Mohon tunggu...
Rati Kumari
Rati Kumari Mohon Tunggu... An Author A Writerpreneur

Author, Writerpreneur, Proofreader, Cultural Ambassador of The Alpha E-Magazine, Love arts, singing, and learning any language.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kata yang Merantau (1)

21 September 2025   11:46 Diperbarui: 21 September 2025   11:54 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Amok, Dari Amuk Jadi Amok

Ibarat manusia, bahasa itu bisa lahir, tumbuh, merantau, lalu menetap di tempat baru. Ia tidak hanya membawa cerita, tetapi juga identitas, bahkan emosi. Dalam seri Kata yang Merantau, kita akan mengikuti jejak kata-kata Indonesia yang ternyata sudah "berhijrah" ke dalam bahasa Inggris. Hari pertama ini, mari kita mulai dengan satu kata yang terdengar liar, penuh tenaga, dan kaya sejarah: amok.

Dari Kampung Asia Tenggara ke Catatan Penjelajah

Kata amok awalnya berasal dari bahasa Melayu-Indonesia: amuk. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah "mengamuk", yaitu sebuah ledakan emosi yang tiba-tiba, menyerang tanpa kendali, seolah dunia sekitarnya lenyap. Fenomena ini tercatat pertama kali oleh bangsa Portugis di abad ke-16 ketika mereka datang ke Asia Tenggara. Mereka menulis bagaimana beberapa prajurit lokal tiba-tiba menyerang dengan brutal, tanpa bisa dihentikan. Perilaku ini dianggap unik dan berbeda dari peperangan biasa. Dari situ, istilah amuk dituliskan sebagai amouco atau amok dalam catatan mereka. Perlahan-lahan, kata ini merantau lebih jauh lagi, menyeberangi lautan, dan menetap di bahasa Inggris.

Amok dalam Bahasa Inggris

Begitu masuk ke bahasa Inggris, amok mengalami sedikit perubahan fungsi. Ia bisa dipakai sebagai verba maupun kata keterangan. Contoh kalimat: (1) The rioters ran amok after the announcement. (2) Rumors ran amok on social media. Artinya tetap konsisten, yaitu sesuatu yang bergerak atau berkembang tanpa kendali, sering kali dengan kekacauan. Yang menarik, kini amok tidak hanya merujuk pada tindakan kekerasan fisik. Dalam percakapan modern, ia bisa dipakai secara metaforis. Contohnya, "My schedule is running amok." Yang berarti, jadwalnya kacau balau, bukan ia sedang menyerang orang.

Jejak dalam Kamus Besar Dunia

Hari ini, hampir semua kamus besar bahasa Inggris, seperti Oxford, Merriam-Webster, Cambridge, dll. memuat kata amok. Penutur asli bahasa Inggris menggunakannya tanpa banyak bertanya dari mana asalnya. Padahal, kata ini punya akar kuat di Nusantara. Bayangkan: sebuah kata yang lahir dari percakapan di kampung-kampung Asia Tenggara kini dipakai oleh jutaan orang di seluruh dunia. Itulah bukti betapa bahasa bisa menjadi pelancong yang setia.

Dari Realita Sosial ke Budaya Pop

Kata amok, bahkan menembus budaya populer. Ada film berjudul Amok (1934, 1944, hingga 1993) yang memakai kata ini sebagai judul. Novel-novel pun banyak yang menggunakan istilah amok untuk menggambarkan keadaan kacau atau emosi tak terkendali. Di sisi lain, kata ini juga digunakan dalam kajian psikologi. Istilah Amok Syndrome dikenal sebagai kondisi psikis yang menyebabkan seseorang tiba-tiba bertindak agresif, terutama di Asia Tenggara. Meski kontroversial, hal ini menunjukkan betapa kata amok tidak hanya hidup di bahasa, tetapi juga di ilmu pengetahuan.

Mengapa Kata Ini Bertahan?

Ada banyak kata lokal yang pernah dicatat penjajah, tetapi tidak semua bertahan hingga hari ini. Lalu, kenapa amok bisa abadi dalam bahasa Inggris? Unik, karena tidak ada padanan kata tunggal dalam bahasa Inggris yang bisa menggantikan amok. Kata "rage" atau "frenzy" tidak sepenuhnya sama. Eksotis, bagi orang Barat, kata ini terdengar khas, berbeda, dan punya nuansa "Timur". Fleksibel, karena ia bisa dipakai dalam konteks perang, sosial, hingga metafora sehari-hari. Inilah yang membuat amok berhasil menetap, bahkan beranak-pinak makna, di bahasa Inggris.

Cermin untuk Kita

Kisah kata amok mengingatkan bahwa bahasa kita tidak selalu menjadi "penerima" pasif dari bahasa asing. Kadang, justru bahasa kita yang memberi. Ada kebanggaan tersendiri saat menyadari bahwa orang-orang di Amerika, Eropa, atau Australia menggunakan kata yang lahir dari peradaban kita. Di sisi lain, kata amok juga jadi refleksi sosial. Ia lahir dari realitas: perilaku manusia yang bisa meledak tak terkendali. Seolah-olah bahasa menyimpan catatan sejarah emosi. Dari abad ke-16 hingga kini, amok masih hidup, meski maknanya melebar.

Itulah perjalanan amok, dari kata sederhana di Asia Tenggara, tercatat oleh penjelajah, lalu menjadi bagian dari kamus besar dunia. Ia hanyalah satu dari sekian kata Melayu-Indonesia yang merantau. Masih ada banyak lagi yang menunggu untuk kita bahas.

Apakah kalian tahu kata-kata lainnya yang sudah diserap ke dalam bahasa Inggris? Silakan sebutkan dalam komentar. Terima kasih telah menyimak!

Referensi:

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun