Mohon tunggu...
Raudhatul Ilmi
Raudhatul Ilmi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer & Script Writer

Jangan Pernah Protes pada Proses

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Stimulasi Anak Bicara Sesuai Usianya agar Bebas dari Speech Delay

14 Juli 2022   10:06 Diperbarui: 19 Juli 2022   05:20 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrai ibu mengajak anak berinteraksi (Sumber: Tribunnews)

Masa awal menjadi seorang ibu bukanlah perkara yang mudah untuk dijalani, bisa dikatakan ini adalah masa transisi untuk memikul tanggung jawab yang lebih besar dari sebelumnya. Namun bukan berarti kita harus pesimis menjalani masa baru dari hidup ini. Ketika Tuhan menitipkan sesuatu kepada manusia itu berarti Tuhan percaya bahwa kita bisa menjaganya dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana Tuhan sudah memberikan kepercayaan tentunya sangat tidak layak jika kita sampai menyia-nyiakannya.

Sebagaimana bahagianya kita akan lahirnya sang buah hati ke dunia, maka oleh karena itu harus diimbangi juga dengan pola asuh yang tepat bagi sang buah hati agar nantinya bisa menjalani masa tumbuh kembang yang optimal dan sikecil bisa tumbuh sehat dan cerdas. Masa 1-2 tahun adalah masa pertumbuhan awal bagi mereka yang mana pada masa itu mereka sudah mulai mengerti bahasa dan mencoba untuk mulai mengucapkan kata dan mulai belajar untuk berbicara. Maka dari itu perlunya perhatian khusus dari sang ibu untuk mendampingi si buah hati dan mengajaknya untuk selalu berinteraksi setiap hari sehingga tidak terjadi masalah dalam hal ini dikemudian hari.

Lalu masalah apakah yang bisa saja mengintai si buah hati di masa tumbuh kembang tersebut?


Dilansir dari website resmi generos, satu dari lima anak akan belajar berbicara atau menggunakan kata-kata lebih lambat dari anak-anak lain seusia mereka. Dengan prevalensi keterlambatan bicara pada anak prasekolah adalah antara 5%-10%. Sedangkan di luar negeri, tepatnya penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat melaporkan bahwa jumlah keterlambatan bicara dan bahasa anak umur 4,5 tahun berkisar antara 5%-8%. Sedangkan prevalensi keterlambatan bicara antara 2,3-19%. Keterlambatan bicara yang terjadi pada anak-anak semakin meningkat dari waktu ke waktu. (Baca artikel:hal yang harus dilakukan saat anak terapi wicara)

Ini tentunya bukan kabar yang baik bagi anda yang baru memulai misi menjadi orang tua seutuhnya. Tapi anda tidak harus panik akan kenyataan ini karna setiap masalah tentunya memiliki solusi. Dan bahkan sebelum sebuah masalah tersebut menimpa kita tentulah kita harus melakukan sebuah usaha preventif agar hal tersebut tidak terjadi, layaknya ungkapan yang sering kita dengar bahwa "Mencegah itu lebih baik daripada mengobati"

Dari banyaknya masalah yang timbul dimasa pertumbuhkan. Speech delay adalah salah satu hal yang sering muncul. Speech delay adalah suatu kondisi dimana anak mengalami gangguan akan fungsi komunikasi yang menyebabkan sang anak kesulitan berbicara pada usia yang seharusnya. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu gangguan mulut, masalah pendengaran dan kurangnya stimulus.

Tanda-tanda Speech Delay
Ada beberapa hal yang mengindikasikan anak mengalami speech delay yaitu:
1. Gangguan Bicara

Pada umumnya pada usia 12 bulan anak sudah mulai mengucapkan satu suku kata yang memiliki makna,seperti "ma" untuk memanggil mamanya dan "pa" untuk memanggil papanya. Sedangkan anak yang mengalami speech delay masih belum bisa mengucapkan sesuatu yang bermakna untuk menyampaikan maksudnya. Dan seiring bertambahnya usia pun kosakatanya tidak bertambah sehingga kesulitan untuk mengucapkan kalimat padahal harusnya diusia 2 tahun anak itu sudah bisa mengucapkan kalimat yang terdiri dari dua suku kata atau tiga suku kata

2.Tantrum

Yaitu ledakan emosi yang biasanya ditandai dengan sikap anak yang keras kepala, menangis, menjerit,berteriak,membangkang dan marah. Namun terkadang orang tua tidak sadar akan hal ini dan menganggap emosi yang berlebihan dari mereka itu sebagai hal yamg biasa karna mereka masih terlalu kecil untuk memahami. Namun jika terlalu over tentunya ini bukanlah hal yang wajar ya bunda.

3. Pasif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun