Mohon tunggu...
Rani Aulia
Rani Aulia Mohon Tunggu... Jurnalis - @ranii_nhy

Belajar menjadi penulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel | Lisa

26 Februari 2020   11:31 Diperbarui: 26 Februari 2020   11:26 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pembunuh ayah kamu lagi? "Tanya Risa lagi.

Lisa hanya mengangguk.

"Apa kamu yakin orang itu menabrak ayah kamu dengan sengaja?Tanya Risa.

"Aku sangat yakin Ris, kalau misalkan ngga sengaja kenapa mesti lari? Kenapa gak pernah datang hanya untuk meminta maaf?Aku cape Ris udah sepuluh tahun aku di hantui bayangan itu. mimpinya selalu muncul Ris." Ucap Lisa.

"Apa ada orang yang kamu curigai Lis? "tanya Risa lagi.

"Tidak ada"jawab Lisa lemah.


"Pagi ayah!" sapa Lisa.
"Pagi sayang, ayo makan!"Ajak Fahri.
Lisa langsung duduk di depan Fahri.
"Ayah aku ingin bicara serius." Kata Lisa.
"Mau bicara apa sihhh anak ayah?" Tanya Fahri.
"Ayah selama ini aku selalu di hantui mimpi tentang kecelakaan sepuluh tahun yang lalu jadi aku memutuskan aku ingin mencari tahu tentang pelaku yang sudah menabrak ayah Rehan." kata Lisa.
"Uhukk.. Uhukkk...Uhukk" Batuk Fahri.
"Ayah kenapa? Ini ayah minum!"Titah Lisa sambil menyodorkan gelas yang berisi air.
"Kau tahu kan Lisa, bukan maksud ayah untuk melarang kamu, tapi ayah khawatir. Keluarga kita ini sangat besar apalagi kita memiliki perusahaan ternama. Jadi masalah sekecil apapun,orang-orang akan menyorot keluarga kita Lisa."Ucap Fahri
"Justru itu ayah, karena keluarga kita punya nama kita akan lebih mudah mencarinya"Bela Lisa.
"Kalau kamu sayang ayah jangan lakukan itu!" Bentak Fahri.
"Kenapa ayah tidak mau mengerti,Lisa harus mencarinya. Lisa tersiksa ayah" Ucap Lisa sambil terisak.
"Diam Lisa. Kamu tidak mengerti apa-apa. Masuk ke kamar kamu sekarang!" Titah Fahri.
Lisa bingung kenapa setiap membicarakan masalah mengenai ayahnya,Fahri selalu marah. Apa jangan-jangan...
Tok.. Tok.. Tok!
Ceklek... ( Fahri menghampiri Lisa)
"Keluar ayah, Lisa tidak ingin berbicara dengan ayah. " Titah Lisa.
"Dengarkan dulu ayah nak ayah minta maaf,bukan maksud ayah begitu. Ayah mohon maafkan ayah." Pinta Fahri.
"Jika kamu ingin mencari tahu orang yang sudah menabrak ayah kamu. Maka carilah!" Ucap Fahri.
"Yang benar ayah?" tanya Lisa.
"Benar sayang, ayah izinkan kamu untuk mencari pelaku yang sudah membunuh ayah kandungmu." ucap Fahri.
Aku sudah salah menduga, aku anak tak tahu diri. Bagimana mungkin aku berpikiran bahwa ayah Fahri yang telah menabrak ayah Rehan sampai meninggal.
"Ayahhh maafkan aku hikss.. hikss.. karena telah berpikir yang tidak-tidak mengenai ayah. Ayah benar, ayah sudah membangun keluarga ini sampai seperti ini dengan penuh kerja keras. Maafkan aku yang sudah egois ayah"Isak Lisa.
"Tidak nak, ayahlah yang sudah egois. Sekarang silahkan cari pelaku yang sudah membunuh Rehan. "kata Fahri.
"Terimakasih banyak ayah aku sayang ayah." Ucap Lisa sambil memeluk ayahnya.

Pagi ini Lisa sangat bahagia karena sudah diizinkan oleh ayahnya. Lisa sangat beruntung karena memiliki ayah angkat seperti Fahri.
"Risaaaa" panggil Lisa.
"Ehhh Lis tumben ceria ada apa nihh." Ucap Risa.
"Aku udah bisa cari pelaku itu Ris" Kata Lisa sumbringah.
"Serius..Udah di izinin?" Tanya Risa antusias.
"Beneran,bantuin cariin yaaa..yaaa.. yaaa.." Pinta Lisa memasang wajah memelas.
"Yelahhhhh,, kalau bukan aku siapa lagi" ucap Risa mantap.
"Issssshhhhh" Lisa hanya mendengus.

"Nona Lisa? Mau bertemu dengan ibu Sinta?" Tanya Suster.
"Ahhh iyaaa sus, bagaimana keadaannya?" Tanya Lisa.
"Sudah membaik, ayo ikut saya!" Ajak suster.
"Ibuuuuuuuuu, bagiamana kabar ibu? Sehat kan bu? Maafin Lisa yaa bu baru bisa nengok ibu sekarang. Ibu tahu gak hari ini Lisa bahagia banget. Ibu tahu kenapa? Karena Lisa secepatnya bakalan nangkep orang yang udah nambrak ayah. Ibu seneng kan? Iya kan bu?" Ucap Lisa.
Ya, Sinta sedang tidur. Walaupun begitu Lisa tetap senang karena bagi Lisa melihat ibunya tenang seperti ini adalah suatu kebahagiaan bagi Lisa. Lisa bisa mengobrol dengan ibunya dengan tenang dan nyaman. Lisa sangat menyayangi ibunya. Karena bagaimana pun ibunya adalah kekuatan dan kelemahan Lisa. Lisa berharap suatu saat nanti dirinya dan ibunya bisa berkumpul kembali hidup dengan bahagia.
"Aku harus segera menemukannya." ucap Lisa dalam hati.

Lisa sangat bersyukur walaupun semua orang meninggalkannya,tapi dia masih memiliki ayah Fahri dan juga sahabatnya Risa. Lisa sangat menyayangi keduanya.
"Pokonya jangan sampai bocor, awas kalau bocor!! " Bentak Fahri.
"Ayah sedang berbicara di telepon dengan siapa? Kok marah marah?" tanya Lisa.
"Aaaa.. Aaaa.. Itu... Ehhh,ngga kok nak,biasa masalah kantor. " ucap Fahri dengan nada gugup.
"Kok ayah kaya ketakutan gitu sih?" tanya Lisa lagi.
"Kamu sihh, ngangetin ayah,udah ahhh. Gimana kuliah kamu?" tanya Fahri mengalihkan pembicaraan.
"Biasa yah, ya udah yaaa aku ke kamar dulu." jawab Lisa.
Di dalam kamar Lisa merenung memikirkan kenapa ayahnya seaneh tadi.
"Kok ayah aneh banget sihh sampai gugup segala. Apa mungkin... Ahhh tidak-tidak,ayah tidak mungkin seperti itu. Ayah sangat sayang Lisa. Ngga mungkin ayah jahat sama Lisa. Lisa harus percaya ayah Fahri. Bagimana pun Lisa sudah di besarkan oleh ayah Fahri. Tidak mungkin ayah Fahri membohongi Lisa. " ucap Lisa dalam hati.
Pagi sudah tiba, hari ini Lisa akan mencari pelaku itu. Sebelum itu, dia akan menghampiri sahabatnya terlebih dahulu yaitu Risa untuk meminta bantuannya.
Tokk.. Tokk.. (Lisa mengetuk pintu rumah Risa)
"Risaaaaa"panggil Lisa.
"Ehhh Lisa, ayo masuk!" ajak Risa.
"Btw kemarin aku lihat ayah kamu tahu di pinggir jalan lagi ngobrol sama om om. Serius banget, soalnya ayah kamu sampai marah-marah. " ucap Risa.
" Ohhh yaaa? Sebenarnya aku juga mendengar ayah berbicara di telepon marah-marah." ucap Lisa.
"Kamu denger ayah kamu bilang apa?" Tanya Risa.
"Pokonya jangan bocor-bocor gitu." ucap Lisa
"Apa jangan-jangan ada rahasia yang disembunyikan ayah kamu. Apa mungkin ayah kamu yang... " ucap Risa.
"Tidak-tidak bukan ayah pelakunya." ucap Lisa seakan-akan tahu arah pembicaraan Risa.
"Kenapa kamu yakin bisa saja kan." ucap Risa.
"Kalau ayah pelakunya gak mungkin ayah ngizinin aku untuk cari pelakunya. " ucap Lisa.
"Bisa saja dia ingin mengecoh kamu "ucap Risa.
"Suttttttttttt... Sudah,aku tidak ingin mendengar apapun lagi.

Tengah malam Lisa terbangun,tenggorokkannya kering.Dia menuju dapur untuk meneguk segelas air.
"Bagus sekarang urusanmu selesai, sekarang kamu pergi jauh-jauh.Awas kalau datang lagi! " Kata Fahri.
Suara Fahri terdengar oleh Lisa karena Fahri berada di halaman belakang rumah. Lisa segera menghampiri Fahri. Lisa penasaran dengan apa yang dilakukan ayahnya malam-malam begini.
"Ayah, ayah sedang berbicara dengan siapa? " Tanya Lisa.
"Ehhhh, ka.. kamu belum tidur?"tanya Fahri.
"Jangan mengalihkan pembicaraan ayah. Lisa tanya tadi ayah sedang berbicara dengan siapa? Tanya Lisa.
"Ahhh itu teman ayah biasa masalah pekerjaan." jawab Fahri.
"Kok malam-malam? Terus kenapa harus di belakang rumah?kenapa tidak di dalam saja?" tanya Lisa bertubi-tubi.
"Aaaaaaaaa ayah sudah ngantuk, ayah tidur duluan ya" jawab Fahri setelah menguap.
Kini ucapan Risa terngiang-ngiang di kepalanya. Mungkin saja Risa benar bahwa ayahlah yang telah menabrak ayah Fahri dengan sengaja. Tapi untuk apa?  Selama ini ayah Fahri lah yang telah merawat Lisa dengan penuh kasih sayang layaknya seorang ayah kandung. Tidak mungkin kalau ayah Fahri itu orang jahat. Tidak mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun