Mohon tunggu...
BANYU BIRU
BANYU BIRU Mohon Tunggu... Penulis - Guru | Pecandu Fiksi

Orang yang benar-benar bisa merendahkanmu adalah dirimu sendiri. Fokus pada apa yang kamu mulai.Jangan berhenti, jangan merendah, selesaikan pertandinganmu. Kita berkarya untuk keabadian. Sesungguhnya karya adalah anak. Biarkan ia berproses, tumbuh dewasa dan menemukan jodohnya.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dari Rakyat, untuk Rakyat, oleh Rakyat

2 Oktober 2019   20:45 Diperbarui: 2 Oktober 2019   20:52 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok dari CNN indonesia

Ketika saya membaca berita yang berjudul "Jejak Puan Maharani, ketua DPR Perempuan pertama Indonesia" yang dilansir oleh CNN, Rabu 2 Oktober 2019, saya teringat dengan tugas paper yang kami buat secara berkelompok.

Hal yang mendasari tulisan tersebut sederhana. Mengapa perempuan sangat minim memegang posisi yang strategis, bukannya wanita dan pria derajatnya sama?

Hasil kajian kami adalah, sekalipun kita mengaku sebagai negara demokrasi, ideologi yang relevan dengan konteks budaya kita, kita masih toleransi dengan "diskriminasi politik" khususnya terkait gender. Kita seakan-akan tak rela melepas sistem patrilineal yang sebagian besar masyarakat kita memegang prinsip tersebut.

Tetapi saya bersyukur, Tuhan benar-benar menunjukkan penyertaannya bagi negara ini. Ia bekerja melalui lembaga pemerintahan. Di tengah hiruk-pikuknya situasi politik, kritik ini dan itu dengan anarkisnya, Tuhan terus bekerja. Tuhan memunculkan pemimpin wanita untuk memegang kedudukan sebagai ketua DPR.

Untuk pertama kalinya dalam 74 tahun Indonesia merdeka. Semoga dengan kepemimpinannya seluruh masyarakat Indonesia semakin diberkati.

Mungkin tidak semua lapisan masyarakat dapat terangkul dibawah kepemimpinannya. Mungkin akan banyak suara rakyat yang tidak bisa dipenuhinya. Tetapi setidaknya kita tetap menaruh kepercayaan kita bahwa Tuhan memilih dan menyertai orang-orang yang ia pilih.

Kita seharusnya tak perlu berfokus pada fenomena-fenomena yang semakin melunturkan rasa optimis kita bahwa negara kita bisa lebih maju. Misalnya heboh dengan anggota DPR yang tertidur saat pelantikan. Apakah waktu kita tidak terbuang sia-sia dengan membahas orang yang tertidur?

Seharusnya kita tidak lagi berada pada tatanan heboh dengan fenomena tetapi bagaimana mengambil sikap dan memberikan solusi untuk fenomena yang ada. Melalui media sosial kita, mari kita sebarkan nilai-nilai positif. Kita sebagai pemuda yang mengaku "agent of change" juga harus menjadi agent of reconciliation. Pemersatu rakyat dengan pemerintah.

Tujuan saya menuliskan ini sangat sederhana. Sekedar ingin menyampaikan bahwa apapun yang terjadi pada bangsa kita Tuhan tak lepas tangan. Justru kita sebagai ciptaan harusnya bisa melihat dari perspektif yang berbeda.

Kita memiliki rasio yang di desain Allah untuk itu. Rasio itu diciptakan untuk sesuatu yang sifatnya konstruktif bukan destruktif. Mari kita memberikan respons positif untuk setiap perubahan. Memberikan solusi yang terbaik dengan hati yang bukan sekedar mengkritik tetapi menawarkan solusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun