Mohon tunggu...
REDEMPTUS UKAT
REDEMPTUS UKAT Mohon Tunggu... Lainnya - Relawan Literasi

Lakukanlah segala pekerjaanmu di dalam kasih (1kor. 16:14)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Indonesia Youth Day (IYD) 2016, Sejuta Kenangan

19 Februari 2021   20:23 Diperbarui: 19 Februari 2021   20:27 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Malam hari tanggal 06 Oktober itu benar -- benar menggugah nurani saya, saya mengalami sebuah pengalaman bahwa OMK Indonesia adalah besar. OMK Indonesia memiliki kekuatan super yang mampu mengubah wajah Indonesia. OMK Indonesia adalah dinamit dengan daya ledak yang tinggi tapi tak pernah dipicu untuk meledak, justru terendam di air dalam waktu yang lama dan kini baru ditemukan. Saya pun melihat bahwa OMK Indonesia ternyata unggul, berprestasi dan kreatif saat mereka diberikan kesempatan menampilkan kekayaan daerahnya pada Malam Budaya.

            Kegiatan malam itu sekaligus menjadi penutup kegiatan Indonesia Youth Day 2016. Kami dilanda perasaan haru biru. Kebersamaan yang baru saja terjalin dengan teman -- teman OMK seluruh Indonesia harus diakhiri lagi dengan perpisahan. Setelah saling memeluk, bersalaman dan saling menyapa satu sama lain kami pun pulang kembali ke penginapan masing -- masing.

Perpisahan di Sumero Endo

            Keesokan harinya pada tanggal 07 Oktober, kami dijemput oleh umat paroki Tondano. Mereka telah menyiapkan acara perpisahan dengan kami di sebuah tempat di Tondano bernama Sumeru Endo. Tempat itu terletak di tepi Danao Tondano. Banyak air mata menetes di sana, entah karena bahagia atau sedih tak bisa dijelaskan. Perjumpaan yang singkat dengan Umat dan OMK di sana, ternyata mampu mengikat rasa begitu kuat, sampai -- sampai ketika harus melepaskan menyisakan sakit. Tondano seolah tak mau melepas Atambua, Atambua pun tak mau pergi lagi. Rasa yang terbentuk bukan sekedar rasa biasa, tapi ini adalah cinta yang sejati yang sulit dikatakan dengan bahasa manusia.

            Memang sejak awal aroma keharmonisan sudah terjalin antara kami baik lewat canda, lewat lagu -- lagu sederhana yang menghibur, tari -- tarian yang memanjakan, sharing kitab suci maupun yel -- yel penuh semangat. Lalu semua itu disatukan dalam syair perpisahan, tari perpisahan, yel -- yel perpisahan dan juga kado perpisahan. Bagaimana ini tidak menyesakkan dada dan menguras air mata? Apalagi Tondano -- Atambua laksana dua negeri yang dikisahkan dalam dongeng yang terpisahkan oleh lautan yang maha luas. Dan api unggun perpisahan pun berkobar di lapangan Sumeru Endo menghimpun semua rasa di hati. Luapan emosi antara cinta dan sahabat terbakar di sini sudah di dalam api yang mengikat dan sekaligus memisahkan. Api yang menandakan kehangatan tapi sekaligus kerinduan yang tiada tara.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun