Di tengah hamparan tanah yang mengandung emas, di bawah langit yang seakan mengawasi dengan diam, Bumi Panua tak pernah benar-benar tidur. Ia selalu bergolak, bukan karena letusan gunung berapi atau gempa bumi, melainkan karena pertarungan kepentingan yang tak berkesudahan.
Di tempat ini, hukum bukanlah soal benar atau salah, tetapi soal siapa yang bisa memastikan bahwa mesin tambang tetap berputar dan emas tetap mengalir. Tak ada yang benar-benar menginginkan pertambangan ilegal ini dihentikan, mereka hanya ingin memastikan bahwa aliran keuntungan mengalir ke jalur yang tepat.
Dan di sinilah peran sang koordinator.
Koordinator: Sang Penjaga Aliran Emas
Koordinator pertambangan rakyat bukanlah sekadar seseorang yang berdiri di tengah tambang, mengawasi pekerja yang berkeringat menggali tanah. Tidak, tugasnya jauh lebih kompleks daripada itu.
Ia adalah otak dari semua yang terjadi di bawah permukaan. Ia memastikan bahwa setiap gram emas yang keluar dari tambang ilegal ini memiliki jalur distribusi yang aman. Ia mengatur siapa yang harus menerima bagian, siapa yang harus diberi sedikit agar tetap diam, dan siapa yang harus diberi banyak agar bersedia menjaga.
Upeti yang dikumpulkan bukan sekadar untuk dirinya sendiri. Emas yang mengalir dari tambang ilegal ini harus sampai ke tangan yang tepat tangan yang bisa menjaga agar semua ini tetap berjalan.
Upeti: Harga dari Sebuah Keheningan
Di dunia pertambangan ilegal, keheningan adalah mata uang yang lebih berharga daripada emas itu sendiri.
Upeti yang dikumpulkan dari tambang ilegal ini bukanlah sekadar bagian dari keuntungan, melainkan biaya operasional untuk memastikan semuanya tetap berjalan mulus. Ada nama-nama yang harus diberi "rasa hormat," ada institusi yang harus "dibantu agar tetap bersahabat," dan ada individu yang harus "dihargai" agar tidak banyak bertanya.