wilayah Bakkah tepatnya 19 Juli 711M. Selanjutnya Thariq dan pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting disana, sseperti Cordova , Granada , dan Toledo. Kekalahan pasukan Roderick menurut Syalabi disebabkan karena pasukannya itu terdiri dari para hamba sahaya dan oraang-orang lemah. Selain itu, diantara mereka pula ada musuh-musuh Roderick. Ditambah lagi , orang-orang Yahudi secara rahasia juga mengadakan persekutuan dengan kaum Muslimin. Kemenangan pertama yang diperoleh Thariq Ibn Ziyad merupakan jalan lapang untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Untuk itu, Musa Ibn Nushair merasa perlu melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran dengan maksud membantu perjuangan Thariq. Dengan suatu pasukan yang besar, ia menyebrangi beberapa selat. Satu demi satu kota yang dilewatinya berhasil dikuasai. Setelah Musa berhasil menakhlukkan Sidonia,Karmona,Seville, dan Merida serta mengalahkan penguasa kerajaan Gothic, Theodomir di Orihuela , ia bergabung dengan Thariq di Toledo. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol. Termasuk bagian utaranya, mulai Saragosa sampai Navarre.Disaat seluruh wilayah Afrika Utara sudah dikuasai dan kekuasaan kerajaan Gothic mulai melemah, lompatan berikutnya adalah penguasaan daerah Spanyol yang berada di Seberang. Kerjasama satu tim dan keterlibatan aktif pimpinan pusat dan pelaksana lapangan telah membuahkan hasil maksimal dalam perluasan kekuasaan Islam di Spanyol.

 
 

Pada tahun 99 H/711M , gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan  Khalifah Umar Ibn Abdil Aziz, dengan sasarannya menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Prancis Selatan. Gelombang kedua terbesar dari penyerbuan kaum Muslimin yang geraknya dimulai pada permulaan abad ke-8 M ini , telah menjangkau seluruh Spanyol dan dan melebar jauh ke Prancis Tengah dan bagian-bagian penting lainnya.Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak begitu mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal. Faktor eksternalnya antara lain pada masa penakhlukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik , dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan yang menyedihkan.[7]Begitu juga dengan adanya perebutan kekuasaan diantara elite pemerintahan, adanya konflik umat beragama yang menghancurkan kerukunan dan toleransi diantara mereka.[8]Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, raja terakhir yang dikalahkan Islam. Awal kehancuran Ghot adalah ketika raja Roderick memindahkan Ibukota negaranya dari Seville ke Toledo, sementara Witiza yang saat itu menjadi penguasa atas wilayah Toledo diberhentikan begitu saja. Hal yang menguntungkan tentara islam lainnya adalah bahwa tentara Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang. Selain itu orang Yahudi yang selama ini tertekan juga telah mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan bagi kaum Muslimin.Adapun faktor Internalnya yaitu suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokoh-tokoh perjuangan dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penakhlukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu dan penuh percaya diri. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum Muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut.Peradaban bani Umayyah II di Andalusia menghasilkan beberapa struktur politik dan kepemerintahan, yaitu :Politik dan Pemerintahan ( Masa Wali,Keamiran,Masa Khalifah)Masa WaliPada masa ii , Spanyol berada dibawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada masa ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna, gangguan-gangguan masih sering terjadi baik datang dari dalam maupun luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan diantara elit penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan. Disamping itu, terdapat perbedaan pandangan terhadap Khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Masing-masing mengaku bahwa merekalah yang berhak menguasai daerah Spanyol ini.Oleh karena itu, terjadi dua puluh kali pergantian wali (gubernur) Spanyol dalam jangka waktu yang amat singkat. Perbedaan seringnya terjadi perang saudara. Hal ini ada hubungannya dengan perbedaan etnis, terutama antara Barbar asal Afrika Utara dan Arab. Di dalam etnis Arab sendiri, terdapat dua golongan yang terus-menerus bersaing, yaitu suku Qaisy (Arab Utara) , dan Arab Yunani ( Arab Selatan ).  Perbedaan etnis ini seringkali menimbulkan konflik politik, terutama ketika tidak ada figur yang tangguh.  Itulah sebabnya di Spanyol pada saat itu tidak ada Gubernur yang mampu mempertahankan kekuasaannya untuk jangka waktu yang lama.Gangguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan yang memang tidak pernah tunduk kepada pemerintahan Islam. Gerakan ini terus memperkuat diri. Setelah berjuang lebih dari 500 tahun, akhirnya mereka mampu mengusir Islam di Spanyol.Karena seringnya terjadi konflik internal dan berperang menghadapi musuh luar, maka dalam periode ini Islam Spanyol belum memasuki kegiatan pembangunan dipandang peradaban dan kebudayaan. Periode ini berakhir dengan datangnya Abd Al-Rahman Al-Dakhil ke Spanyol pada tahun 13H/755M.[9]  Masa KeamiranPada masa ini Spanyol dibawah pemerintahan seorang yang bergelar amir(panglima atau gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam, yang ketika itu dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol tahun 138H/755M dan diberi gelar al-Dakhil (yang masuk ke Spanyol). Ia berhasil mendirikan dinasti bani Umayyah di Spanyol. Penguasa-penguasa Spanyol pada periode ini adalahAbd Al-Rahman Al-DakhilHisyam IHakam IAbd Rahman al-AusathMuhammad Ibn Abd al-RahmanMunzir Ibn MuhammadAbdullah Ibn Muhammad

