"Kalau aku klarifikasi?"
"Klarifikasi bisa berhasil, tetapi juga bisa bikin mereka makin marah kalau enggak disampaikan dengan baik."
Arina mengusap wajahnya. "Hmm ... ini pilihan sulit."
Namun, dia tidak mau kariernya hancur karena satu video yang dipelintir.
"Aku akan bicara," ujarnya akhirnya.
Momen Klarifikasi
Malam itu, Arina duduk di depan kamera. Dengan napas dalam, dia menekan tombol rekam dan menatap lurus ke lensa.
"Halo semuanya. Aku tahu ada video yang beredar, dan aku ingin menjelaskan. Video itu diambil enam bulan lalu, saat aku sedang ngobrol santai di live Instagram. Di sana, aku membahas tentang ibu-ibu yang kewalahan mengurus anak di tempat umum. Aku tidak sedang menghakimi mereka. Sayangnya, bagian yang diunggah hanya sepotong. Padahal, di video aslinya, aku justru bicara tentang betapa beratnya menjadi ibu dan bahwa mereka butuh lebih banyak dukungan. Aku sadar, ucapanku saat itu bisa disalahartikan. Aku enggak akan membela diri dengan berkata 'Aku tidak tahu'. Aku hanya bisa meminta maaf atas kelalaianku dalam memilih kata-kata. Namun, aku juga ingin kalian tahu, aku tidak pernah bermaksud meremehkan perjuangan para ibu. Aku harap kalian mau melihatnya secara keseluruhan sebelum menilai."
Arina menarik napas panjang.
"Aku manusia. Aku bisa salah. Akan tetapi, aku juga ingin belajar dari kesalahan. Jika ada yang tersakiti, aku dengan tulus meminta maaf."
Lalu, dia menekan tombol stop.