“ Baik untuk lebih jelasnya silakan datang saja ke rumah kami di Kp. Rancabiru RT 03 RW 08, saya tunggu besok pagi pukul 08.00 Wib.” jawab ayahnya Maira kepada Mumtadz.
“Baik Pak, saya akan datang sesuai waktu yang telah ditentukan oleh Bapak, terimakasih karena sudah mengizinkan saya untuk datang ke rumah Bapak, kalau begitu saya izin menutup teleponnya. Assalamualaikum.” ucap Mumtadz untuk menutup pembicaraannya.
“Waalaikumsalam.” jawaban salam dari ayahnya Maira yang sekaligus menutup topik pembicaraan.
Setelah mendengar ajakan ayahnya Maira untuk datang ke rumahnya, Mumtadz merasa lega. Semuanya berjalan dengan baik dan ayahnya Maira pun mengizinkan dia untuk datang ke rumahnya.
Di sisi lain Ayahnya Maira kebingungan untuk menjelaskan situasi ini kepada anaknya.
“Nak, Ayah akan memberitahu sesuatu kepadamu. Ada seorang laki-laki yang ingin datang ke rumah untuk berniat menikahimu. Ayah tidak akan memaksamu, pilihan ada padamu, hanya saja kita coba dulu mendengar penjelasan dari dia kenapa ingin menikahimu.” ucap sang Ayah kepada anaknya.
Sontak Maira terkejut mendengar ucapan Ayahnya.
“A..a..apa Ayah? Ada seorang laki-laki yang akan menikahiku? Si...si..siapa?” tanya Maira dengan terbata-bata.
“Iya nak, kita lihat saja besok.” jawab ayahnya Maira.
Setelah mengetahui semuanya, Maira hanya duduk terdiam di kamarnya dan merenungi semua ucapan ayahnya.
Keesokan harinya, keluarga Maira mempersiapkan untuk menyambut kedatangan keluarga dari Mumtadz.