NGOPI di Amphiteater Lotta
    Â
      Setelah makan siang, saya menarik diri dari keramaian pameran di sekitar Amphiteater. Saya memilih pulang ke penginapan untuk membaringkan diri  di lantai sampai terbangun pada sore hari.
      Malam harinya kami berkumpul lagi di Amphiteater. Kami mengikuti misa lalu dilanjutkan dengan meditasi dengan gaya Taize dan pengakuan dosa. Saat itu saya merasakan nuansa yang sangat berbeda, saya merasa Tuhan sungguh -- sungguh hadir bersama saya. Terlebih pada saat meditasi Taize dan pengakuan dosa. Saya merasa Dia menyentuh pundak saya dan berkata:
"Redem, Kau harus merasa bangga pada diri sendiri. Jangan terbiasa menghukum diri dengan pikiran negatifmu. Jadilah orang muda yang bangga. Jadilah orang muda yang sesungguhnya yang menikmati dunia ini secara bebas tapi bertangggung jawab".
Satu pesan penting lain yang masih saya ingat :
"Jika kau merasa sangat terluka, bawalah penderitaanmu kepada-Ku supaya aku dapat melegakan dan menyelamatkan Engkau".
   Pulang dari kegiatan saya seolah telah dipulihkan dari segala persoalan yang saya alami sebelumnya. Saya tidur dengan sangat pulas hingga terbangun pada keesokan harinya.
Acara PuncakÂ
    Â
      Lalu setelahnya saat makan siang kala hujan gerimis mengguyur kota ini di depan pos satpam saya sempat berkenalan dengan seorang teman OMK dari Keuskupan Tanjung Karang bernama Rayyi. Ini memang pertemuan sederhana. Tapi terngiang terus di dalam benak saya. Saya merasa sangat dekat dengannya sekalipun baru  berkenalan.