 

Pada masa ini Islam di Spanyol mulai memperoleh kemajuan-kemajuan baik dibidang politik maupun bidang peradaban. Abd al-Rahman al-Dakhil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol. Hisyam dikenal sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran. Dialah yang memprakasai tentara bayaran di Spanyol. Sedangkan Abd al-Rahman al-Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu. Pemikiran filsafat juga mulai pada periode ini. Terutama di zaman Abdurrahman al-Ausath.

 

Pada pertengahan abad ke-9, stabilitas negara terganggu dengan munculnya gerakan Kristen fanatik yang mencari kesahidan (Martyrdom). Gangguan politik yang paling serius pada masa ini datang dari umat Islam sendiri. Golongan pemberontak di Toledo pada tahun 852 M membentuk negara kota yang berlangsung selama 80 tahun. Di samping itu sejumlah orang yang tak puas membangkitkan revolusi. Yang terpenting diantaranya adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Hafshun dan anaknya yang berpusat di pegunungan dekat Malaga. Sementara itu, perselisihan antara orang-orang Barbar dan orang-orang Arab masih sering terjadi.[10]Namun ada yang berpendapat pada masa ini dibagi menjadi dua, yaitu masa keamiran (755-912M) dan masa kekhalifahan (912-1013M).[11]

 

Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahman III yang bergelar An-Nasir sampai munculnya raja-raja kelompok yang dikenal dengan sebutan Muluk al-Thawaif. Pada periode ini Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar Khalifah, penggunaan gelar Khalifah tersebut bermula dari berita yang sampai kepada Abdurrahman III, bahwa al-Muktadir , khalifah daulat bani Abbas meninggal dunia dibunuh oleh pengawalnya sendiri. Menurut penilaiannya, keadaan ini menunjukkan bahwa suasana pemerintahan Abbasiyah sedang kemelut. Ia berpendapat bahwa saat ini merupakan saat yang paling tepat untuk memakai gelar Khalifah yang telah hilang dari kekuasaan bani Umayyah selama 150tahun lebih. Selain itu kelahiran Daulah Fatimiyah yang mengamalkan ajaran Syi'ah di Afrika Utara yang bergelar Khalifah, membuat Abd al-Rahman III berniat mengikutinya dengan memakai gelar Khalifah juga. Karena itulah, gelar ini dipakai Abd al-Rahman III mulai tahun 929 M.Dengan dilantiknya Abd al-Rahman III sebagai Khalifah maka pada masa itu dunia Islam mempunyai tiga Khalifah, satu di Baghdad, satu di Afrika Utara , dan satu lagi di Spanyol. Setelah masa krisis selama 60 tahun, zaman baru dibangkitkan Abdurrahman al-Nashir (912-961M) dan anaknya Hakam II (961-976M). Masa ini berlangsung selama 64 tahun.Segera setelah dilantik usaha yang dilakukan Abd al-Rahman III pertama kali ditujukan kepada pengukuhan kesatuan dan stabilitas dalam negeri. Begitu ia dilantik ia mengirim utusan kepada gubernur-gubernur yang ada di semenanjung Iberia dan mengajak mereka untuk memberikan bai'at kepadanya. Sebagian diantara mereka menyambut seruan itu dengan baik, dan sebagian yang lain tidak memperdulikannya. Dalam menghadapi penentangnya, Abdurrahman III menumpasnya dengan militer sehingga dalam jangka 10 tahun umat Islam Spanyol bersatu kembali. Pada periode ini, umat Islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan menyaingi kejayaan daulah Abbasiyah di Baghdad. Abdurrahman III membangun beberapa buah istana dan memajukan pertanian rakyat. Rakyat taat kepadanya dan semua orang merasa damai hidup dibawah pimpinannya. Ia juga mewajibkan penguasa-penguasa Kristen membayar upeti ke Cordova. Pada masa kekuasaannya, Cordova merupakan pusat kebudayaan Islam yang penting di Barat sebagai tandingan Baghdad di Timur. Kalau di Baghdad ada bait al-Hikmah, serta madrasah Nizamiyah, dan Kairo ada al-Azhar serta Dar al-Hikmah, maka di Cordova ada Universitas Cordova sebagai pusat Ilmu Pengetahuan. Perpustakaannya mengandung ratusan ribu buku.[12] Di Cordova terdapat 113.000 rumah, 70 perpustakaan , sejumlah toko buku dan masjid, bermil-mil jalan aspal yang membuat Cordova memperoleh popularitas Internasional dan kekaguman para pengunjungnya. Banyak perutusan diplomatik berkumpul di Cordova, baik dari dalam maupun dari luar Spanyol.Abdurrahman an-Nasir dianggap para sejarawan sebagai pengasas kedua kerajaan bani Umayyah di Andalusia setelah Abd al-Rahman al-Dakhil. Ia juga dianggap sebagai pemimpin yang berwibawa dan teragung dikalangan para pemimpin bani Umayyah atau Islam di Spanyol. Abdurrahman III dianggap sebagai sang penyelamat imperium muslim Spanyol. Dengan berbagai kebijakan dan kemampuan Intelektualnya, maka stabilitas nasional terkendali serta dapat menarik masyarakat Spanyol dengan tidak menimbulkan jurang pemisah antara kelas dan golongan agama yang ada, sehingga benar-benar tercipta suatu imperiumUmayyah yang damai dan kuat di Spanyol. Setelah memegang kekuasaan selama 27tahun, ia meninggal dunia pada bulan oktober 961 M. Hakam II yang bergelar Al Muntassir Billahmelanjutkan ayahnya. Ia berkuasa selama 15 tahun. Meskipun ia pemimpin yang hebat dan terkenal, namun tidak menandingi kebesaran ayahnya. Ia pemimpin yang sederhana, namun karena kondisi yang sudah makmur dan stabil menyebabkan ia mudah melaksanakan tugasnya. Selama masa pemerintahannya, tidak banyak terjadi penentangan, hanya sekali saja yaitu oleh kerajaan Kristen di Leon, Castille , dan Navarre. Karenanya al-Hakam II lebih terfokus pada bidang pembangunan khususnya di bidang intelektual.[13] Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran. Pembangunan kota berlangsug cepat. Ia seorang kolektor buku dan pendiri perpustakaan. Tak kurang 400.000 manuskrip dalam perpustakaannya. Sehingga banyak intelektual yang tertarik mendatanginya. Tahap terakhir pemerintahan bani Umayyah dimulai dari tahun 976 hingga 1031 M. Yang melibatkan tujuh Khalifah. Diawali ketika Hisyam II naik tahta, kemudian al-Muayyad , Muhammad II al-Muayyad , Sulaiman al Musta'in , Abd al-Rahman V , Muhammad al-Mustakfi dan Hisyam III al-Mu'tamid.Di zaman Hisyam II(976-1013M) terdapat perubahan struktur politis. Hisyam II baru berusia 11 tahun ketika ia menduduki tahta. Karena usianya yang masih sangat muda,  ibunya yang bernama Sultanah Subh dan sekretarisnya yang bernama Muhammad Ibn Abi Amir mengambil alih tugas pemerintahan.Hisyam II tidak mampu mengatasi ambisi para pembesar istana dalam merebut pengaruh dan kekuasaan. Menjelang tahun 981 M, Muhammad Ibnu Abi Amir yang ambisius menjadikan dirinya sebagai penguasa diktator.Dalam perjalanannya ke puncak kekuasaan ia menyingkirkan rekan-rekan dan saingannya. Hal ini dimungkinkan karena ia mempunyai tentara yang setia dan kuat. Ia mengirimkan tentara itu dalam berbagai ekspedisi yang berhasil menetapkan keunggulannya atas para pangeran Kristen di Utara. Pada tahun itu juga Muhammad Ibnu Abi Amir memakai gelar kehormatan al-Mansur Billah. Ia dapat mengharumkan kembali kekuasaan Islam di Spanyol. Sekalipun ia hanya merupakan seorang penguasa bayangan. Kedudukan Hisyam II tidak ubahnya seperti boneka, hal ini menunjukkan peranan khalifah sangat lemah dalam memimpin negara. Dan ketergantungan kepada kekuatan orang lain mencerminkan bahwa khalifah dipilih bukan tas kemampuan yang dimilikinya, melainkan atas dasar warisan turun temurun.Hisyam II memang bukan orang yang cakap untuk mengatur negaram tindakannya menimbulkan kelemahan dalam negeri. Ia tidak dapat membaca gejala-gejala pergerakan Kristen yang akan mulai tumbuh dan mengancam kekuasaannya. Keadaan ini diperburuk dengan meninggalnya al-Muzaffar pada tahun 1009 M yang dalam kurun waktu 6 tahun masih dapat mempertahankan kekuasaan Islam di Spanyol. Al-Muzaffar kemudian digantikan oleh Hajib al-Rahman Sancol. Karena ia tidak berkualitas dalam memegang jabatannya sehingga dimusuhi penduduk dan kehilangan kesetiaan dari tentaranya. Akibatnya timbul kekacauan, karena tidak ada orang atau kelompok yang dapat mempertahankan ketertiban di seluruh negara. Akhirnya Hisyam II mema'zulkan diri pada tahun 1009M, yang kemudian dipulihkan kembali tahtanya pada tahun berikutnya.Sejak itu sampai tahun 1013 M ia dan 6 orang anggota keluarga setengah Barber masing-masing menjabat khalifah sementara. Dalam masa lebih 22 tahun, (1009-1031M) terjadi 9 kali pertukaran Khalifah. Tiga orang diantaranya menduduki jabatan khalifah pada periode tersebut. Pada tahun 1031 khilafah dihapuskan oleh orang-orang Cordova. Dalam beberapa tahun saja negara yang tadinya makmur, dilanda kekacauan dan akhirnya kehancuran tottal. Pada tahun 1009M khalifah mengundurkan diri. Beberapa orang yang dicoba untuk menduduki jabatan itu tidak ada yang dapat memperbaiki keadaan. Akhirnya pada tahun 1013M dewan menteri yang memerintah Cordova menghapuskan jabatan Khalifah. Ketika itu Spanyol sudah terpecah dalam banyak sekali negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu. Inilah yang disebut al-Muluk al-Thawaif.[14] 

 
 

 
 

 Sains Ilmu-ilmu kedokteran, musik, matematika , astronomi , kimia , dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas Ibn Farnashtermasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim Ibn Yahya al-Naqqashterkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad Ibn Ibasdari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umm al-Hasan binti al-Abi Jafardan saudara perempuan al-Hafizadalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.[15] Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir terkenal. Ibnu Jubairdari Falencia (1145-1228M) menulis tentang negeri-negeri Muslim mediterania dan Sicilia dan Ibnu Batutahdari Tangier (1304-1377M). Mencapai samudra pasai dan china. Ibnu al-Khatib (1317-1374M) menyusun riwayat Granada , sedangkan Ibnu Khaldundari Thunis perumus Filsafat sejarah. Semua sejarawan bertempat tinggal di Spanyol, kemudian pindah ke Afrika. Itulah sebagian nama-nama besar dalam bidang Sains.Ilmu-Ilmu Fiqih dan Ilmu-ilmu Islam LainnyaMadzab fikih yang berkembang di Cordova adalah Maliki. Madzab ini diperkenalkan oleh Ziyad Ibn Abd al-Rahman Ibn Ziyad al-Lahmipada zaman Hisyam I Ibn Abd al-Rahman al-Dakhil.  Beliau adalah murid langsung Imam Malik Ibn Anasdi Madinah. Jejaknya kemudian diikuti oleh Yahya Ibn Yahya al-Laitsi ,disamping sebagai murid Ziyad Ibn Abd al-Rahman,ia juga berguru langsung kepada Imam Malik.Ia dikenal sebagai Mufti dinasti Umayyah.Ulama besar yang hidup pada masa Umayyah Andalusia adalah Abu Muhammad Ibn Hazm, ia hidup dalam kekuasaan Islam di Andalusia, yaitu pada akhir kekuasaan dinasti Umayyah dan zaman Mulk al-Thawaif selama 32 tahun. Pada mulanya ia adalah pengikut Imam Syafi'i , setelah merasa tidak puas dengan fikih hanafi ,maliki , syafi'i dan hambali, ia pindah ke madzab Zhahiri. Ibn Hazmtertarik terhadap madzab al-Zhahiri karena aliran ini hanya terikat kepada al-Qur'an dan as-Sunnah. Atas jasa beliau, madzhab Zhahiri dapat berkembang di Andalusia. Ia juga pemuka gerakan Asy'ariyyah. Buku karyanya berjumlah sekitar 400 buku yang terdiri dari Teologi, Fikih , Hadits, dan Puisi. Bukunya yang terkenal adalah Muhalla(Fikih) , al Ihkam fi al Ushul al Ahkam (Ushul Fikih) , al fashl fi al Milal wa Ahwa fi al Nihal(Ilmu kalam). Ilmu agama yang berkembang pesat ialah Ilmu Qira'at, yaitu ilmu yang membahas cara membaca Lafadz-lafadz al-Qur'an baik dan benar. Abu Amr al Dani Utsman bin Said(444-1052M) adalah ulama' ahli qira'at kenamaan Andalusia yang mewakili generasinya. Ia telah menulis 120 buku, diantaranya al-Muqni'u wa al-Taisir.Kesenian Dalam bidang kesenian, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan tokohnya al-Hasan Ibn Nafiyang dijuluki Zaryab. Setiap kali diselenggarakan pertemuan dan jamuan, Zaryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia terkenal sebagai pengubah lagu. Ilmu yang dimilikinya itu diturunkan kepada anak-anaknya baik pria maupun wanita, dan juga kepada budak-budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas.[16] Studi-studi Musikal Islam seperti yang telah diprakasai oleh para teoritikus al-Kindi , Avicienna ,dan Farabi ,telah diterjemahkan ke bahasa Hebrew dan latin sampai periode pencerahan Eropa. Banyak penulis-penulis dan musikolog Barat setelah tahun 1200,  Gundi Salvus , Robert Kilwardi , Ramon Lull, Adam de Fulda ,dan George Reishdan lain-lain. Menunjuk kepada terjemahan latin dari tulisan-tulisan musikal Farabi. Dua bukunya yang paling sering disebut adalah De Scientiisdan De Ortu Scientiarum. Musik Muslim juga diperluaskan  ke seluruh benua Eropa oleh para "Penyanyi-Pengembara" dari periode pertengahan ini memperkenalkan banyak Instrumen-instrumen dan elemen-elemen musik Islami. Instrumen-instrumen yang terkenal adalah Lute ,Pandore ,dan Gitar.kontribusi Muslimyang penting terhadap warisan musik Barat adalah Musik Mensuraldan nilai-nilainya dalam noot dan mode ritmik. Tarian Morris di Inggris berasal dari Mooris Mentas (Morise). Spanyol banyak menerapkan model-model musikal untuk sajak dan rima syair dari kebudayaan Muslim.[17]Banyak risalah musikal yang telah ditulis oleh para tokoh Islam seperti Nasiruddin Tusidan Qutubuddin Asy-Syairaziyang lebih banyak menyusun teori-teori musik.[18]  Pemikiran dan Filsafat Islam di Spanyol telah mencatat satulembaran budaya yang sangat brillian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan  penyebrangan yaang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M, selama pemerintahan penguasa bani Umayyah yang ke-5, Muhammad Ibn Abd al-Rahman(832-886).[19] Atas Inisiatif Al-Hakam(961-976M) karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia Islam. Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad Ibn al-Sayighyang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Dilahirkan di Saragosa, ia pindah ke Sevilla dan Granada. Meninggal karena keracunan di Fez tahun 1138 M.Tokoh utama kedua adalah Abu Bakr Ibn Thufail  penduduk asli Wadi Asy , sebuah dusun kecil di sebelah timur Granada dan wafat pada usia lanjut tahun 1185M. Ia banyak menulis masalah kedokteran , astronomi, dan filsafat. Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay Ibn Yaqzhan. Akhir abad ke-12M, menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristotelesyang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibnu Rusyddari Cordova. Ia lahir tahun 1126 M dan meninggal tahun 1198M. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli fiqh dengan karyanya Bidayah al-Mujtahid.Ibn Rusydmemiliki sikap realisme,rasionalisme,positivisme ilmiah Aristotelian. Sikap skeptis terhadap mistisisme adalah basis dimana ia menyerang filsafat Al-Ghazali.[20]

