Mohon tunggu...
R Arri Widyanto
R Arri Widyanto Mohon Tunggu... Dosen Universitas Muhammadiyah Magelang

Saya pribadi sederhana tertarik pada bidang digital

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kecerdasan Artifisial : Dari Unimma Untuk Masa Depan Pendidikan

14 September 2025   05:23 Diperbarui: 14 September 2025   05:23 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana pelatihan Koding AI di FT Unimma (Sumber: Dokumen Pribadi)

Saya masih ingat, dulu ketika anak saya belajar komputer di sekolah dasar, hal yang menurut saya sudah sangat luar biasa  adalah bisa menjalankan program Paint atau mengetik di Word. Siapa sangka, beberapa dekade kemudian, dunia pendidikan sudah berbicara tentang Kecerdasan Artifisial (Artificial Intelligence/AI).

Kini, AI bukan hanya soal robot pintar atau film fiksi ilmiah. AI sudah masuk ke ruang kelas, masuk ke kurikulum nasional, bahkan menjadi bagian dari capaian pembelajaran literasi digital anak-anak kita.

AI dan Tantangan Global


Dunia bergerak cepat. AI menjadi kunci dalam menjawab tantangan global, mulai dari kesehatan, transportasi, bisnis, hingga pendidikan. Kalau dulu guru hanya mengandalkan buku dan papan tulis, sekarang guru bisa menggunakan AI untuk membantu menyesuaikan materi belajar sesuai kebutuhan murid.
Itulah kenapa pemerintah Indonesia memasukkan AI ke dalam kurikulum nasional, dengan capaian literasi digital yang mencakup fase C, D, E, dan F. Artinya, sejak SD hingga SMA, anak-anak kita sudah diajak berkenalan dengan dunia AI.

UNIMMA dan Gerakan Koding AI

Di Magelang, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Magelang (FT UNIMMA) ikut ambil bagian dalam gerakan ini. Lewat Pelatihan Koding AI, para guru SD, SMP, hingga SMA/SMK di Kota dan Kabupaten Magelang dibekali pengetahuan tentang dasar-dasar AI.

Bukan sekadar teori, para guru juga diajak langsung mencoba koding AI. Bagaimana mesin bisa mengenali gambar, bagaimana data bisa dipakai untuk mengambil keputusan, hingga bagaimana AI bisa dipakai untuk membuat pembelajaran lebih menyenangkan.

Dari Guru ke Generasi Muda

Mengapa guru? Karena guru adalah ujung tombak. Kalau guru paham, maka ilmu itu akan diturunkan ke murid-muridnya. Dengan begitu, generasi muda Magelang (dan Indonesia) akan tumbuh sebagai generasi yang melek AI, kreatif, dan siap bersaing di tingkat global.


Gotong Royong Digital

Saya jadi teringat semangat gotong royong dalam Pramuka. Dulu, kita bersama-sama membuat menara bambu atau memasak untuk regu. Kini, semangat itu hadir dalam bentuk baru: gotong royong membangun literasi digital, dengan AI sebagai bekalnya.
AI bukan sekadar teknologi. Ia adalah bagian dari masa depan pendidikan anak-anak kita. Dan Magelang sudah ikut menyalakan obor perubahan itu.

"Kecerdasan Artifisial bukan hanya soal teknologi, tapi tentang bagaimana kita menyiapkan anak-anak untuk dunia yang akan mereka hadapi."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun