Sebagian lain diekspor ke negara-negara Asia seperti Indonesia, Cina, Korea Selatan, dan Jepang melalui Selat Malaka. Oleh karenanya, baik dulu maupun sekarang, selat-selat tersebut tetap sibuk dengan aktivitas perdagangan. Faktanya, 90% perdagangan dunia saat ini masih mengandalkan laut (Mauldin, 2017).
Ada masanya saat kedua selat strategis di Semenanjung Arab tersebut tidak dapat digunakan oleh para pedagang Eropa, yaitu pada saat zaman dominasi kekhalifahan Islam di sepanjang negara-negara Arab, Afrika Utara, hingga sebagian kecil barat daya Asia sekitar akhir abad ke-7 (Bernstein, 2009). Pada saat itu, jalur-jalur tersebut (termasuk Jalur Sutra di Asia Tengah) dilarang digunakan oleh siapapun kecuali kerajaan Islam itu sendiri.Â
Blokade ini menyebabkan para penjelajah Eropa tidak bisa pergi ke Asia melalui kedua jalur sutra maritim tersebut. Barulah pada beberapa ratus tahun setelahnya, mereka kembali mengarungi Samudera Hindia menuju Asia, namun tidak melewati Mediterania, melainkan jalur di sepanjang pantai Afrika dan bahkan Samudera Atlantik dan Pasifik (yang kemudian menjadi sejarah penemuan benua Amerika; akan diceritakan di artikel mengenai pengaruh atmosfer).
Lalu, dimana peran Indonesia dalam segala tetek bengek rute perdagangan ini? Cek bagian selanjutnya untuk mencari tahu!Â