 
 

 Mulk al-ThawaifSelama masa ini berbagai pangeran setempat dan kelompok etnis berkuasa yang disebut dengan masa al Mulk al-Thawaif.Kerajaan-kerajaan kecil yang muncul di Andalusia terbentuk apabila kepemimpinan utama mulai melemah. Lebih tepatnya, ia terjadi akibat kelemahan pemimpin kalangan bani Umayyah yang menguasai Andalusia setelah Khalifah al-Mustansar Billah(961-976M). Karena alasan itulah Andalusia yang diperintah oleh satu kerajaan, terpecah menjadi banyak daerah. Pembentukan kerajaan-kerajaan kecil ini terjadi disebabkan karena semangat kelompok, yaitu untuk mengangkat kaum sendiri.  Fenomena ini terjadi setelah pucuk pimpinan di Cordova menghadapi masalah intern yaitu pertikaian internal hingga ada yang saling menindas untuk merebut kuasa khalifah. Secara tidak langsung, kerajaan-kerajaan kecil ini muncul pada dekade akhir pemerintahan bani Umayyah di Andalusia, yaitu kira-kira sekitar tahun 403 H/1012M. Namun bibit-bibit perpecahan awal telah ada atau dapat dilihat 20tahun lebih awal yaitu semasa khalifah Hisyam II memegang tampuk pemerintahan. Perpecahan menjadi nyata setelah al-Mansur Ibn Amirmeninggal dunia pada tahun 392H/1002M.[21]  Dinasti Murabithun Pada periode ini Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabithun (1086-1143M).dan dinasti Muwahiddun (1146-1235M).Dinasti Murabithun pada awalnya adalah gerakan dakwah yang didirikan oleh Yusuf Ibn Tafsindi Afrika Utara dan pada tahun 1062 ia berhasil mendirikan kerajaan yang berpusat di Marakesy. Ia masuk ke Spanyol atas undangan Al-Mu'tamid,penguasa bani Abbas di Sevilla yang sedang terancam oleh kekuasaan Kristen untuk menghadapi Al Fonso VI.Akhirnya, pertempuran terjadi di al-Zallaqah pada tahun 1086M, dan Yusuf berhasil mengalahkan pasukan al-Fonso VI.sekitar 20.000 pasukan musuh dibasmi dengan keji. Merasa pengalaman dan berhasil menghadapi musuh di Eropa itu, Yusuf dengan pasukannya kembali ke Eropa pada 1090M. Mereka menguasai Granada,Sevilla, dan kota-kota penting lainnya. Dengan demikian Yusuf berhasil menguasai wilayah kerajaan Muslim di Eropa kecuali Toledo.[22] Dinasti Murabithun mengalami kemunduran ketika dalam kepemimpinan Ibrahim Bin Tasyfindan Ishaq Bin Tasyfin. Disamping itu, fanatisme para fuqaha' menyebabkan penerapan ajaran agama dalam kehidupan menjadi kaku. Karangan al-Ghazali dimasukkan oleh Ishaq kedalam daftar buku yang dilarang untuk dibaca, lalu dibakar baik yang ada di Spanyol maupun yang ada di Maghrib. Sementara itu, militer banyak yang terbunuh dalam peperangan melawan Kristen. Pada tahun 1118M Alfaso VIdari Aragon berhasil membunuh sebagian besar tentara Murabithun.[23] Pada saat itu kaum sufi memimpin sejumlah pemberontakan di Silves dan Naibla sedang kaum ulama' memimpin sejumlah pemberontakan di Cordova dan Valencia yang pada akhirnya menyebabkan hancurnya pemerintahan Murabithun.[24] Pada tahun 1143 kekuasaan dinasti ini berakhir baik di Afrika Utara maupun Spanyol dan digantikan dengan dinasti Muwahiddun.[25]  Dinasti Muwahiddun Al Muwahiddun (orang-orang yang meng-Esakan) pada awalnya adalah adalah gerakan keagamaan yang kemudian memasuki wilayah politik yang selanjutnya menggeser dinasti Murabithun.[26]Didirikan oleh Ibnu Tumart.Dinasti ini lahir untuk memprotes madzab Maliki, yang konservatif dan legalistik yang berkembang di Afrika Utara berkat dakwah al-Murabithun. Disamping itu dinasti ini muncul sebagai respon terhadap kehidupan sosial yang mengalami kerusakan sejak akhir kekuasaan murabithun.[27]Dinasti ini datang ke Spanyol dipimpin oleh Abd al-Mun'imantara tahun 1114 dan 1154, dan berhasil menguasai kota-kota penting seperti Cordova, Almeria , dan Granada.[28] Dinasti ini dalam jangka beberapa dekade mengalami banyak kemajuan. Kekuatan Kristen dapat dipukul mundur, akan tetapi tidak lama setelah itu Muwahiddun mengalami keruntuhan. Kemunduran dinasti Muwahiddun disebabkan utamanya karena luas wilayah, sementara penduduknya sangat majemuk yang terdiri dari bangsa Barbar yang keras dan bengis. Wilayah yang luas ini khususnya yang di Spanyol, sulit dikontrol oleh pemerintah pusat, sehingga akhirnya mudah dikuasai oleh tentara Kristen Spanyol yang belakangan mengalami kebangkitan politik. Pada 1212 M, Al-Nasirdengan tentaranya yang berjumlah 500.000 dapat dikalahkan. Kekalahan ini mengakibatkan mereka kembali ke Afrika Utara dan meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1235, keadaan Spanyol semakin runyam berada dibawah penguasa-penguasa kecil. Dalam keadaan demikian umat Islam tidak mampu menahan serangan-serangan Kristen yang semakin besar. Sejak itu ibukota Spanyol jatuh kepada kekuasaan Kristen. Pada 633-636 H, Raja Ferdinand IIIdari Kastalah dan Raja Jimm Idari Arrajun bersama-sama merebut kota Balansiyah, Cordova , Marsiyah , dan Isbiliyah. Tahun 1238M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh tahun 1248.[29] Kekuasaan Islam tinggal di Granada di bawah kekuasaan Mulk al Thawaif hingga akhir abad XIV.

 
 

 Pada saat ini Islam hanya berkuasa di daerah Granada, dibawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492). Kerajaan Nasriyyah (bani Ahmar) merupakan kerajaan Islam yang terkahir yang memerintah Spanyol. Penguasanya ialah Muhammad Bin Yusuf Bin Nasryang dikenal sebagai al-Ahmar. Pada mulanya beliau berkuasa di Jaen. Ketika Jaen diserang tentara Kristen, beliau terpaksa melarikan diri ke Granada dan selanjutnya mendirikan kerajaan di sana pada tahun 1235M.[30]Granada terletak diantara Almeria dengan Gibraltar, selatan Spanyol. Sebab yanng menjadikan kerajaan islam di Granada kuat dan maju adalah karena ramainya orang Spanyol berpindah ke Granada sebagai imbas serangan tentara Kristen. Kira-kira sebanyak 50.000 orang Islam dari Valencia dan 300.000 orang dari Seville, Xeres , dan Cadiz berhijrah ke Granada. Mereka ini merupakan tentara dan administrator yang berpengalaman. Tambahan pula Muhammad Bin Yusufpenguasa kerajaan IslamGranada telah mengamalkan dasar berbaik-baik dengan kerajaan Kristen. Masyarakat Granada bukan saja terdiri dari orang-orang Islam tetapi juga kaum Yahudi. Golongan bukan Islam ini turut mendapat layanan yang adil dari pihak pemerintah. Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti masa Abdurrahman al-Nasir , akan tetapi secara politik dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Seperti biasa, setiap pemerintah mempunyai zaman kegemilangan dan zaman keruntuhan. Bagi kerajaan bani al-Ahmar di Granada zaman kegemilangannya adalah 1344-1396M. Dalam tempo tersebut terdapatlah istana yang terindah di Spanyol. Ia juga melambangkan seni bangunan yang teragung di dunia.[31]Pada dekade terakhir abad XIV telah terjadi krisis dan perebutan kekuasaan di kalangan keluarga pemerintah dan setiap orang mempunyai pendukung masing-masing. Mereka terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok pertama terdiri dari golongan agama, mereka lebih bersikap anti Kristen. Dan kelompok kedua terdiri dari kaum elit, pedagang,dan petani. Mereka mau keamanan dan tidak mau berperang. Pada akhir-akhir pemerintahan bani Ahmar, krisis ini memuncak. Kesempatan ini digunakan oleh tentara Kristen untuk meneruskan gerakan Recobquista (gerakan menyelamatkan Spanyol dari kekuasaan Islam). Untuk mencapai tujuan ini, kerajaan Kristen Aragon pimpinan Isabella dan Castille pimpinan Ferdinand telah bergabung untuk menentang kerajaan Islam di Granada. Oleh karena terjadi perselisihan keluarga dalam hal mewarisi kepemimpinan, akhirnya telah menyebabkan pergolakan saudara terjadi dan seterusnya melemahkan pemerintahan Islam di Granada ini. Karena Abu Abdullahtidak puas dengan pewarisan tahta yang ditunjuk oleh ayahnya, yaitu  kepada saudaranya yang lain, maka ia memberontak sehingga mengorbankan nyawa ayahnya sendiri. Namun, tahta pemerintahan tidak diperoleh Abu Abdullah, tetapi beralih kepada Muhammad Ibn Sa'ad.Selanjutnya rencana dibuat dalam bentuk kerjasama antara raja Ferdinand dan Abu Abdullah untuk merampas kembali tahta kepemerintahan. Pengambil alihan itu berhasil dan ringkasnya Abu Abdullah berhasil menduduki tahta tetapi untuk jangka waktu yang pendek disebabkan tekanan dari Ferdinand yang menuntut penyerahan wilayah Granada ini kepadanya.Pada tahun 1492 M, kerajaan Islam Granada terpaksa mengaku kalah setelah mendapat tekanan hebat dari pihak tentara Kristen. Penyerahan wilayah terakhir ini terpaksa dilakukan demi menyelamatkan harga diri pemerintahan Islam dibawah pimpinan Abu Abdullah dari pada diguling dengan lebih buruk. Penyerahan dalam bentuk perjanjian yang ditandatangani oleh pihak Islam dan Kristen itu dilakukan dan penyerahannya kepada raja Kristen Spanyol, yaitu Ferdinanddan Isabella. Perjanjian yang dikatakan mempunyai 67 perkara itu antara lain menjamin keselamatan orang Islam untuk tinggal di Spanyol dan juga jaminan keselamatan sekiranya mereka ingin keluar dari Spanyol menuju ke daerah lain. Terutama untuk kembali ke daerah Afrika Utara. Namun perjanjian yang tidak pernah ditunaikan oleh pihak Kristen itu nampaknya menjadi senjata yang menikam umat Islam terus menerus sehingga mereka tidak lagi mampu bertahan apalagi untuk merampas kembali Andalusia.Setelah itu umat Islam dihadapkan kepada dua pilihan, masuk kristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Umat Islam pun terusir dengan pedihnya dari bumi Andalusia. Hanya yang mau meninggalkan Islam (murtad) yang boleh tinggal. Yang tetap beriman kepada Allah bersama Raja Abu Muhammad di persilahkan naik ke kapal dan berlayar menuju Afrika Utara menyebrangi selat Gibraltar. Kalau dulu Thariq menyebranginya dengan kepala tegak penuh semangat dan optimisme, namun Abu Muhammad berlayar dengan sedih dan menundukkan kepala dengan penuh keaiban. Tanggal 2 Januari 1492 itu tercatat sebagai pemurtadan besar-besaran yang pernah terjadi dalam sejarah. Baik Cordova maupun Granada hancur lebur bersama kitab-kitabnya berikut peradabannya. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini. Mengenai jatuhnya Granada yang merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan ini, ilmuan sekelas Emmanuel Deutchberkomentar "Semua ini memberi kesempatan bagi kami (Bangsa Barat) untuk mencapai kebangkitan (Renaissance) dalam ilmu pengetahuan modern". Oleh karena itu, sewajarnyalah jika kami selalu mencucurkan airmata manakala kami teringat saat-saat terakhir jatuhnya Granada.[32]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun