Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 60)

3 Maret 2023   17:13 Diperbarui: 3 Maret 2023   17:16 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi edit pribadi

"Tu-tu-tuan! Jika aku boleh tahu, siapa nama Anda? Apakah Anda mengalami musibah yang sama sepertiku? Atau hanya sakit biasa saja dan masih beruntung bisa selamat, tak seperti diriku yang harus bernasib sesial ini, harus rela kehilangan dua anggota tubuhku?"

Walau suaranya tak terlalu keras, Orion mendengar pertanyaan pria itu. Tetapi ia hanya terdiam tanpa segera menjawab. Ia begitu cemas pada kondisi kesehatannya sendiri sehingga ia tak langsung bisa menjawab pertanyaan Russell itu. Sesungguhnya bukan dirinya yang ia betul-betul khawatirkan, melainkan Maharani. Ia tak ingin meninggalkan gadis yang baru kemarin dinikahinya, pengantin wanita yang masih sangat dirindukannya.

Bagaimana jika Rani mengalami nasib seperti mamaku, ditinggal papa yang pergi selamanya gegara jahatnya virus Hexa? Tidak, aku takkan menyerah pada penyakit terkutuk ini!

"Jawablah aku, Tuan!" Russell sekali lagi memohon dengan suara yang makin parau, "Apakah aku mengenal Anda? Sepertinya Anda pria muda yang ikut bersuara membubarkan kerumunan pencari bantuan di depan kediaman Delucas dua malam kemarin! Aku ada di sana dengan senapanku, kami hanya berusaha mendapat bahan pangan dengan cara apapun. Aku juga salah satu kepala keluarga yang gagal menerima pada acara pembagian jatah pangan, karena itulah aku berusaha datang lagi kedua kalinya. Aku hanya mewakili keluarga dan teman-teman di Chestertown yang mulai kelaparan dan putus asa pada awal pandemi baru ini! Kami butuh solusi, perlindungan & bahan pangan. Makanya aku nekat keluar, tetapi..."

"Betul... maaf, aku sendiri sangat ingin membantu kalian lebih banyak lagi, tetapi sayangnya... istriku, Lady Rosemary, tidak mengizinkan!"

"Oh, Tuan Orion Delucas, jadi itu betul-betul Anda? Syukurlah! Jika begitu, kali ini Anda harus membantuku keluar dari sini, Tuan! Jika tidak, teman-temanku, seluruh anggota keluargaku dari Chestertown akan keluar untuk mencariku! I beg you, please help me! Help us!" Russell memohon, suaranya hampir seperti ingin menangis. Penuh kesedihan dan kemarahan disertai penderitaan luar biasa.

"Tetapi sangat berbahaya untuk keluar begitu saja dari sini dalam keadaan seperti ini, Tuan Russell! Mungkin sekali dokter Kenneth dan timnya yang merawat kita di sini akan membantu penyembuhan dan pemulihan kita. Kumohon, bersabar dan tabahlah dulu!" Walau mencoba menghibur, Orion merasa seperti berbicara kepada dirinya sendiri, memberi kekuatan yang ia butuhkan.

"Uh, tabah? Walaupun sulit, jika Anda yang mengatakannya, aku jadi lebih bersemangat. Ya, bagaimanapun sakitnya, kurasa aku harus mencoba bertahan. Anda benar, Tuan Orion! Walau kehilangan kaki dan tangan, tetapi tak boleh kehilangan nyawa! Aku harus bisa bertahan, walau akhirnya akan tragis sekalipun!"

Harapan Orion dalam kegalauan juga mulai bangkit, seakan-akan mendapat rekan baru yang belum pernah dilihatnya. "Tuan Russell, apa kau masih punya jatah makan malam? Makanlah, minumlah. Aku tahu kau pasti lapar dan haus, juga merasa sesak. Kurasa ini gejala awal atau akibat terinfeksi Octagon. Kita butuh energi dan asupan untuk pulih. Cobalah untuk bangkit."

"Ya, Anda benar. Aku tadinya malas makan-minum walau lapar dan haus sekali, rasanya ingin segera mati saja. Tapi jika begitu, berarti aku menyerah. Tuan Orion, karena semangat dari Anda, aku janji takkan mengeluh lagi, walau luka-luka amputasiku masih terasa nyeri. Te-te-terima kasih!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun