Mohon tunggu...
Refo Malik
Refo Malik Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Itu Feminisme dan Bagaimana Perkembangannya?

11 Februari 2022   19:40 Diperbarui: 11 Februari 2022   20:04 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuan utama dari asosiasi ini adalah untuk mendeklarasikan hak memilih dan dengan memberikan suara yang berarti mendapatkan hak-hak lain. Gelombang pertama terus mempengaruhi feminisme di masyarakat Barat dan Timur sepanjang abad ke-20 (Freedman, 2001, h. 2).

Feminisme Gelombang Kedua

Pada masa ini, gerakan ditandai dengan lahirnya tulisan Freidan dengan judul The Feminine Mystique dan berdirinya National Organization for Women (NOW) pada tahun 1960an. Gerakan feminisme pada masa ini muncul sebagai reaksi atas ketidakpuasan perempuan terhadap diskriminasi secara hukum dan politis pada gelombang pertama. Gerakan ini memusatkan pada isu-isu yang memengaruhi kehidupan perempuan secara langsung seperti pengasuhan anak, reproduksi, dan kekerasan seksual.

Feminisme di Amerika pada gelombang kedua ini terbagi menjadi dua aliran, yaitu aliran kanan dan kiri. Aliran kanan bersifat liberal dengan memperjuangkan partisipasi dan keterlibatan perempuan pada seluruh aspek kehidupan sosial. 

Sedangkan aliran kiri bersifat radikal dengan menentang pemaksaan terhadap perempuan mengenai sikap mengalah, apolitis, dan lemah lembut. Pada negara Inggris, kelompok kanan dan kiri bersatu melaksanakan pemogokan dalam rangka menuntut persamaan upah, kesempatan kerja, dan persamaan pendidikan.

Ciri utama feminisme dalam gelombang ini adalah adanya usaha untuk merumuskan teori dalam memayungi perjuangan-perjuangan feminis. Simone de Beauvoir menjadi acuan dalam teori feminisme pada tahun 1970an. Beliau menentang psikoanalisa dari Freud mengenai dorongan alam bawah sadar dan Teori Marx mengenai subordinasi ekonomi, karena teori-teori itu telah membawa perempuan menjadi konstruksi sosial yang bersifat patriarkis.

Beauvoir (2016, h. 87) mengungkapkan fakta di balik penindasan perempuan dalam sejarah. Hierarki jenis kelamin terjadi ketika laki-laki menciptakan mitos mengenai perempuan, sehingga mereka dapat menguasai perempuan. Mitos tersebut adalah bentuk ideal perempuan yang laki-laki butuhkan sebagai pelengkap. 

Hal ini ditujukan agar perempuan mau mengorbankan diri mereka untuk laki-laki, sehingga perempuan didorong untuk melupakan, mengabaikan, atau melakukan penyangkalan terhadap dirinya sendiri.

Pendapat dari de Beavoir dikembangkan oleh Betty Freidan, Kate Millet, dan Shulamith Firestone di Amerika. Menurut Freidan, perempuan harus meninggalkan hal-hal yang mengikat perempuan pada rumah tangga. 

Sedangkan Millet lebih mengembangkan pemikiran de Beavoir pada kajian film, sastra, dan budaya dengan melawan penindasan terstruktur oleh ideologi. Sementara Firestone, membawa perempuan untuk menguasai alat-alat reproduksi.

Kemudian, di Inggris, pemikiran de Beavoir dikembangkan oleh Julliet Mitchel. Beliau mengatakan bahwa penindasan perempuan dilakukan secara ideologis. Pencekokan ideologi pada perempuan telah dilakukan secara terstruktur melalui perilaku seksual dan pengabdian pada keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun