Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Berbagi Pengalaman: Mengapa Harus Berhati-hati dengan Kata-kata Lisan Tulisan Kita?

5 Maret 2023   15:48 Diperbarui: 5 Maret 2023   16:33 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dokumentasi pribadi

Menulis bagi banyak orang sama dengan berkata atau bicara biasa-biasa saja. Selesai dikatakan atau diutarakan ya selesai. That's it. Mungkin melegakan karena sudah diungkapkan.

Padahal menulis (atau memberikan kata apapun yang bisa dibaca) di media sosial sebenarnya adalah hal yang jauh dari kata selesai!

Beberapa kasus kisah nyata berikut ini belum lama terjadi dan barangkali bisa direnungkan.

1. Konten kreator Jerome Polin dan dua oknum mahasiswa sebuah fakultas kedokteran terkemuka Indonesia menelurkan sebuah konten dansa-tari ala Tiktok dengan atribut dan kostum jubah medis ala kedokteran. Sayangnya, kalimat yang digunakan sebagai penutup konten ternyata sangat tidak elok untuk digunakan.

Kalimat "Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin." kedengarannya sederhana dan tidak bermaksud buruk sama sekali, namun memiliki makna mendalam di mana tidaklah pantas untuk dijadikan bahan hiburan dan bercandaan. Kalimat itu kerap dipergunakan sebagai kalimat permintaan maaf jika dokter tidak dapat berbuat banyak kepada pasien yang mereka telah beri bantuan medis.

Akibatnya Jerome Polin harus meminta maaf kepada semua warganet dan mungkin harus kehilangan simpati sebagian followers atau penggemarnya.

2. Pangeran Harry dan istrinya Meghan Markle meluncurkan buku riwayat hidup berjudul Spare yang dianggap membawa aib dan melukai hati keluarga besar Kerajaan Inggris. Walau menulis autobiografi/biografi adalah sebuah hak asasi, keberadaan dan isi buku penuh pengakuan kontroversial dan pendapat subjektif tersebut dianggap kurang layak jika diumbar oleh seorang pangeran.

Akibatnya Pangeran Harry dan istrinya diusir dari kediaman yang diberikan kepada mereka di Inggris, dan tentu saja ada sanksi sosial yang mungkin jauh lebih berat.

Jelas jika kata-kata dan kalimat apa saja yang kita ucapkan dan terakan akan menjadi sorotan. Jangankan yang ketahuan dan viral, yang kita anggap sepi dan aman saja bisa sangat berbahaya apabila kita tidak hati-hati.

Fiksi, non fiksi, status, konten. Mari kita semua belajar dari kedua kasus nyata di atas dan berhati-hati dalam setiap ucap lisan tutur dan tulisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun