Mohon tunggu...
Regi AnandaWinardo
Regi AnandaWinardo Mohon Tunggu... Seniman - Pegiat Seni

Sebagaimana gelas, diri manusia harus kembali kosong untuk menampung pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Ujung Waktu Menawarkan Waktu

27 Mei 2023   00:43 Diperbarui: 27 Mei 2023   00:57 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kewarasan berganti di keangkuhan hidup

Di dalamnya isian derita

Sebab menghampiri ketiadaan di hati

Gelap mata menenggelamkan akal

Mengulur yang luput

Menutupi jantung rupa

"kau tenggelam semenjak berlabuh"

Semenjak berlabuh kesempatan waktu tiba

tiba waktu menawarkan tanya "untuk apa manusia

setia menyusun jawaban dunia?

bila bebatuan tertanam di hati tubuh

mengeroak kerikil di rongga mulut

cambuk lidah menyakiti sukma

dan pikiran menjelma kerasnya karang"

tapi perjanjian senantiasa menunggu

menunggu keangkuhannya kembali diidamkan tanah

tanah kerap menghitung hari menuju bulan

menuju tahun menuju kesia-sian di semenanjung kehidupan

mencoba menawarkan waktu

Apabila keangkuhan tiada berganti di kewarasan hidup

Memeluk tanah adalah ranjang yang abadi

abadi di semesta raya

Kamar Kosong, Mei 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun