Kewarasan berganti di keangkuhan hidup
Di dalamnya isian derita
Sebab menghampiri ketiadaan di hati
Gelap mata menenggelamkan akal
Mengulur yang luput
Menutupi jantung rupa
"kau tenggelam semenjak berlabuh"
Semenjak berlabuh kesempatan waktu tiba
tiba waktu menawarkan tanya "untuk apa manusia
setia menyusun jawaban dunia?
bila bebatuan tertanam di hati tubuh
mengeroak kerikil di rongga mulut
cambuk lidah menyakiti sukma
dan pikiran menjelma kerasnya karang"
tapi perjanjian senantiasa menunggu
menunggu keangkuhannya kembali diidamkan tanah
tanah kerap menghitung hari menuju bulan
menuju tahun menuju kesia-sian di semenanjung kehidupan
mencoba menawarkan waktu
Apabila keangkuhan tiada berganti di kewarasan hidup
Memeluk tanah adalah ranjang yang abadi
abadi di semesta raya
Kamar Kosong, Mei 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H