Mohon tunggu...
Ra RuNias Production
Ra RuNias Production Mohon Tunggu... Lainnya - Suka membaca

Senang dengan cerita dan perjalanan menggunakan bus.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Privasi Karyawan vs Privasi Perusahaan

21 Oktober 2021   08:14 Diperbarui: 21 Oktober 2021   08:24 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antusiasme Auidence Menyaksikan Produk Baru

Hiruk pikuk sebuah perusahaan terjadi sejak karyawan mulai memasuki pintu utama. Terjadi sedikit kerumunan karena setiap karyawan diharuskan scan barcode peduli lindungi yang tertera di beberapa lokasi sebelum masuk ke area pabrik. Kesibukan bertambah lagi dengan adanya produk baru sehingga kamera dari HP karyawan harus ditutup dengan sticker, agar tidak digunakan untuk mengambil gambar produk baru tersebut.

Bukan hal yang aneh memang ketika waktu peluncuran produk baru, setiap kamera HP karyawan akan ditutup oleh sticker, tetapi saat ini menjadi lain karena sebelum di tutup sticker, setiap karyawan juga harus men scan barcode peduli lindungi sebagai tanda kehadiran memasuki area pabrik. Sehingga kerumitan ini akan berlangsung sampai produk baru tersebut resmi diluncurkan.

Memasuki 1 bulan terakhir sebelum peluncuran produk baru, tersebar anonim dari produk tersebut di berbagai media sosial. Sehingga menimbulkan banyak polemik terkait, fungsi dari penutupan sticker di kamera HP karyawan. Seperti biasa setiap kali akan meluncurkan produk baru, pasti masyarakat umum akan sangat antusias dengan spesifikasinya. Sehingga banyak muncul animator yang membuat anonim produk nya. 

Kali ini akan kita bagi menjadi dua bagian, yang pertama dari segi produsen atau kita menyebutnya Manufacturing dan satu lagi dari segi penjual atau Marketing. Beredarnya foto produk baru tersebut disinyalir sebagai kebocoran oleh manufacturingnya, tetapi di sisi lain ada juga yang mengungkapkan bahwa itu bagian dari strategi marketing. Kalau kita telaah, sebetulnya tidak ada yang salah dari kedua pernyataan tersebut. Karena masing-masing punya kepentingan. 

Foto yang beredarpun tidak tanggung-tanggung, foto itu berlatar belakang sebuah kantor tempat dimana produk tersebut di pamerkan sebagai unit contoh. Artinya bukan orang sembarangan yang mengambil foto dan menyebarkannya. Di sisi lain manufacturing,  masih menutup rapat seluruh akses untuk mengambil fotonya di area pembuatan produk tersebut.

Saya menilai ada ketidak sinergi an yang terjadi antara Manufacturing dan Marketing. Dimana masing-masing berusaha menjalankan fungsinya sendiri-sendiri, tanpa berkoordinasi dengan yang lainnya. Ini terjadi sejak kedua elemen tersebut memisahkan diri masing-masing sejak tahun 2004. Tentu saja ini harus dibenahi karena idealnya kedua elemen tersebut harus bersinergi antara Manufacturing ataupun Marketing. 

Dengan Slogan One Umbrela dianggap sudah pas karena mengungkapkan bahwa kedua elemen tersebut masih dalam satu payung yang sama. Tetapi lambat laun kenyataannya tidak sejalan, karena masing-masing punya kepentingan nya. Manufacturing tidak bisa memaksa Marketing untuk menjual seluruh produk yang sudah dibuat. Walaupun Marketing bisa menjual dengan strateginya sendiri-sendiri tetapi tidak semata-mata Manufacturing memaksakan untuk membuat produk sebanyak mungkin.

Kenyataan One Umbrela yang selama ini digunakanpun sudah tidak relevan, karena nyatanya bukan lagi kesamaan yang didapat dari dua elemen tersebut, tetapi lebih terkesan jalan masing-masing sesuai dengan kebutuhannya. Kebijakan kedua elemen tersebut tidak selalu sama, yang artinya masing-masing sudah punya dapur yang harus tetap di jaga.

Untuk saat ini bukan hanya ada dua elemen karena dari sisi Manufacturing juga sudah pecah lagi menjadi beberapa elemen, sehingga menjadi multy elemen. Semoga beberapa elemen tersebut bisa segera bersinergi lagi sehingga semangat One Umbrela akan tetap tertanam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun